Makalah Penyakit Herpes

Created By: Azhadira Crew (2004)
Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja-Bali

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit menular sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Insidens maupun prevalensi yang sebenarnya di berbagai negara tidak diketahui dengan pasti. World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 1999 di seluruh dunia terdapat sekitar 340 juta kasus baru penyakit menular yang salah satunya adalah penyakit herpes. Penyakit herpes ini disebabkan oleh virus Herpes simpleks (HSV) tipe 1 dan tipe 2. Penyakit herpes adalah penyakit yang sangat umum. Di Amerika Serikat kurang lebih 20 persen orang di atas usia 12 tahun terinfeksi virus herpes simpleks, dan diperkirakan ada satu juta infeksi baru setiap tahun. Angka prevalensi infeksi HSV sudah meningkat secara bermakna selama dasa warsa terakhir. Sekitar 80 persen orang dengan HIV juga terinfeksi herpes kelamin.
Infeksi HSV-2 lebih umum pada perempuan. Di Amerika Serikat kurang lebih satu dari empat perempuan dan satu dari lima laki-laki terinfeksi HSV-2. HSV berpotensi menyebabkan kematian pada bayi yang terinfeksi. HSV paling mungkin kambuh pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Ini termasuk orang dengan HIV, dan siapapun berusia di atas 50 tahun. Beberapa ilmuwan juga berpendapat bahwa penyakit lebih mungkin kambuh pada orang yang sangat lelah atau mengalami banyak stres.
HSV tidak termasuk infeksi yang mendefinisikan AIDS. Namun orang yang terinfeksi dengan HIV dan HSV bersamaan biasanya mengalami jangkitan herpes kambuh lebih sering. Jangkitan lebih parah dan bertahan lebih lama dibanding dengan orang HIV-negatif.
Di Indonesia, sampai dengan saat ini belum diketahui yang terinfeksi oleh virus herpes. Akan tetapi, menurut hasil survei yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (PPMPL) Departemen Kesehatan pada beberapa kelompok perilaku risiko tinggi, tampak bahwa banyak masyarakat kita yang terinfeksi oleh HIV. Hal ini akan menjadi penyebab terjangkitnya penyakit herpes, disamping itu dengan kemajuan sistem transportasi pada saat ini, tidak menutup kemungkinan virus herpes bisa mewabah di Indonesia. Untuk itu, diperlukan usaha pencegahan yang bisa diterapkan untuk mencegah masuknya virus Herpes di Indonesia mengingat virus ini sangat mudah menular dan pengobatan yang dilakukan kepada masyarakat kita jika sudah terinfeksi oleh virus Herpes.

1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini adalah bagaimana mekanisme terjadinya herpes?, bagaimana upaya pencegahannya?, dan bagaimana upaya pengobatannya?

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui mekanisme terjadinya herpes, upaya pencegahan, dan upaya pengobatan.

1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari hasil penulisan makalah ini adalah menambah pengetahuan pembaca mengenai penyakit herpes, mulai dari mekanisme terjadinya herpes, upaya pencegahan,dan upaya pengobatan, Sehingga dengan mengetahui lebih jauh tentang penyakit herpes, kita bisa terhindar dari penyakit herpes itu sendiri.




II. PEMBAHASAN

2.1. Tinjauan Singkat Tentang Herpes
Penyakit herpes disebabkan oleh virus yaitu Herpes simplek tipe 1 (HSV-1) atau Herpes simplek tipe 2 (HSV-2). Kedua Herpes ini mempunyai inti DNA ganda yang dikelilingi oleh lapisan protein yang menunjukkan simetri ikosahedral dan mempunyai 162 kapsomer. Nukloeokapsida dikelilingi oleh  suatu selubung yang dihasilkan oleh membran inti dari sel yang terinfeksi dan mengandung glikoprotein virus berbentuk paku dengan panjang kurang lebih 8 nm. Struktur yang tidak terbentuk kadang-kadang asimetri diantara kapsid dan selubung membentuk tegument. Bentuk selubung berukuran 120 nm sampai dengan 200 nm. Virus ini memiliki sifat-sifat yang penting diringkas sebagai berikut.

