Peran fitoestrogen genistein pada kedelai (Glycine max) dalam mengurangi risiko dan menghambat kanker paru pada wanita pascamenopause

Genistein merupakan salah satu senyawa polifenol golongan isoflavon yang ditemukan pada beberapa tanaman. Jenis tanaman yang paling banyak mengandung senyawa ini adalah kacang kedelai (Glycine max). Secara kimiawi, struktur genistein menyerupai struktur esterogen sehingga senyawa ini disebut juga senyawa fitoestrogen. Kemiripan struktur ini menyebabkan beberapa sifat genistein menyerupai estrogen. Dengan demikian, genistein dapat digunakan sebagai pengganti estrogen apabila terjadi gangguan produksi estrogen (3), misalnya pada wanita pascamenopause.

Dari beberapa penelitian, diketahui bahwa estrogen merupakan salah satu hormon tubuh yang dapat digunakan dalam terapi berbagai penyakit. Namun penelitian yang dilakukan Chambliss membuktikan bahwa terapi pengganti hormon estrogen kurang efektif dalam menggantikan fungsi estrogen endogen secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan ada beberapa fungsi estrogen endogen yang tidak dapat digantikan oleh estrogen eksogen sintetis. Dengan demikian, perlu adanya estrogen eksogen lain yang alami dan efektivitasnya lebih tinggi, misalnya dengan pemberian fitoestrogen genistein.

Pemberian genistein memiliki beberapa keuntungan dibanding dengan terapi hormon eksogen lain, karena genistein dapat berfungsi sebagai antikanker melalui beberapa mekanisme. Mekanisme tersebut antara lain genistein dapat berperan sebagai antioksidan, antiangiogenik, inhibitor protein kinase , dan inhibitor proliferasi dan metastasis sel kanker. Dengan demikian, asupan bahan makanan yang mengandung genistein, seperti beberapa produk kedelai dapat mengurangi risiko penyakit kanker. Salah satu jenis kanker yang pertumbuhannya dapat dicegah dengan pemberian genistein adalah kanker paru.

Kanker paru merupakan salah satu jenis kanker dengan angka kejadian cukup tinggi. Menurut Cersosimo, satu dari empat kematian wanita akibat kanker disebabkan oleh kanker paru. Tingginya insidensi kanker paru pada wanita terkait dengan status menopausal dan status merokok aktif. Menurut Scahabat, wanita pascamenopause dengan status perokok aktif lebih rentan terkena kanker ini dibanding wanita produktif dengan status yang sama. Hal ini dikarenakan menurunnya efek proteksi tubuh terhadap pertumbuhan sel kanker di paru yang diperankan oleh esterogen pada wanita pascamenopause. Dengan demikian, diet makanan yang mengandung fitoesterogen genistein diperlukan karena senyawa ini dapat menggantikan fungsi esterogen dalam menghambat proliferasi dan metastasis sel kanker.

Secara umum, penghambatan pertumbuhan dan proliferasi sel kanker merupakan dasar pencegahan dan terapi kanker. Namun, terapi kanker paru yang saat ini sering dilakukan memiliki efek samping yang cukup berat. Dengan demikian, perlu adanya alternatif terapi lain yang lebih efektif dan aman. Hal inilah yang melatarbelakangi pentingnya penjelasan mengenai perlunya diet fitoestrogen genistein pada wanita pascamenopause dengan kanker paru.

[fulltext pdf download]













.