CERPEN 1 : BUKAN MANUSIA GAGAL
Siang itu langit nampak bersih berwarna biru dengan sedikit awan putih. Tina didepan kelas dengan wajah cemas menunggu hasil latihan ujian pertama yang sedang diambilkan oleh kakaknya, Rina.
Saat ini Tina duduk di kelas 9 dan akan menghadapi ujian sekolah.Tapi sekarng Tina baru mengambil hasil latihan ujiannya yang pertama. Dan masih ada 2 latihan lagi sebelum Tina menghadapi ujian.
Dan setelah kakaknya keluar dari kelas, kakaknya Rina membawa kabar baik untuknya. Ternyata Tina mendapat peringkat 13 pararel. Dia tak menyangka akan mendapatkan peringkat itu, Tina sangat bahagia di hari itu.
Dengan wajah gembiranya, dia langsung pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Ayahnya yang sedang terbaring sakit.
Tina yang sudah lama hampir 3 hari belum bertemu dengan ayahnya. Sangat rindu dengan ayahnya. “ kak, Tina nggak sabar bilang kabar gembira ini sama ayah.” Kata Tina dengan semangatnya.
Sesampainya di rumah sakit, Tinapun langsung menyerahkan hasilnya pada ayahnya. Dengan menahan rasa sakitnya, ayahnyapun tersenyum bahagia melihat hasil anaknya yang membahagiakan. Rasa haru, senang, tapi juga sedih, menyelimuti keluarga Tina di hari itu.
Setelah lama berada dirumah sakit, akhirnya Tina dan Rina memutuskan untuk pulang kerumah karena besok Tina harus masuk sekolah lagi.
Tak berapa lama mereka tiba di rumah untuk memejamkan mata, tepatnya pukul 2 malam, Tina dan Rina terbangun karena telepon yang berbunyi. Ternyata Ibunya yang mengabarkan bahwa Ayahnya telah meninggal dunia.
Tina dan Rinapun syok mendengar kabar buruk itu. Mereka tak henti hentinya meneteskan air mata. Dan Tinapun pingsan setelah mendengar kabar buruk itu.
Dan pagi harinya, ayahnya dimakamkan. Hati Tina dan Rina hancur harus menghadapi kenyataan ini. Menerima bahwa ayahnya sekarang sudah tiada lagi.
**********
Hari terus berganti, tak terasa Tina pun akan memasuki ujian sekolahnya, tapi Tina tak semangat sesemangat dilatihan ujian sebelumnya.
Sejak ayahnya pergi, Nilai Tina bukanya naik, tapi semakin turun, Tina masih sedih, masih belum menerima kenyataan yang harus dihadapinya.
Kakaknyapun menasehatinya, agar tidak patah semangat dan rajin belajar, karena hasil latihan ujian yang ke 2 dan ke 3 Tina semakin menurun.
********
Kurang lebih 1 bulan telah berlalu, akhirnya waktu pengumuman itu tiba.
Sama halnya waktu Tina menunggu hasil latihan ujiannya dulu, wajah Tina terlihat cemas tegang dan takut, jika nilainya jelek, karena akhir akhir ini nilainya turun.
Tak lama kemudian Tinapun memperoleh hasilnya, tapi hasilnya tak sebagus yang dia harapkan. Dia sedikit kecewa.
Sekarang liburan sekolah telah tiba, pendaftaran untuk peserta didik barupun mulai dibuka. Tinapun mendaftarkan dirinya disekolah yang dia inginkan.
Setelah Tina mengikuti tes, akhirnya pengumuman bagi yang diterimapun diumumkan. Tapi setelah dilihat, nama Tina tidak ada didaftar siswa yang diterima.
1 kabar buruk lagi yang harus didengar oleh Tina.Tina sangat sedih, kenapa dia harus alami ini semua secara runtut.
Tina merasa bahwa dirinya telah gagal. Gagal dalam segala hal. Tak ada yang dicapainya secara maksimal. Tina merasa jadi manusia yang gagal dalam perjalan hidupnya.
Sejak pengumuman siang itu sampai sore, Tina duduk terdian dikamar. Dan tak henti air matanya mengalir.
Disaat matahari telah kembali menyembunyikan dirinya, dan hanya ada kegelapan, Tina berdiri terdiam di depan jendela sambil menangis memikirkan apa yang terjadi.
Ibunya didepan pintu kamar melihat Tina, sebenarnya ibunya juga sedih, tapi harus menyembunyikan kesedihannya dan harus terlihat lebih tegar, agar Tina juga tegar.
“ udah nak, nanti kamu juga akan dapet sekolah yang jauh lebih bagus buat kamu, dibalik ini semua ada hikmahnya” Hibur ibunya Tina
Walaupun begitu, Tina masih belum bisa berhenti nangis, semua itu masih terbayang jelas dipikirannya.
Sebenarnya Tina hanya mau sekolah di SMA itu. “ Tapi mau gimana lagi, nasi sudah menjadi bubur, nggak akan bisa lagi jadi nasi “ guman dalam hatinya.
“iya bu’ “ jawab Tina. “Tapi Tina masih belum bisa nerimanya. Tina mau sekolah itu. Kenapa sich bu’, Tina harus alamin ini semua, udah Tina ditinggal ayah, nilai UAN Tina juga nggak sebagus yang Tina harapkan, Dan Tinapun nggak bisa masuk di sekolah yang Tina impikan sejak dulu, Tina manusia gagal buk” guman Tina dengan sedihnya.
”Siapa bilang kamu mausia gagal Tin??” sahut ayu sahabatnya yang tiba tiba saja nongol di depan jendela. Akhirnya Ayu sahabatnya menghiburnya dan memberi penjelasan agar Tina nggak terpuruk dengan kesedihanya dalam waktu yang cukup lama.
Nggak ada manusia gagal. Bukankan berarti kita pernah gagal, terus menjadi manusia yang gagal selamanya. Nggak ada manusia gagal.
Janganlah menganggap sebuah kegagalan menjadikan atau mengartikan diri kita sebagai manusia yang gagal. Tapi anggap suatu kegagalan untuk mendapatkan suatu kebahagiaan atau memotivasi kita agar belajar lebih baik lagi.
Sesungguhnya tidak ada manusia gagal, hanya saja orang yang menganggap dirinya gagal, adalah orang yang pasrah pada nasib. Dan orang yang tak mau berusaha untuk mencapai sebuah keberhasilan.
”memang kamu mau dianggep sebagai orang yang putus asa dan hanya bisa pasrah tanpa usaha? Enggak kan?” tanya ayu pada Tina.
Tangisan Tina terhenti, Tinapun mengusap air matanya. Tinapun memikirkan perkatakan ayu. Apa yang dikatakan Ayu ada benarnya.
”sudah Tin, kamu terima aja, jangan terlalu sedih. Sekolah banyak, nggak Cuma satu. Kamu juga harus pikirkan perasaan ibumu. Ibumu tambah sedih, kalau dia lihat kamu nangis terus.” sahut tante wati teman ibunya yang kebetulan ada di rumah Tina.
Akhirnya Tina mau mengerti, memang tidak seharusnya dia terus terusan tenggelam dalam kesedihan. Sampah in sampah out. Masalah yang masuk, pasti da jalan keluarnya. Dan nggak ada manusia gagal, tapi adanya manusia yang putus asa.