Angka tepat kematian akibat tenggelam yang terjadi di seluruh dunia masih belum pasti. Pada kurun waktu 1960 hingga 1990, kematian akibat tenggelam diperkirakan 140.000 orang per tahun. Sekitar 10% kasus tenggelam berakibat kematian. Hal ini menunjukkan lebih dari 1 juta orang mengalami episode near drowning – suatu keadaan yang berkenaan dengan kelangsungan hidup setelah suatu episode tenggelam, meskipun korban dapat meninggal setelahnya sebagai hasil proses patofisiologik. Pada tahun 2000, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat terdapat 400.000 kejadian tenggelam yang tidak disengaja. Artinya, angka ini menempati urutan kedua setelah kecelakaan lalu lintas. Bahkan Global Burden of Disease (GBD) menyatakan bahwa angka tersebut sebenarnya lebih kecil dibanding seluruh kematian akibat tenggelam yang disebabkan oleh banjir, kecelakaan angkutan air dan bencana lainnya.
Tenggelam tidak hanya terbatas di dalam air dalam seperti laut, sungai, danau atau kolam renang, tetapi mungkin pula terbenam dalam kubangan atau selokan dengan hanya muka yang berada di bawah permukaan air. Tenggelam pada umumnya merupakan kecelakaan, baik kecelakaan secara langsung berdiri sendiri, maupun tenggelam yang terjadi oleh karena korban dalam keadaan mabuk, berada di bawah pengaruh obat atau ppada mereka yang tersering epilepsy. Pembunuhan dengan cara menenggelamkan jarang terjadi, korban biasanya bayi atau anak-anak, pada orang dewasa dapat terjadi tanpa sengaja, yaitu korban sebelumnya dianiaya, disangka sudah mati, padahal hanya pingsan. Untuk menghilangkan jejak korban dibuang ke sungai, sehingga mati karena tenggelam.
[fulltext pdf download]