BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebenarnya ambisi bukan sesutau yang buruk. Sebaliknya sering kita dengar bahwa, tanpa ambisi kita tidak akan dapat mencapai puncak. Hasrat yang sehat untuk berhasil dengan memaksimalkan tenaga dan fikiran adalah ambisi yang baik. Apabila hasrat itu ditempuh karena tidak pernah puas dan tidak mampu menghargai apa yang sudah dimiliki saat ini, namanya juga ambisi. Iktikadnya berbeda tetapi secara lahiriah tidak terlihat perbedaannya. Ambisi mempunyai dua ciri yang menonjol, yaitu penguasaan Sesutu dengan segenap tenaga dan fikiran serta kebutuhan akan pengakuan berupa ketenaran, status, pujian atau kehormatan. Penguasaan dan pengakuan merupakan dua dimensi penggerak ambisi yang sama kuatnya. Tanpa penguasaan tidak akan ada keberhasilan dan keberhasilan tanpa pengakuan menimbulkan rasa prustasi dan tidak berguna, seperti pertandingan tanpa penonton tanpa juri. Ketergantuangan akan penilaian dan pengakuan orang lain inilah yang menyebabkan orang merasa rentan sehingga ambisi memberikan kesan yang buruk.
Dalam hal menciptakan ambisi tidak ada bedanya antara pria dan wanita, tetapi waktu menempuhnya yang membutuhkan penilaian, dukungan dan pengakuan dari orang lain, wanita terpisah dan tertinggal jauh dari kaum pria. Menurut Anna Fels MD seorang psikiater dan pengamat, kebanyakan wanita tidak suka dikatakan ambisius. Bagi mereka ambisi membawa pengertian egois dan sombong atau memanipulasi orang lain untuk tujuan sendiri. Sangat berbeda dengan kaum pria yang menganggap ambisi adalah bagian penting dari hidup mereka. Anehnya kaum wanita yang tidak menyukai ambisi bagi mereka, dengan senang hati memuji kaun pria yang berambisi.
B. Tujuan dan Manfaat
1. Dengan penyusunan makalah ini diharapkan mampu memberikan gambaran informasi tentang bagaimana kepribadian ambisius itu dan apa sebenarnya fakto pendukung yang menyebabkan seseorang berkepribadian ambisius.
2. Sebagai referensi yang dapat digunakan para pendidik untuk menjadi sumber acuan dalam menghadapi peserta didik yang memiliki kepribadian ambisius.
Setelah membaca dan memahami isi mater dalam makalah in, diharapkan para mahasiswa memiliki pengetahuan yang terkait dengan bagaimana seseorang itu dapat dikatakan ambisius, apa sisi positif dan sisi negatif dari orang mbisius, dan bagaimana menghadapi orang yang memiliki ambisi yang kuat.
C. Rumusan Masalah
Bagaimana langkah dan upaya yang perlu diperhatikan dalam menghadapi sosok ambisius?
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Ambisius
1. Pengertian Ambisius
Tika Bisono mengatakan bahwa ambisius itu kata sifat dari ambisi. Yang namanya kata sifat ada positif dan negatifnya. Ambisi yang positif dimiliki oleh orang supaya bisa berprestasi dengan baik dan menghasilkan karya terbaik, sementara kalau yang negatif itu sebuah ambisi yang tidak sebanding dengan potensi yang dimiliki, sehingga dia akan memaksakan segala cara.
Ambisi adalah keinginan untuk mencapai sesuatu atau kemauan untuk mencapai sukses. Di sini, arti ambisi jelas-jelas berkonotasi positif. Begitu pula dengan ambisius, yang menunjuk pada orang yang berambisi. Ambisi ternyata penting dimiliki, karena ambisilah yang menggerakkkan seseorang untuk mencapai tujuan-tujuan berkarier. Tanpa ambisi, seseorang seolah-olah tidak melakukan apa pun.
Jika tidak, anda akan menjadi seorang yang ambisius. Patut dicatat, ambisius memiliki arti yang berbeda dengan ambisi. Umumnya, mereka yang ambisius memiliki minat dan keinginan yang menggebu-gebu pada suatu bidang. Dan biasanya mereka berperilaku egois dan menghalalkan segala cara demi mencapai keinginannya.
Ambisius merupakan individu yang sangat bergairah dan mempunyai keinginan atau hasrat yang kuat dalam mencapai penghargaan atau prestasi dalam satu lingkungan tertentu, dan mengarah pada gangguan spectrum bipolar. Orang yang berisiko mania menunjukkan peningkatan kepercayaan diri dibandingkan dengan kontrol sehat. (Gruber, J., & Johnson, S. L. ;2009).
2. Ambisius dalam Teori
a. Teori Alfred Adler
Ciri-ciri orang yang ambisius menurut Adler, yaitu:
1) Merendahkan (depreciation) adalah kecenderungan menilai rendah prestasi orang lain dan menilai tinggi prestasi diri sendiri. Maksud dibalik depresiasi adalah untuk mengecilkan orang lain sehingga kalau dibandingkan penderita akan lebih baik.
