Budaya Liberal Kapitalis dan Budaya Gotong Royong dalam Kehidupan di Indonesia
DISUSUN OLEH:
1. Riski Melia Sari
2. Roro Aji
3. Rohmil Fadilah
4. Riani Dwi Indah
5. Silvi Eliza
6. Suci Pranata
7. Shinta Maharani
8. Tanti Maliyan
9. Tyas Riasty Pratiwi
10. Veni Maharani
11. Vika Frestisari
12. Veronica Simanuntak
13. Yeni Herlinda
14. Yuni Budiarini
MATA KULIAH: SOSIAL BUDAYA
DOSEN PEMBIMBING: Edy Purnomo, M.Si
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK DEPKES BENGKULU
PRODI KEBIDANAN CURUP
TAHUN 2009/2010
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dunia berkembang secara dinamis, terus berubah tanpa ada yang bisa mengontrol gerak lajunya. Perkembangan yang dimaksud kini memasuki era di mana dunia terasa menjadi semakin kecil, dunia menjadi sebuah desa global, di mana segala macam informasi, modal, dan kebudayaan bergerak secara cepat, tanpa halangan batas-batas kedaulatan. Kemajuan tersebut dinamakan sebagai globalisasi.
Di zaman globalisasi sekarang ini, banyak kebudayaan yang telah tertukar atau pun menjadi berkebalikan. Pada saat dahulu, di Indonesia, terdapat suatu budaya yang merupakan suatu budaya kental yang menunjukkan kebersamaan dan kekeluargan dimana kepentingan bersama menjadi prioritas. Namun, akhir-akhir ini masyarakat Indonesia meninggalkan adat kebiasaan tersebut yang dulu diagung-agungkan yaitu adat kebiasaan suatu cara kehidupan yang saling bantu membantu dan sering kita kenal dengan istilah Gotong Royong.
Dengan globalisasi gotong royong tersebut bertukar dengan budaya liberal kapitalisme. Budaya kapitalisme liberalis adalah budaya. dengan ciri-ciri yang bebas, individualis dan mewah .Suatu budaya yang sangat bertentangan dengan budaya gotong royong.
Jadi, saat ini terdapat culture lag atau keterkejutan kebudayaan di sebagian masyarakat. Dimana ada sekalangan masyarakat yang ingin selalu mempertahankan nilai-nilai Gotong Royong tersebut dan sebagian juga ingin menghapuskannya. Kalangan masyarakat yang ingin menghapus budaya gotong royong ingin menggantikannya dengan budaya kapitalisme liberalis.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian adat kebiasaan Gotong Royong ?
2. Apakah Pengertian aliran budaya Liberal Kapitalis ?
3. Kebudayaan apa yang dominan saat ini di Indonesia budaya gotong royong atau budaya kapitalisme?
4. Apakah masih Relevan budaya Gotong Royong ?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian adat Kebiasaan Gotong Royong.
2. Mengetahui Pengertian Aliran Budaya Liberal kapitalis.
3. Mengetahui Budaya yang dominan saat ini
4. Mengetahui apakah budaya Gotong Royang masih relevan dalam kehidupan saat ini
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Adat Kebiasaan Gotong Royong
Konsep Gotong Royong adalah konsep yang erat sangkut-pautnya dengan kehidupan rakyat kita sebagai petani dalam masyarakat agraris. Dalam Kehidupan masyarakat didaerah jawa, Gotong royong merupakan suatu system pengerahan tenaga tambahan dari luar kalangan keluarga. Pengertian lain dari Gotong Royong secara luas ,Gotong Royong merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan bersifat suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan dengan lancar ,mudah dan ringan.
Seluruh Elemen masyarakat seharusnya memiliki sikap Gotong Royong Karena dengan adanya kesadaran dari seluruh elemen masyarakat sesuatu yang dikerjakan akan menjadi lebih mudah,cepat dan ringan. Bukan hanya itu saja ,dengan adanya Gotong Royong, Dapat terbina hubungan Persaudaraan dan silahturahmi yang semakin Erat. Contoh kegiatan yang dapat dil.akukan secara Bergotong Royong misalnya Membangun fasilitas umum, dalam bercocok tanam, kebersihan lingkungan dan lain sebagainya .
