MAKALAH MEDAN MAKNA DAN KOMPONEN MAKNA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan limpahan-Nya jualah sehingga makalah yang berjudul “Medan Makna dan Komponen Makna” ini dapat kami selesaikan.
Di dalam malakalah ini membahas tentang medan makna melengkapi tugas kelompok semantik, sebagai bahan kuliah khusus membahas medan makna dan komponen makna juga untuk menambah pengetahuan khususnya penulis.
Terlepas dari hal tersebut diatas kami menyadari makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan. Untuk itu, kami meminta kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah selanjutanya. Kami menyadari bahwa bagaimanapun kami berusaha menyempurnakanya tidak akan tercapai karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata.
Rappang, 5 Mei 2010


Penulis






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang iii
b. Rumusan Masalah iii
c. Tujuan iii

BAB II
PEMBAHASAN
a. Medan Makna 1
b. Komponen Makna 4

BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan 7
b. Saran 7








BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tak jarang diantara kita memaknai sebuah kata tampa mengetahui apa medan makna dan komponen maknanya. Sebenarnya setiap kata mempunyai komponen makna yang berbeda meskipun kata tersebut nerupakan kata yang bersinonimi.
Untuk mengetahui lebih jelas masalah diatas akan di bahas lebih lanjut pada bab berikutnya.

B. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah penyelesaian masalah diatas kami membuat beberapa rumusan masalah.
a. Apa yang dimaksud dengan medan makna
b. Apa yang dimaksud dengan komponen makna

C. Tujuan
Adapun hal-hal yang ingin di capai dalam makalah ini adalah :
a. Mengetahui yang dimaksud dengan medan makna
b. Mengetahui yang dimaksud dengan komponen makna




BAB II
PEMBAHASAN
A. Medan Makna
Medan makna adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan karena menggambarkan bagian dari kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu. Misalnya nama-nama warna dan nama-nama perkerabatan.
Contoh :
Banyak unsur leksikal dalam I medan makna antara bahasa yang I dengan bahasa yang lain tidak sama besarnya, karena hal tersebut berkaitan erat dengan sistem budaya masyarakat pemilik bahasa itu.
 Bahasa Indonesia
Merah, coklat, baru. Hijau, kuning, abu-abu, putih dan hitam catatan menurut fisika putih adalah kumpulan berbagai warna sedangkan hitam adalah tak berwarna. Untuk menyatakan nuansa warna yang berbeda, Bahasa Indonesia memberi keterangan perbandingan seperti, merah darah, merah jambu, dan merah bata.
 Bahasa Inggris
Ada 10 warna yaitu white, red, yellow, purple, pink, orange, grey, blue.
 Bahasa Hunanco
Ada 4 warna yaitu (ma) biru, yakni warna hitam dan warna gelap lainnya. (ma) langit yairu warna putih dan warna lainnya. (ma) rarar yakni kelompok warna merah dan (ma) latuy yakni warna kuning, jhijau muda dan coklat muda.
Kata-kata atau leksem-leksem yang megelompokkan dalam satu medan makna, berdasrkan sifat hubungan semantisnya dapat di bedakan atas kelompok medan kolokasi dan medan set kolokasi menunjuk pada hubungan sintagmantik yang terdapat antara kata-kata atau unsur-unsur leksikal itu. Misalnya, dalam kalimat
(I). Supir metro mini mengintruksikan kepada karnet agar meminta onkos kepenumpang.
Kita dapati kata-kata supir, metromini, kernet, dan penumpang yang merupakan kata-kata dalam satu lokasi, satu tempat atau lingkungan yang sama, yang berkenan dengan lingkungan darat (dalam metromoni).
Kalau kolokasi menunjuk pada hubungan sintagmantik, karena sifatnya yang linear, maka kelompok set menunjuk, pada hubungan pradigmatik, karena kata-kata yang berada dalam satu kelompok set biasanya mempunyai kelas yang sama dan tampaknya merupakan satu kesatuan. Setiap kata dalam set dibatasi oleh tempatnya dalam hubungan dengan anggota-anggota lain dalam set itu umpamanya, kata remajamerupakan tahap perkembangan dari anak-anak menjadio dewasa, sedangkan kata sejuki merupakan suhu diantara dingin dan hangat, maka kalau kata-kata yang satu set dengan remaja dan sejuk dibagankan adalah menjadi sebagai berikut :
Manula / lansia Terik
Dewasa Panas
Remaja Hangat
Kanak-kanak Sejuk
Bayi Dingin
Pengelompokan kata atas kolokasi dan set ini besar artinya bagi kita dapat memahami konsep-konsep budaya yang ada dalam satu masyarakat bahasa. Namun pengelompokan ini sering kurang jelas karena adanya ketumpang tindihan unsur-unsur leksikal yang di kelompokkan itu, misalnya, kata karang dapat masuk dalam kelompok medan makna pariwisata dan dapat pula masuk kedalam kelompok medan makna pariwisata dan dapat pula dalam kelompok medan makna kelautan, selain itu pengelompokan kata atas medan makna ini tidak mempedulikan adanay nuansa makan, perbedaan makna denotasi dan konotasi. Misalnya, kata remaja itu juga memiliki juga makna “belum dewasa”, keras kepala, bersifat kaku, suka mengganggu dan membantah, serta tidak konsisten, jadi pengelompokan kata atas medan makana ini hanya tertumpu pada makna dasar, makna denotatif, atau makana pusatnya saja.