2) Menuduh (accusation) adalah kecenderungan menyalahkan orang lain atas kegagalan yang dilakukannya sendiri, dan kecenderungan untuk mencari pembalasan dendam, sehingga mengamankan kelemahan harga dirinya.
3) Menuduh diri sendiri (self accusation) ditandai oleh menyiksa diri. Dalam aktualisasi diri penderita neurotik menilai diri rendah, dengan tujuan membebankan penderitaan orang lain kepada dirinya, untuk melindungi harga dirinya.
b. Teori Karen Horney
Manusia untuk mendapat lingkungan yang disiplin dan hangat, akan mengembangkan perasaan aman dan percaya diri, dan kecenderungan untuk bergerak menuju realisasi diri.
Pengaruh negatif pada awal perkembangan sering merusak, sehingga membuat orang merasa terisolir inferior, dan asing dengan dirinya sendiri. Kemudian mereka ingin memperoleh perasaan diri yang ideal.
Tiga aspek diri ideal neurotik, yaitu :
1) Pencarian keagungan neurotik
2) Penuntut yang neurotik
3) Kebanggaan neurotik
c. Teori Hipocrates
Dalam aspek biologis, kepribadian ambisius dalam tubuhnya dipengaruhi/didominasi oleh empedu kuning (choleris), yaitu orang yang berorientasi pada pekerjaan dan tugas, dia adalah seseorang yang mempunyai disiplin kerja yang sangat tinggi.
Kelebihannya adalah dia dapat melaksanakan tugas dengan setia dan akan bertanggungjawab denga tugas yang diembannya.
Kelemahannya adalah kurang mampu untuk merasakan persaan orang lain (empati), belas kasihannya terhadap penderitaan orang lain juga agak minim. Karena perasaannya kurang bermain
d. Teori Sigmunt Freud
Menurut insting mati atau thanatos insting yang mendorong seseorang untuk merusak diri sendiri dengan mengarahkan energinya secara berlebihan tanpa memikirkan diri sendiri.
3. Ambisius dalam Jurnal
Dalam kepribadian ambisius terdapat empat sifat emosi positif (sukacita, kebanggaan, kasih sayang, cinta) dan lima tujuan hidup ambisius (ketenaran, kekayaan, pengaruh politik, keluarga, teman). Survei pada 2 Universitas oleh HPS (Hypomanic Personality Skala) menyatakan orang yang ambisius lebih mengharapkan penghargaan (sukacita) dan fokus pada prestasi (sombong) dan kurang pada hubungan prososial (cinta, kasih sayang). Dan mereka lebih mengutamakan ekstrinsik (ketenaran, politik) dibandingkan dengan orientasi tujuan ambisius (keluarga, teman) dengan pengecualian kekayaan.
Ambisius juga termasuk dalam ganguan bipolar, yaitu:
a. Satu masa yang berlebihan dalam mencapai sesuatu
(American Psychiatric Association, 2000)
b. Berhubungan dengan gangguan fungsional yang mendalam
(Coryell et al, 1993).
c. Penyebab utama kecacatan medis peringkat keenam di seluruh dunia (Murray & Lopez, 1996).
d. Faktor orang melakukan bunuh diri.
e. Berfokus sepenuhnya pada faktor-faktor biologis/ gangguan jiwa yang diwariskan. (McGuffin et al, 2003.).
Dua faktor yang berhubungan dengan peningkatan bipolar, yaitu :
a. Peningkatan dalam emosi positif disposisional yang terkait dengan prestasi dan penghargaan dibandingkan dengan prososial, berorientasi dengan emosi positif.
b. Tujuan ambisius yang berhubungan dengan ekstrinsik dibandingkan prososial, berorientasi dengan tujuan.
Hasil survei HPS terhadap 302 mahasiswa (antara usia 18 – 31tahun)
a. University of California Barkeley, 95 mahasiswa, 75 % pria lebih ambisius daripada wanita.
b. University of Miami, 207 mahasiswa, 66 % pria lebih ambisius daripada wanita.