Virion   : Bulat, berdiameter 120-200nm
Genom : DNA untai ganda, linear
Protein : Lebih dari 35 protein dalam prion
Ciri-ciri yang menonjol : HSV-1 menyebar melalui kontak, biasanya melibatkan air liur yang terinfeksi, sedangkan HSV-2 ditularkan secara seksual atau dari infeksi kelamin ibu ke anaknya yang baru lahir


Gambar 1. Struktur Virus Herves Simpleks (HSV)
   
Akibat yang ditimbulkan dari penyakit herpes ini adalah berupa luka pada kulit yang terkena virus, disertai dengan rasa nyeri serta panas, kemudian diikuti dengan lepuhan seperti luka bakar. Lepuhan-lepuhan kulit yang menjadi ciri khas herpes akan mengelupas dengan atau tanpa pengobatan. Terkadang penderita tetap merasa nyeri dan panas meskipun lepuhan-lepuhan itu sudah kering dan mengelupas. Hal itu disebabkan karena virus herpes menyerang bagian saraf.
Secara periodik, virus ini akan kembali aktif dan mulai berkembangbiak, seringkali menyebabkan erupsi kulit berupa lepuhan pada lokasi yang sama dengan infeksi sebelumnya. Virus juga bisa ditemukan di dalam kulit tanpa menyebabkan lepuhan yang nyata, dalam keadaan ini virus merupakan sumber infeksi bagi orang lain. Timbulnya erupsi bisa dipicu oleh pemaparan cahaya, demam, stres fisik atau emosional, penekanan system kekebalan, dan obat-obatan atau makanan tertentu.
Pada beberapa kasus, herpes genital biasanya tidak tidak menunjukka gejala sehingga penderita tidak mengetahui bahwa ia menghidap herpes. Gejala awal dari herpes genital, antara lain:
•  Rasa gatal dan terbakar di daerah genital atau anal
•  Rasa sakit sekitar kaki, pantat atau daerah genital
•  Keluarnya cairan dari vagina
•  Adanya perasaan seperti tertekan di daerah perut
Herpes kambuh ditandai dengan adanya kesemutan, rasa tidak nyaman, yang dirasakan beberapa jam sampai 2-3 hari sebelum timbulnya lepuhan. Lepuhan yang dikelilingi oleh daerah kemerahan dapat muncul dimana saja pada kulit atau selaput lender, tetapi lebih sering ditemukan di dalam dan disekitar mulut, bibir, dan alat kelamin. Lepuhan (yang biasanya terasa nyeri) cenderung membentuk kelompok yang bergabung satu sama lain membentuk sebuah kumpulan yang lebih besar.

2.2. Mekanisme Terjadinya Herpes
Herpes dapat terjadi melalui kontak kulit dengan penderita. Jika seseorang  mempunyai herpes di mulutnya kemudian ia mencium orang lain, maka orang itu dapat terkena herpes pula. Jika ia melakukan oral seks, maka herpes tersebut dapat menular ke kelamin walaupun kemungkinan menularnya lebih kecil dibandingkan jika terjadi kontak antar kelamin (hubungan seksual). Virus herpes mempunyai sifat yang berbeda-beda, ada yang menyukai daerah mulut dan ada pula yang menyukai bagian kelamin.
Gambar 2. Organ Tubuh yang Terkena Penyakit Herpes