2.2. Pengertian Aliran Budaya Liberal Kapitalis
Kapitalisme global, yang lahir dari proses globalisasi, menciptakan budaya konsumsi dan masyarakat konsumen yang eksistensinya dilihat hanya dengan pembedaan komoditi yang dikonsumsi, dengan terus menerus mengkonsumsi berbagai tanda dan status sosial di balik komoditi. Kapitalisme global dalam dirinya sendiri mempunyai daya kemajuan yang bisa mempermudah dan membantu manusia dalam menjalankan aktivitas hidupnya. Namun kemajuan yang sama bisa membawa dunia dalam perubahan yang semakin sulit untuk dikendalikan oleh manusia. Semangat kemajuan yang melekat dalam diri kapitalisme global mempunyai kecenderungan untuk membawa dunia dalam situasi yang penuh dengan ketidakpastian, penuh dengan ketimpangan dan hegemoni. Tulisan ini ingin menelusuri fenomena kapitalisme global ini, mulai dari hal-hal positif yang dihasilkannya sampai pada dampak-dampaknya bagi perubahan kehidupan manusia sebagai masyarakat konsumen.
Globalisasi merupakan sebuah mesin penjajahan era modern yang digagas oleh orang-orang yang disebut kaum neo liberal, yaitu orang-orang pencetus ekonomi pasar bebas. Liberal kapitalis system ekonomi liberal kapitalis adalah system ekonomi yang asset – asset produktif dan faktor – faktor produksinya sebagian besar dimiliki oleh sektor individu atau swasta. Dalam perekonomian liberal kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya.
Ciri – ciri:
a. Masyarakat diberi kebebasan dalam memiliki sumber produksi
b. Pemerintah tidak ikut tangan secara langsung dalam kegiatan ekonomi
c. Masyarakatterbagimenjadi dua gologan, golongan atas dan golonganbawah
d. Timbul persaingan
e. Selalu mempertimbangkan keadaan pasar
Dari ciri – ciri di atas dapat disimpulkan bahwa budaya liberalis kapitalis adalah suatu budaya yang membatasi hubungan antar manusia karena penggolongan dari kelas – kelas masyarakat. Selain itu liberal kapitalis membentuk pribadi manusia yang penuh persaingan dan individualis dimana kemungkinan kerjasama atau kekeluargaan yang antar manusia bisa saja hilang.
2.3. Kebudayaan yang dominan saat ini di Indonesia budaya gotong royong atau budaya kapitalisme
Saat ini terdapat dua kebudayaan yang bertentangan di Indonesia yaitu budaya gotong royong dan budaya liberal kapitalis. Diantara dua budaya tersebut yang berkembang di Indonesia semakin pesat adalah budaya liberal kapitalis sedangkan yang mulai surut adalah budaya gotong royong. Budaya Liberal kapitalis mencuat di Indonesia dibuktikan dengan salah satu ciri yang sangat kuat yaitu individualisme yang menghlangkan budaya gotong royong. Misalnya saja saat ini dalam melakukan pesta pernikahan sudah terdapat weeding organizer yang mengatur kemudian dibayar dengan uang, tidak seperti dahulu lagi yang jika terdapat pesta secara gotong royong menyiapkan pesta. Hal ini membuktikan bahwa manusia saat ini adalah manusia yang liberal kapitalis dimana mereka tidak terlalu banyak bersosialisasi dengan manusia lainnya. Mereka mengukur kerja seseorang dengan uang dan menilai segala sesuatunya dengan kemewahan.