4. Ciri-ciri Orang yang Ambisius
Ciri-ciri orang yang berkepribadian ambisius menurut Frieldman dan Rosenman, antara lain:
a. Menjadwalkan semakin banyak aktivitas dalam waktu yang semakin sempit.
b. Tidak memperlihatkan atau tidak tertarik terhadap lingkungan atau keindahan.
c. Menyuruh orang lain berbicara dengan cepat.
d. Sangat tidak sabar jika harus mengantri atau menyetir mobil dibelakang kendaraan yang jalannya lambat.
e. Selalu menggerakkan tangan ketika berbicara.
f. Sering menggoyang-goyangkan kaki dan mengetuk-ngetukkan jari.
g. Pola bicara yang eksplosif dan sering berbicara cabul.
h. Menjadikan selalu datang tepat waktu sebagai pemujaan.
i. Sulit untuk duduk saja tanpa melakukan apapun.
j. Bila bermain ingin selalu menang, walaupun bermain dengan anak-anak.
k. Menilai kesuksesan diri sendiri dan orang lain dengan membandingkan jumlah.
l. Bila bicara sering membasahi bibir, mengangguk anggukkan kepala, menggenggam tangan, memukul meja atau menghela nafas.
m. Tidak sabar melihat orang lain mengerjakan hal-hal yang menurutnya dapat dilakukan lebih cepat dan baik.
n. Suka mengedip-ngedipkan mata atau menaikkan alis.
o. Gaya bicara tajam dan sangat agresif.
p. Selalu makan, berbicara dan berjalan cepat.
q. Tidak sabar terhadap orang yang lamban, suka memotong pembicaraam orang lain.
r. Sering mengerjakan banyak hal dalam waktu yang bersamaan (polyphasic)
s. Egois, hanya tertarik pada pembicaraan yang berhubungan dengan dirinya dan mencoba mengarahkan pembicaraan sesuai dengan kehendaknya.
t. Merasa bersalah bila santai dan sulit tenang setelah selesai bekerja.
u. Mengarah pada hal-hal yang sepatutnya dihargai.
v. Tidak ada perhatian dan tidak bisa mengingat rincian suatu ruang.
w. Bila disaingi akan terjadi keributan.
x. Percaya bahwa keberhasilan dicapai dengan mengerjakan segala sesuatu lebih cepat, sehingga ia terus bekerja dengan cepat.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ambisius
Ambisius adalah seseorang yang memiliki sikap mental yang kuat untuk merubah hidupnya agar lebih baik, yang dapat mencetus semangatnya menuju kesuksesan, ambisius juga dapat merubah kesengsaraan, kegagalan, dan kekalahan menjadi kebahagiaan, kesuksesan dan keberhasilan.pada dasarnya ambisi dalam diri manusia memang bagus, selama ambisi itu dapat dikendalikan dengan baik.
B. Ciri-ciri Orang Ambisius
1. Selalu bersedia bekerja keras demi mewujudkan ambisinya. Bagusnya orang yang ambisius, jika gagal tidak cepat putus asa. Mereka yang ambisius umumnya juga cerdik dan terkadang licik. Mereka pandai memanfaatkan waktu dan orang lain untuk kesenangan dan mencapai tujuannya sendiri.
2. Jika bekerja dalam tim ia ingin selalu menonjolkan ide-idenya. Ia ingin orang lain mengakui bahwa idenya lebih bagus daripada orang lain. Ia akan berusaha agar idenya lah yang diterima. Orang yang ambisius juga biasanya haus akan pujian. Dengan demikian jika idenya diterima ia berharap akan mendapat pujian dari sana sini.
3. Dalam setiap kesempatan seperti presentasi, meeting, seminar, dsb ia selalu dominan bicara. Di banding yang lain ia memang terkesan lebih banyak berbicara. Maksudnya tentu saja agar orang-orang yang hadir menyadari kelebihannya.
4. Jika ada orang yang lebih menonjol dari dirinya ia tidak segan untuk mengalahkan dengan caranya sendiri. Kadang ia nggak peduli cara yang diambilnya merugikan orang lain atau tidak, yang penting keinginannya dapat terlaksana.
5. Biasanya si ambisius juga selalu percaya diri. Ia yakin dan sangat percaya dengan kemampuannya, sehingga ia cenderung menganggap remeh kemampuan orang lain.
6. Selalu bersedia bekerja keras demi mewujudkan ambisinya.
7. Mereka pandai memanfaatkan waktu dan orang lain untuk kesenangan dan mencapai tujuannya sendiri.
8. Jika bekerja dalam tim ia ingin selalu menonjolkan ide-idenya. Ia ingin orang lain mengakui bahwa idenya lebih bagus daripada orang lain.
9. Ia akan berusaha agar idenya lah yang diterima. Orang yang ambisius juga biasanya haus akan pujian. Dengan demikian jika idenya diterima ia berharap akan mendapat pujian dari sana sini.
10. Dalam setiap kesempatan seperti presentasi, meeting,seminar, dsb. Ia selalu dominan bicara. Di banding yang lain ia memang terkesan lebih banyak berbicara. Maksudnya tentu saja agar orang-orang yang hadir menyadari kelebihannya.
11. Jika ada orang yang lebih menonjol dari dirinya ia tidak untuk mengalahkan dengan caranya sendiri. Kadang ia tidak peduli cara yang diambilnya merugikan orang lain atau tidak, yang penting keinginannya dapat terlaksana.