Cara-cara infeksi yang dilakukan HSV ada 2 yaitu infeksi primer dan infeksi laten.
a)  Infeksi primer
HSV ditularkan melalui kontak dari orang yang peka lewat virus yang dikeluarkan oleh seseorang. Untuk menimbulikan infeksi, virus harus menembus permukaan mukosa atau kulit yang terluka (kulit yang tidak terluka bersifat resisten). Infeksi HSV-1 biasanya terbatas pada orofaring, virus menyebar melalui saluran pernapasan atau melalui kontak langsung dengan air liur yang terinfekisi. HSV-2 biasanya ditularkan secara seksual. Perkembangbiakan virus terjadi pertama kali di tempat infeksi. Virus kemudian memasuki ujung saraf setempat dan dibawa melalui aliran akson ke ganglion dorsalis, tempat terjadinya perkembangbiakan selanjutnya, dan bersifat laten.
Infeksi HSV primer biasanya ringan, pada kenyataannya, sebagian besar bersifat asimtomatik. Jarang terjadi penyakit sistemik. Penyebaran ke organ-organ lain dapat terjadi jika system imun inang terganggu, dan hal ini tidak dapat menahan perkembangbiakan inang.
b)  Infeksi laten
Virus terdapat pada ganglia yang terinfeksi secara laten dalam stadium non replikasi, hanya sedikit gen virus terekspresikan. Virus menetap pada ganglia yang terinfeksi secara laten sampai akhir hidup inang. Tidak dapat ditemukan virus ditempat kekambuhan atau didekat tempat biasanya lesi kambuh. Perangsangan yang provokatif dapat mengaktifkan kembali virus dari stadium laten, virus kemudian mengikuti jalannya akson kembali ke perifer, dan melakukan perkembangbiakan di kulit atau selaput mukosa. Terjadi pengaktifan kembali secara spontan walaupun terdapat imunitas seluler dan humoral yang spesifik pada inang. Namun, imunitas ini dapat membatasi perkembangbiakan virus setempat sehingga kekambuhan lesi tidak begitu luas dan tidak begitu berat. Banyaknya kekambuhan bersifat asimtomatik, diperlihatkan hanya oleh pelepasan virus dalam sekresi. Bila bersifat simtomatik, episode kekambuhan infeksi HSV-1 biasanya termanifestasi sebagai cold sores (demam lepuh) di dekat bibir. Dasar molekuler pengaktifan kembali ini tidak diketahui, secara efektifmenimbulkan perangsangan antaralain luka pada akson, demam, tekanan fisik atau emosi, dan pemaparan terhadap sinar ultraungu.

Gambar 3. Mekanisme Infeksi Virus Herpes pada Kulit

2.3. Upaya Pencegahan
Untuk menghindari Penyakit Menular Seks seksual yang disebabkan oleh virus herpes simpleks, yang paling mudah adalah tidak melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang telah terinfeksi PMS. Namun hal ini tentunya tidak mudah dilakukan. Dibawah ini dapat dicoba menyampai upaya pencegahan antara lain sebagai berikut.
  1. Selalu menjaga higienis ( kebersihan/kesehatan) organ genetalia (atau alat kelamin pria dan wanita secara teratur).
  2. Setia kepada pasangannya, dengan tidak berganti-ganti pasangan.
  3. Jangan lupa menggunakan kondom, bila pasangan kita sudah terinfeksi PMS
  4. Mintalah jarum suntik baru setiap kali menerima pelayanan medis yang menggunakan jarum suntik.

Tindakan berikut bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya herpes labialis adalah sebagai berikut.
  1. Menghindari kontak langsung dengan cold sore atau luka herpes lainnya.
  2. Memperkecil kemungkinan terjadinya penularan secara tidak langsung dengan cara mencuci benda-benda yang telah digunakan oleh penderita dengan air panas (lebih baik direbus).
  3. Tidak memakai benda bersama-sama dengan penderita herpes, terutama ketika lukanya sedang aktif.
  4. Menghindari faktor pencetus (misalnya sinar matahari).                 
     