Dalam penerapan budaya liberalis kapitalis yang berdasar pada ekonomi liberal kapitalis terdapat kelebihan dan kekurangan dalam praktiknya. Kelebihan dan kekurangan tersebut adalah sebagai berikut:
Kelebihan:
1. Menumbuhkan inisiatif
2. Setiap individu bebas memiliki sumber – sumber produksi
3. Timbul persaingan semangat untuk maju
4. Menghasilkan barang – barang bermutu tinggi
5. Efisiensi dan efektifitas tinggi
Kelemahan:
1. Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat
2. Masyarakat yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin
3. Banyak terjadi monopoli masyarakat
4. Banyak terjadi gejolak dalam masyarakat dalam perekonomian
Berdasarkan kelebihan dan kekurangan tersebut dapat kita lihat bahwa Indonesia sudah cenderung ke arah liberal kapitalis meskipun belum sepenuhnya Indonesia aalah negara liberal kapitalis. Apabila budaya liberal capital terus berkembang tanpa diiringi dan di tekan dengan budaya Indonesia sendiri yaitu asas kebersamaan dan kekeluargaan maka Indonesia akan menjadi negara yang menjunjung tinggi Liberalis Kapitalis dimana tujuan Indonesia untuk mewujudkan perekonomian yang adil dan merata tidak akan pernah tercapai.
2.4. Relevansi dari gotong royong
Kalau apa yang dimaksud dengan gotong royong adalah aktivitas-aktivitas tolong menolong dan system tukar menukar antar petani dalam produksi bercocok tanam, aktivitas-aktivitas tolong menolong antar tetangga , atau kaum kerabat dalam masyarakat kecil , maka sudah tentu gotong royong itu masih relevan di zaman sekarang terutama di daerah pedesaan.
Kalau apa yang dimaksud Gotong Royong itu adalah system kerja bakti ,maka mungkin saja relevansi gotong royong di kehidupan perkotaan semakin sulit untuk ditemukan malahan bisa saja dikatakan tidak ada sama sekali . Pada dasarnya gotong royong tidak ada relevansi lagi di kehidupan perkotaan karena pada dasarnya semua kerja di ukur dengan tolak ukur uang. Sangat bertentangan dengan hakikat gotong royong itu sendiri, yaitu suatu kerja yang di darkan pada asas kerja sam, menggunakan tenaga bersama, dan tanpa ada bayaran uang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1. Gotong royong merupakan suatu system pengerahan tenaga tambahan dari luar kalangan keluarga. Pengertian lain dari Gotong Royong secara luas ,Gotong Royong merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan bersifat suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan dengan lancar, mudah, dan ringan.
3.1.2. Budaya liberalis kapitalis adalah suatu budaya yang membatasi hubungan antar manusia karena penggolongan dari kelas – kelas masyarakat. Selain itu liberal kapitalis membentuk pribadi manusia yang penuh persaingan dan individualis dimana kemungkinan kerjasama atau kekeluargaan yang antar manusia bisa saja hilang.
3.1.3. Kebudayaan yang dominan di Indonesia saat ini adalah kebudayaan liberalis kapitalisis dimana manusia Indonesia bergerak menuju ke individualisme, persaingan, dan mulai membatasi serta menutup diri mereka dari kegiatan sosial dengan masyarakat sekitar lingkungan hidup mereka
3.1.4. Relevansi dari gotong royong tidak bisa disamakan di setiap daerah. Apabila kita meninjau di kehidupan perkotaan maka relevansi itu dikatakan sudah hampir hilang bahkan mungkin tidak ada lagi. Namun, jika ditinjau dari kehidupan pedesaan maka relevansi dari gotong royong itu masih ada. Dipandang secara keseluruhan, sebenarnya revansi dari gotong royong itu sudah berkurang.
3.2. Saran
Pembahasan dari makalah ini mengaharapkan perubahan dari cara pikir manusia manusia Indonesia. Dimana manusia Indonesia diharapkan mampu untuk terus bersaing di dunia global menggunakan paham modern yaitu liberal kapitalis dengan dengan tetap menggunakan nilai – nilai positif bangsanya yaitu gotong royong. Sehingga terbentuk manusia Indonesia yang penuh perjuangan, persaingan kearah positif, dan penuh dengan rasa kekeluargaan.
DAFTAR PUSTAKA