12. Biasanya si ambisius juga selalu percaya diri. Ia yakin dan sangat percaya dengan kemampuannya, sehingga ia cenderung menganggap remeh kemampuan orang lain.
C. Dampak dari Ambisius
Berkaitan dengan kesehatan, mengalami:
1. Stress
2. Depresi
3. Serangan jantung
D. Cara Menumbuhkan Sekaligus Mengendalikan Ambisi
1. Milikilah tujuan yang jelas dan mengaculah pada tujuan tersebut dengan kemauan yang tinggi.
2. Tentukan kapan dapat bekerja untuk merealisasikan tujuan anda.
3. Bertindaklah dengan penuh optimisme dan singkirkan sikap pesimisme.
4. Jika gagal, pelajari penyebabnya. Jangan merubah tujuan hanya karena anda gagal.
5. Bekerja samalah dengan orang-orang yang dapat membantu anda. Eksploitasi gagasan anda untuk merumuskan tujuan yang jelas. Dalam hal ini sugesti dalam diri juga memberi kekuatan yang luar biasa dalam menumbuhkan ambisi.
6. Selalu berpikir positif. Ambisi yang positif menjauhkan anda dari rasa takut, iri hati, ragu-ragu, dendam, dan benci.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa kepribadian ambisius adalah seseorang yang memiliki sikap mental yang kuat untuk merubah hidupnya agar lebih baik, yang dapat mencetus semangatnya menuju kesuksesan, ambisius juga dapat merubah kesengsaraan, kegagalan, dan kekalahan menjadi kebahagiaan, kesuksesan dan keberhasilan. Pada dasarnya ambisi dalam diri manusia memang bagus, selama ambisi itu dapat dikendalikan dengan baik.
Adapun ciri-ciri dari orang yang berkeperibadian ambisius meliputi:
1. Selalu bersedia bekerja keras demi mewujudkan ambisinya
2. Jika bekerja dalam tim ia ingin selalu menonjolkan ide-idenya
3. Dalam setiap kesempatan seperti presentasi, meeting, seminar, dsb ia selalu dominan bicara
4. Jika ada orang yang lebih menonjol dari dirinya ia tidak segan untuk mengalahkan dengan caranya sendiri
5. Yakin dan sangat percaya dengan kemampuannya, sehingga ia cenderung menganggap remeh kemampuan orang lain
Dampak dari ambisi yang berlebihan akan berdampak pada gangguan kesehatan, diantaranya adalah stress, depresi, serangan jantung, dsb.
Dalam mengatasi ambisi yang berlebihan, ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Milikilah tujuan yang jelas dan mengaculah pada tujuan tersebut dengan kemauan yang tinggi.
2. Tentukan kapan dapat bekerja untuk merealisasikan tujuan anda.
3. Bertindaklah dengan penuh optimisme dan singkirkan sikap pesimisme.
4. Jika gagal, pelajari penyebabnya. Jangan merubah tujuan hanya karena anda gagal.
5. Bekerja samalah dengan orang-orang yang dapat membantu anda. Eksploitasi gagasan anda untuk merumuskan tujuan yang jelas. Dalam hal ini sugesti dalam diri juga memberi kekuatan yang luar biasa dalam menumbuhkan ambisi.
6. Selalu berpikir positif. Ambisi yang positif menjauhkan anda dari rasa takut, iri hati, ragu-ragu, dendam, dan benci.
B. Saran
Pemaparan sekilas tentang kepribadian ambisius dalam makalah ini sangat sederhana, yang kemudian pengembangannya dapat dilakukan dengan mencari berbagai sumebr lain yang lebih relevan.
Ciri-ciri dari kepribadian ambisius dalam makalah ini lebih bersifat objektif, semua kepribadian dalam diri individu tergantung dari berapa besar dominan suatu ciri dalam kehidupan sehari-hari, jadi apabila hanya sebagian kecil saja ciri kepribadian yang sama, maka itu belum tentu individu itu dapat dikatakan ambisius.
Pengalaman apapun yang terjadi dalam hidup ini hendaknya selalu dapat dilihat hikmah positif dan senantiasa bersikap optimis bahwa akan selalu ada harapan untuk kehidupan yang lebih baik dimasa mendatang walaupun tanpa adanya sikap berlebih-lebihan. Selain itu sebagai individu perlu diingat pula bahwa bagaimana pun kita tidak dapat hidup sendiri san senantiasa membutuhkan orang lain untuk berbagi agar tidak ada kesenjangan sosia dalam kehidupan bermasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. (2007). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Boeree, C. G. (2010). Personality Theories. Yogyakarta: Prismasophie.
Gruber, J., & Johnson, S.L. (2009). Positive Emotional Traits And Ambitious Goals Among People At Risk For Mania: The Need For Specificity. International Journal of Cognitive Therapy. International Association for Cognitive Psychotherapy, 2(2), 176-187, 2009.