B. Komponen Makna
Komponen makna adalah maka yang dimiliki oleh setiap kata yang terdiri atas sejumlah komponen yang membentuk keseluruhan makna kata itu. Komponen makna ini dapat dianalisis, dibutiri atau sebutkan satu persatu berdasarkan “pengertian-pengertian” yang dimilikinya. Misalnya, kata paman memiliki komponen makna /+manusia/, /+dewasa/, /+dewasa/, /+jantan/, dan kata bibi memiliki komponen makna /+manusia/, /+dewasa/, /-jantan/ kalau dibandingkan komponen kata paman dan bibi adalah tampak sebagai bagan
No Komponen Makna Paman Bibi
1
2
3 Manusia
Dewasa
Jantan +
+
+ +
+
-

Ket : + berarti memiliki komponen makna tersebut
- berarti tidak memiliki komponen makna itu
Dari bagan tersebut terlihat bahwa beda makna Paman dengan Bibi hanyalah pada komponen makna /jantan/: Paman memiliki komponen makna itu, sedangkan Bibi tidak memilikinya.





Analisis komponen makna ini dapat dimanfaatkan untuk mencari perbedaan dari bentuk-bentuk yang bersinonim maknanya tidak persis sama. Oleh karena itu, kata mama dan ibu meskipun bersinonim maknanya tidak persis sama. Oleh karena itu, kata mama dan ibu meskipun bersinonim, tentu ada perbedaan maknanya. Perhatikan bagan berikut ini.
No Komponen Makna Mama Ibu
1
2
3
4 Manusia
Dewasa
Sapaan kepada orang tua wanita
Sapaan kepada orang yang dihormati +
+
+
- +
+
+
+

Dari bagan atas terlihat kata mama dan ibu sama-sama memiliki komponen makna 1-3; Bedanya, kata mama tidak memiliki komponen No. 4, sedangkan ibu memiliki komponen makna tersebut. Dari hal di atas dapat telihat perbedaan yang hakiki antara kata mama dan ibu. Sehingga kata ibu tidak dapat diganti dengan kata mama pada contoh dibawah ini.
Ibu PKK mengadakan arisan satu bulan sekali.
Kegunaan analisis komponen yang lain adalah untuk membuat prediksi makna-makna gramatikal afikasi, duplikasi, dan komposisi dalam bahasa Indonesia. Misalnya, proses afikasi dengan prefiks me- pada nomina yang memiliki komponen makna/+alat/ akan mempunyai makna gramatikal “melakukan tindakandengan alat (yang disebut dengan dasarnya) seperyti memahat. Proses afiksasi dengan frefiks me- terhadap nomina yang memiliki komponen makna /+sifat, atau ciri khas/ akan mempunyai makna gramatikal “ menjadi atau membuat seperti (yang disebut kata dasar)” misalnya mematung. Mengenai mematung dalam buku tata bahasa dikatakan mempunyai makna (1) menjadi atau berlaku seperti patung, dan (2) membuat patung. Adanya dua makna gramatikal ini karena komponen makna yang dimiliki kata patung adalah memiliki sifat atau ciri khas dan hasil olahan. Proses afiksasi dengan prefiks me- pada nomina yang memiliki makna gramatikal “membuat yang disebut kata dasarnya” misalnya menyate.
Bahwa analisis komponen ini dapat digunakan untuk meramalkan makna gramatikal, dapat kita lihat pada proses reduplikasi dan proses komposisi. Dalam proses reduplikasi, yang terjadi pada dasar Verba yang memiliki komponen makna /+bersaat/ akan memberti makna gramatikal “dilakukan tampa tujuan; seperti duduk-duduk. Jadi komponen reduplikasi itu terlihat verba yang memiliki komponen makna /+sesaat/ mempunyai makna gramatikal yang berbeda dengan verba yang memiliki komponen makna /-sesaat/.
Dalam proses komposisi, terlihat juga bahwa komponen makna yang dimiliki oleh bentuk dasar yang terlibat dalam bentuk proses itu menentukan juga makna gramatikal “milik” hanya dapat terjadi konstituen kedua komposisi itumemiliki komponen makna /+manusia/, atau /+ dianggap manusia/. ,isalnya, motor Fenni, tas Chicha. Jika tidak memiliki komponen makna itu maka makna gramatikal “milik” tidak akan muncul. Misalnya kaki ayam bukan bermakna gramatikal “kaki milik ayam” melainkan kaki dari ayam.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan dari bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
Yang dimaksud dengan medsanmakna (Semantik domain, semantik Field) atau medan leksikal adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan karena mengambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu.
Komponen makna ialah makna yang dimiliki setiap kata yang terdiri atas sejumlah komponen yang berbentuk keseluruhan makana kata itu.

B. Saran
Sebelum penyaji mempresentasikan makalahnya, sebaiknya teman-teman mempelajari materi yang akan dibahas untuk memperlancar













.