2.4. Upaya Pengobatan
Tujuan pengobatan pada herpes primer adalah untuk mengurangi rasa sakit, sehingga penderita bisa tidur, makan dan minum secara normal.
Rasa nyeri bisa menyebabkan anak tidak mau makan dan tidak mau minum; bila disertai demam, hal ini bisa dengan segera menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Karena itu anak yang sakit harus minum cairan sebanyak mungkin.
Untuk mengurangi nyeri pada penderita dewasa atau anak yang lebih besar, bisa digunakan obat kumur anestetik (misalnya lidokain). Atau bisa juga digunakan obat kumur yang mengandung baking soda.
Pengobatan pada herpes sekunder akan efektif bila dilakukan sebelum munculnya luka, yaitu segera setelah penderita mengalami gejala prodroma. Mengkonsumsi vitamin C selama masa prodroma bisa mempercepat hilangnya cold sore.
Melindungi bibir dari sinar matahari secara kangsung dengan menggunakan topi lebar atau dengan mengoleskan balsam bibir yang mengandung tabir surya, bisa mengurangi kemungkinan timbulnya cold sore. Sebaiknya penderita juga menghindari kegiatan dan makanan yang bisa memicu terjadinya infeksi ulangan. Penderita yang sering mengalami infeksi ulangan bisa mengkonsumsi lisin.Salep asiklovir bisa mengurangi beratnya serangan dan menghilangkan cold sore lebih cepat. Balsam bibir seperti jelly petroleum dapat menghindari bibir pecah-pecah dan mengurangi resiko tersebarnya virus ke daerah di sekitarnya. Untuk mencegah terjadinya infeksi oleh bakteri, maka antibiotik diberikan kepada penderita dewasa yang memiliki luka hebat. Untuk kasus-kasus yang berat dan untuk penderita yang memiliki kelainan sistem kekebalan, bisa diberikan kapsul asiklovir. Kortikosteroid tidak digunakan untuk mengobati herpes simpleks karena bisa menyebabkan perluasan infeksi.


III. PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Penyakit herpes disebabkan oleh virus, yaitu virus Herpes Simpleks tipe 1 dan 2. dimana akibat yang ditimbulkan berupa luka pada kulit, rasa nyeri, panas, dan lepuhan seperti luka terbakar.
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari kontak langsung, memperkecil kemungkinan terjadinya penularan secara tidak langsung, tidak memakai benda bersama-sama dengan penderita herpes, dan menghindari faktor pencetus.
Upaya pengobatan yang dilakukan yaitu dengan mengkonsumsi obat kumur anestetik, mengkonsumsi vitamin C, dan memakai salep asiklovir.

3.2  Saran
Meskipun sampai saat ini belum diketahui adanya penyakit yang disebabkan oleh virus Herpes, akan tetapi hendaknya kita selalu waspada terhadap virus Herpes,  mengingat virus ini sangat cepat menular, menyebabkan kematian, dan sampai saat ini  belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi virus Herpes..


Daftar Pustaka

Anonim, http://spiritia.or.id, diakses tanggal 1 april 2008
Anonim,http://www.info-sehat.com, diakses tanggal 1 april 2008
Anonim, ttp://www.medicastore.com, diakses tanggal 1 april 2008

Brooks, G.F, Bustel, J.S, and Ornston, L.N.1996. Tanpa tahun. Mikrobiologi Kedokteran. Terjemahan oleh Nugroho, E dan Maulany, R.F. Penerbit Buku Kedokteran (EGC).

Djuanda, Adhi, dkk. 1993. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Suyono, Slamet, dkk. 2001. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.

Shulman, Stanford.T & Sommers, herbet. M. 1994. Dasar Biologis dan Klinis Penyakit Infeksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Suhardjo, http://spiritia.or.id/li/bacali.php, diakses tanggal 1 april 2008



*Artikel ini dibuat pada  10 April 2008 sebagai salah satu bentuk tugas Mata Kuliah Kesehatan Masyarakat. Tulisan ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan sarannya sangat penulis harapkan....
Semoga Bermanfaat.....!
Azhadira Crew, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja 2008.
(www.lenkabelajar.blogspot.com)













.