Olson, K. (2005). Psikologi Harapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sobur, A. (2009). Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebenarnya ambisi bukan sesutau yang buruk. Sebaliknya sering kita dengar bahwa, tanpa ambisi kita tidak akan dapat mencapai puncak. Hasrat yang sehat untuk berhasil dengan memaksimalkan tenaga dan fikiran adalah ambisi yang baik. Apabila hasrat itu ditempuh karena tidak pernah puas dan tidak mampu menghargai apa yang sudah dimiliki saat ini, namanya juga ambisi. Iktikadnya berbeda tetapi secara lahiriah tidak terlihat perbedaannya. Ambisi mempunyai dua ciri yang menonjol, yaitu penguasaan Sesutu dengan segenap tenaga dan fikiran serta kebutuhan akan pengakuan berupa ketenaran, status, pujian atau kehormatan. Penguasaan dan pengakuan merupakan dua dimensi penggerak ambisi yang sama kuatnya. Tanpa penguasaan tidak akan ada keberhasilan dan keberhasilan tanpa pengakuan menimbulkan rasa prustasi dan tidak berguna, seperti pertandingan tanpa penonton tanpa juri. Ketergantuangan akan penilaian dan pengakuan orang lain inilah yang menyebabkan orang merasa rentan sehingga ambisi memberikan kesan yang buruk.
Dalam hal menciptakan ambisi tidak ada bedanya antara pria dan wanita, tetapi waktu menempuhnya yang membutuhkan penilaian, dukungan dan pengakuan dari orang lain, wanita terpisah dan tertinggal jauh dari kaum pria. Menurut Anna Fels MD seorang psikiater dan pengamat, kebanyakan wanita tidak suka dikatakan ambisius. Bagi mereka ambisi membawa pengertian egois dan sombong atau memanipulasi orang lain untuk tujuan sendiri. Sangat berbeda dengan kaum pria yang menganggap ambisi adalah bagian penting dari hidup mereka. Anehnya kaum wanita yang tidak menyukai ambisi bagi mereka, dengan senang hati memuji kaun pria yang berambisi.
B. Tujuan dan Manfaat
1. Dengan penyusunan makalah ini diharapkan mampu memberikan gambaran informasi tentang bagaimana kepribadian ambisius itu dan apa sebenarnya fakto pendukung yang menyebabkan seseorang berkepribadian ambisius.
2. Sebagai referensi yang dapat digunakan para pendidik untuk menjadi sumber acuan dalam menghadapi peserta didik yang memiliki kepribadian ambisius.
Setelah membaca dan memahami isi mater dalam makalah in, diharapkan para mahasiswa memiliki pengetahuan yang terkait dengan bagaimana seseorang itu dapat dikatakan ambisius, apa sisi positif dan sisi negatif dari orang mbisius, dan bagaimana menghadapi orang yang memiliki ambisi yang kuat.
C. Rumusan Masalah
Bagaimana langkah dan upaya yang perlu diperhatikan dalam menghadapi sosok ambisius?
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Ambisius
1. Pengertian Ambisius
Tika Bisono mengatakan bahwa ambisius itu kata sifat dari ambisi. Yang namanya kata sifat ada positif dan negatifnya. Ambisi yang positif dimiliki oleh orang supaya bisa berprestasi dengan baik dan menghasilkan karya terbaik, sementara kalau yang negatif itu sebuah ambisi yang tidak sebanding dengan potensi yang dimiliki, sehingga dia akan memaksakan segala cara.
Ambisi adalah keinginan untuk mencapai sesuatu atau kemauan untuk mencapai sukses. Di sini, arti ambisi jelas-jelas berkonotasi positif. Begitu pula dengan ambisius, yang menunjuk pada orang yang berambisi. Ambisi ternyata penting dimiliki, karena ambisilah yang menggerakkkan seseorang untuk mencapai tujuan-tujuan berkarier. Tanpa ambisi, seseorang seolah-olah tidak melakukan apa pun.
Jika tidak, anda akan menjadi seorang yang ambisius. Patut dicatat, ambisius memiliki arti yang berbeda dengan ambisi. Umumnya, mereka yang ambisius memiliki minat dan keinginan yang menggebu-gebu pada suatu bidang. Dan biasanya mereka berperilaku egois dan menghalalkan segala cara demi mencapai keinginannya.
Ambisius merupakan individu yang sangat bergairah dan mempunyai keinginan atau hasrat yang kuat dalam mencapai penghargaan atau prestasi dalam satu lingkungan tertentu, dan mengarah pada gangguan spectrum bipolar. Orang yang berisiko mania menunjukkan peningkatan kepercayaan diri dibandingkan dengan kontrol sehat. (Gruber, J., & Johnson, S. L. ;2009).
2. Ambisius dalam Teori
a. Teori Alfred Adler
Ciri-ciri orang yang ambisius menurut Adler, yaitu:
1) Merendahkan (depreciation) adalah kecenderungan menilai rendah prestasi orang lain dan menilai tinggi prestasi diri sendiri. Maksud dibalik depresiasi adalah untuk mengecilkan orang lain sehingga kalau dibandingkan penderita akan lebih baik.
