Jepang adalah negara yang hampir seluruh masyarakatnya gemar mengkonsumsi ikan mentah. Ada sebuah cerita tentang seorang nelayan disana.
Seorang nelayan berlayar dengan perahu modern, dia berlayar menuju arus oyashiwo (pertemuan arus dingin dan arus panas di sebelah selatan kepulauan Jepang). Membutuhkan sekitar 1 malam untuk mencapai area tersebut. Setelah sampai di oyashiwo nelayan tersebut mengambil ikan sebanyak-banyaknya yang nantinya akan dijual, ia mengisi penuh tong yang ia miliki dengan ikan. Perjalanan yang jauh dan air yang kurang dalam tong tersebut membuat ikan-ikan itu mati. Ketika dijual, para pelanggan mengeluh bahwa ikan yang dijual tidak segar.
Nelayan tersebut berfikir, kemudian ia kembali berlayar tapi kali ini ia tidak mengisi penuh tong yang ia miliki. Ia hanya memasukkan ikan 75% tong dengan ikan dan air 25%. Ia kembali, ikan-ikan yang ia miliki masih hidup. Tetapi karena ikan-ikan itu hanya diam di dalam tong, maka cita rasa yang dimiliki menjadi terasa tidak segar dan pelanggan kembali mengeluh.
Nelayan tersebut harus kembali belajar hal tersebut, beberapa hari ia berfikir lalu ia menemukan sebuah ide. Nelayan membeli sebuah tong yang lebih besar dari yang ia gunakan kemarin, ia berlayar kembali ke arus oyashiwo. Nelayan tsb tetap mengisi tongnya dengan 75% ikan dan 25% air, tapi bedanya kali ini ia memasukkan beberapa ekor hiu di dalamnya. Dia berfikir bahwa dengan adanya hiu di dalam tong maka iikan-ikan yang ia tangkap akan tetap segar karena terjadi perburuan dan ikan terus bergerak seperti ketika ada di lautan. Sampailah nelayan itu dirumah, meskipun harus kehilangan sedikit buruannya karena termakan oleh hiu tetapi ikan-ikan yang dibawa masih tetap segar dan pelanggan merasa puas.
Note:
Tidak akan ada kesuksesan tanpa pengorbanan, sekecil apapun, dalam bentuk apapun sebuah pengorbanan akan sangat berharga.
Seorang nelayan berlayar dengan perahu modern, dia berlayar menuju arus oyashiwo (pertemuan arus dingin dan arus panas di sebelah selatan kepulauan Jepang). Membutuhkan sekitar 1 malam untuk mencapai area tersebut. Setelah sampai di oyashiwo nelayan tersebut mengambil ikan sebanyak-banyaknya yang nantinya akan dijual, ia mengisi penuh tong yang ia miliki dengan ikan. Perjalanan yang jauh dan air yang kurang dalam tong tersebut membuat ikan-ikan itu mati. Ketika dijual, para pelanggan mengeluh bahwa ikan yang dijual tidak segar.
Nelayan tersebut berfikir, kemudian ia kembali berlayar tapi kali ini ia tidak mengisi penuh tong yang ia miliki. Ia hanya memasukkan ikan 75% tong dengan ikan dan air 25%. Ia kembali, ikan-ikan yang ia miliki masih hidup. Tetapi karena ikan-ikan itu hanya diam di dalam tong, maka cita rasa yang dimiliki menjadi terasa tidak segar dan pelanggan kembali mengeluh.
Nelayan tersebut harus kembali belajar hal tersebut, beberapa hari ia berfikir lalu ia menemukan sebuah ide. Nelayan membeli sebuah tong yang lebih besar dari yang ia gunakan kemarin, ia berlayar kembali ke arus oyashiwo. Nelayan tsb tetap mengisi tongnya dengan 75% ikan dan 25% air, tapi bedanya kali ini ia memasukkan beberapa ekor hiu di dalamnya. Dia berfikir bahwa dengan adanya hiu di dalam tong maka iikan-ikan yang ia tangkap akan tetap segar karena terjadi perburuan dan ikan terus bergerak seperti ketika ada di lautan. Sampailah nelayan itu dirumah, meskipun harus kehilangan sedikit buruannya karena termakan oleh hiu tetapi ikan-ikan yang dibawa masih tetap segar dan pelanggan merasa puas.
Note:
Tidak akan ada kesuksesan tanpa pengorbanan, sekecil apapun, dalam bentuk apapun sebuah pengorbanan akan sangat berharga.