2) Menuduh (accusation) adalah kecenderungan menyalahkan orang lain atas kegagalan yang dilakukannya sendiri, dan kecenderungan untuk mencari pembalasan dendam, sehingga mengamankan kelemahan harga dirinya.
3) Menuduh diri sendiri (self accusation) ditandai oleh menyiksa diri. Dalam aktualisasi diri penderita neurotik menilai diri rendah, dengan tujuan membebankan penderitaan orang lain kepada dirinya, untuk melindungi harga dirinya.
b. Teori Karen Horney
Manusia untuk mendapat lingkungan yang disiplin dan hangat, akan mengembangkan perasaan aman dan percaya diri, dan kecenderungan untuk bergerak menuju realisasi diri.
Pengaruh negatif pada awal perkembangan sering merusak, sehingga membuat orang merasa terisolir inferior, dan asing dengan dirinya sendiri. Kemudian mereka ingin memperoleh perasaan diri yang ideal.
Tiga aspek diri ideal neurotik, yaitu :
1) Pencarian keagungan neurotik
2) Penuntut yang neurotik
3) Kebanggaan neurotik
c. Teori Hipocrates
Dalam aspek biologis, kepribadian ambisius dalam tubuhnya dipengaruhi/didominasi oleh empedu kuning (choleris), yaitu orang yang berorientasi pada pekerjaan dan tugas, dia adalah seseorang yang mempunyai disiplin kerja yang sangat tinggi.
Kelebihannya adalah dia dapat melaksanakan tugas dengan setia dan akan bertanggungjawab denga tugas yang diembannya.
Kelemahannya adalah kurang mampu untuk merasakan persaan orang lain (empati), belas kasihannya terhadap penderitaan orang lain juga agak minim. Karena perasaannya kurang bermain
d. Teori Sigmunt Freud
Menurut insting mati atau thanatos insting yang mendorong seseorang untuk merusak diri sendiri dengan mengarahkan energinya secara berlebihan tanpa memikirkan diri sendiri.
3. Ambisius dalam Jurnal
Dalam kepribadian ambisius terdapat empat sifat emosi positif (sukacita, kebanggaan, kasih sayang, cinta) dan lima tujuan hidup ambisius (ketenaran, kekayaan, pengaruh politik, keluarga, teman). Survei pada 2 Universitas oleh HPS (Hypomanic Personality Skala) menyatakan orang yang ambisius lebih mengharapkan penghargaan (sukacita) dan fokus pada prestasi (sombong) dan kurang pada hubungan prososial (cinta, kasih sayang). Dan mereka lebih mengutamakan ekstrinsik (ketenaran, politik) dibandingkan dengan orientasi tujuan ambisius (keluarga, teman) dengan pengecualian kekayaan.
Ambisius juga termasuk dalam ganguan bipolar, yaitu:
a. Satu masa yang berlebihan dalam mencapai sesuatu
(American Psychiatric Association, 2000)
b. Berhubungan dengan gangguan fungsional yang mendalam
(Coryell et al, 1993).
c. Penyebab utama kecacatan medis peringkat keenam di seluruh dunia (Murray & Lopez, 1996).
d. Faktor orang melakukan bunuh diri.
e. Berfokus sepenuhnya pada faktor-faktor biologis/ gangguan jiwa yang diwariskan. (McGuffin et al, 2003.).
Dua faktor yang berhubungan dengan peningkatan bipolar, yaitu :
a. Peningkatan dalam emosi positif disposisional yang terkait dengan prestasi dan penghargaan dibandingkan dengan prososial, berorientasi dengan emosi positif.
b. Tujuan ambisius yang berhubungan dengan ekstrinsik dibandingkan prososial, berorientasi dengan tujuan.
Hasil survei HPS terhadap 302 mahasiswa (antara usia 18 – 31tahun)
a. University of California Barkeley, 95 mahasiswa, 75 % pria lebih ambisius daripada wanita.
b. University of Miami, 207 mahasiswa, 66 % pria lebih ambisius daripada wanita.
4. Ciri-ciri Orang yang Ambisius
Ciri-ciri orang yang berkepribadian ambisius menurut Frieldman dan Rosenman, antara lain:
a. Menjadwalkan semakin banyak aktivitas dalam waktu yang semakin sempit.
b. Tidak memperlihatkan atau tidak tertarik terhadap lingkungan atau keindahan.
c. Menyuruh orang lain berbicara dengan cepat.
d. Sangat tidak sabar jika harus mengantri atau menyetir mobil dibelakang kendaraan yang jalannya lambat.
e. Selalu menggerakkan tangan ketika berbicara.
f. Sering menggoyang-goyangkan kaki dan mengetuk-ngetukkan jari.
g. Pola bicara yang eksplosif dan sering berbicara cabul.
h. Menjadikan selalu datang tepat waktu sebagai pemujaan.
i. Sulit untuk duduk saja tanpa melakukan apapun.
j. Bila bermain ingin selalu menang, walaupun bermain dengan anak-anak.
k. Menilai kesuksesan diri sendiri dan orang lain dengan membandingkan jumlah.
l. Bila bicara sering membasahi bibir, mengangguk anggukkan kepala, menggenggam tangan, memukul meja atau menghela nafas.
m. Tidak sabar melihat orang lain mengerjakan hal-hal yang menurutnya dapat dilakukan lebih cepat dan baik.
n. Suka mengedip-ngedipkan mata atau menaikkan alis.
o. Gaya bicara tajam dan sangat agresif.
p. Selalu makan, berbicara dan berjalan cepat.
q. Tidak sabar terhadap orang yang lamban, suka memotong pembicaraam orang lain.
r. Sering mengerjakan banyak hal dalam waktu yang bersamaan (polyphasic)
s. Egois, hanya tertarik pada pembicaraan yang berhubungan dengan dirinya dan mencoba mengarahkan pembicaraan sesuai dengan kehendaknya.
t. Merasa bersalah bila santai dan sulit tenang setelah selesai bekerja.
u. Mengarah pada hal-hal yang sepatutnya dihargai.
v. Tidak ada perhatian dan tidak bisa mengingat rincian suatu ruang.
w. Bila disaingi akan terjadi keributan.
x. Percaya bahwa keberhasilan dicapai dengan mengerjakan segala sesuatu lebih cepat, sehingga ia terus bekerja dengan cepat.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ambisius
Ambisius adalah seseorang yang memiliki sikap mental yang kuat untuk merubah hidupnya agar lebih baik, yang dapat mencetus semangatnya menuju kesuksesan, ambisius juga dapat merubah kesengsaraan, kegagalan, dan kekalahan menjadi kebahagiaan, kesuksesan dan keberhasilan.pada dasarnya ambisi dalam diri manusia memang bagus, selama ambisi itu dapat dikendalikan dengan baik.
B. Ciri-ciri Orang Ambisius
1. Selalu bersedia bekerja keras demi mewujudkan ambisinya. Bagusnya orang yang ambisius, jika gagal tidak cepat putus asa. Mereka yang ambisius umumnya juga cerdik dan terkadang licik. Mereka pandai memanfaatkan waktu dan orang lain untuk kesenangan dan mencapai tujuannya sendiri.
2. Jika bekerja dalam tim ia ingin selalu menonjolkan ide-idenya. Ia ingin orang lain mengakui bahwa idenya lebih bagus daripada orang lain. Ia akan berusaha agar idenya lah yang diterima. Orang yang ambisius juga biasanya haus akan pujian. Dengan demikian jika idenya diterima ia berharap akan mendapat pujian dari sana sini.
3. Dalam setiap kesempatan seperti presentasi, meeting, seminar, dsb ia selalu dominan bicara. Di banding yang lain ia memang terkesan lebih banyak berbicara. Maksudnya tentu saja agar orang-orang yang hadir menyadari kelebihannya.
4. Jika ada orang yang lebih menonjol dari dirinya ia tidak segan untuk mengalahkan dengan caranya sendiri. Kadang ia nggak peduli cara yang diambilnya merugikan orang lain atau tidak, yang penting keinginannya dapat terlaksana.
5. Biasanya si ambisius juga selalu percaya diri. Ia yakin dan sangat percaya dengan kemampuannya, sehingga ia cenderung menganggap remeh kemampuan orang lain.
6. Selalu bersedia bekerja keras demi mewujudkan ambisinya.
7. Mereka pandai memanfaatkan waktu dan orang lain untuk kesenangan dan mencapai tujuannya sendiri.
8. Jika bekerja dalam tim ia ingin selalu menonjolkan ide-idenya. Ia ingin orang lain mengakui bahwa idenya lebih bagus daripada orang lain.
9. Ia akan berusaha agar idenya lah yang diterima. Orang yang ambisius juga biasanya haus akan pujian. Dengan demikian jika idenya diterima ia berharap akan mendapat pujian dari sana sini.
10. Dalam setiap kesempatan seperti presentasi, meeting,seminar, dsb. Ia selalu dominan bicara. Di banding yang lain ia memang terkesan lebih banyak berbicara. Maksudnya tentu saja agar orang-orang yang hadir menyadari kelebihannya.
11. Jika ada orang yang lebih menonjol dari dirinya ia tidak untuk mengalahkan dengan caranya sendiri. Kadang ia tidak peduli cara yang diambilnya merugikan orang lain atau tidak, yang penting keinginannya dapat terlaksana.
12. Biasanya si ambisius juga selalu percaya diri. Ia yakin dan sangat percaya dengan kemampuannya, sehingga ia cenderung menganggap remeh kemampuan orang lain.
C. Dampak dari Ambisius
Berkaitan dengan kesehatan, mengalami:
1. Stress
2. Depresi
3. Serangan jantung
D. Cara Menumbuhkan Sekaligus Mengendalikan Ambisi
1. Milikilah tujuan yang jelas dan mengaculah pada tujuan tersebut dengan kemauan yang tinggi.
2. Tentukan kapan dapat bekerja untuk merealisasikan tujuan anda.
3. Bertindaklah dengan penuh optimisme dan singkirkan sikap pesimisme.
4. Jika gagal, pelajari penyebabnya. Jangan merubah tujuan hanya karena anda gagal.
5. Bekerja samalah dengan orang-orang yang dapat membantu anda. Eksploitasi gagasan anda untuk merumuskan tujuan yang jelas. Dalam hal ini sugesti dalam diri juga memberi kekuatan yang luar biasa dalam menumbuhkan ambisi.
6. Selalu berpikir positif. Ambisi yang positif menjauhkan anda dari rasa takut, iri hati, ragu-ragu, dendam, dan benci.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa kepribadian ambisius adalah seseorang yang memiliki sikap mental yang kuat untuk merubah hidupnya agar lebih baik, yang dapat mencetus semangatnya menuju kesuksesan, ambisius juga dapat merubah kesengsaraan, kegagalan, dan kekalahan menjadi kebahagiaan, kesuksesan dan keberhasilan. Pada dasarnya ambisi dalam diri manusia memang bagus, selama ambisi itu dapat dikendalikan dengan baik.
Adapun ciri-ciri dari orang yang berkeperibadian ambisius meliputi:
1. Selalu bersedia bekerja keras demi mewujudkan ambisinya
2. Jika bekerja dalam tim ia ingin selalu menonjolkan ide-idenya
3. Dalam setiap kesempatan seperti presentasi, meeting, seminar, dsb ia selalu dominan bicara
4. Jika ada orang yang lebih menonjol dari dirinya ia tidak segan untuk mengalahkan dengan caranya sendiri
5. Yakin dan sangat percaya dengan kemampuannya, sehingga ia cenderung menganggap remeh kemampuan orang lain
Dampak dari ambisi yang berlebihan akan berdampak pada gangguan kesehatan, diantaranya adalah stress, depresi, serangan jantung, dsb.
Dalam mengatasi ambisi yang berlebihan, ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Milikilah tujuan yang jelas dan mengaculah pada tujuan tersebut dengan kemauan yang tinggi.
2. Tentukan kapan dapat bekerja untuk merealisasikan tujuan anda.
3. Bertindaklah dengan penuh optimisme dan singkirkan sikap pesimisme.
4. Jika gagal, pelajari penyebabnya. Jangan merubah tujuan hanya karena anda gagal.
5. Bekerja samalah dengan orang-orang yang dapat membantu anda. Eksploitasi gagasan anda untuk merumuskan tujuan yang jelas. Dalam hal ini sugesti dalam diri juga memberi kekuatan yang luar biasa dalam menumbuhkan ambisi.
6. Selalu berpikir positif. Ambisi yang positif menjauhkan anda dari rasa takut, iri hati, ragu-ragu, dendam, dan benci.
B. Saran
Pemaparan sekilas tentang kepribadian ambisius dalam makalah ini sangat sederhana, yang kemudian pengembangannya dapat dilakukan dengan mencari berbagai sumebr lain yang lebih relevan.
Ciri-ciri dari kepribadian ambisius dalam makalah ini lebih bersifat objektif, semua kepribadian dalam diri individu tergantung dari berapa besar dominan suatu ciri dalam kehidupan sehari-hari, jadi apabila hanya sebagian kecil saja ciri kepribadian yang sama, maka itu belum tentu individu itu dapat dikatakan ambisius.
Pengalaman apapun yang terjadi dalam hidup ini hendaknya selalu dapat dilihat hikmah positif dan senantiasa bersikap optimis bahwa akan selalu ada harapan untuk kehidupan yang lebih baik dimasa mendatang walaupun tanpa adanya sikap berlebih-lebihan. Selain itu sebagai individu perlu diingat pula bahwa bagaimana pun kita tidak dapat hidup sendiri san senantiasa membutuhkan orang lain untuk berbagi agar tidak ada kesenjangan sosia dalam kehidupan bermasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. (2007). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Boeree, C. G. (2010). Personality Theories. Yogyakarta: Prismasophie.
Gruber, J., & Johnson, S.L. (2009). Positive Emotional Traits And Ambitious Goals Among People At Risk For Mania: The Need For Specificity. International Journal of Cognitive Therapy. International Association for Cognitive Psychotherapy, 2(2), 176-187, 2009.
Olson, K. (2005). Psikologi Harapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sobur, A. (2009). Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia.