Target Investasi Sulit Dicapai
TEMPO.CO, Jakarta-Pemerintah menyatakan target pertumbuhan investasi 11 persen sulit dicapai pada tahun ini. Kepala Bidang Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Kementerian Keuangan Rofiyanto Kurniawan mengatakan, pertumbuhan investasi kuartal III lalu mencapai 7,1 persen, lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu sebesar 9,1 persen.
“Target tahun ini berat untuk dicapai,” kata dia dalam seminar Indonesia Economic Observation di Hotel Sari Pan Pacific Jakarta, Kamis 17 November 2011.
Menurut Rofiyanto, hal ini terjadi lantaran pengaruh buruk krisis utang Eropa. Meski demikian Indonesia tetap menjadi pilihan yang menarik bagi investor untuk menanamkan modal karena pertumbuhan ekonomi masih baik. Selain itu portofolio bunga (yield) surat utang negara Indonesia lebih bagus ketimbang beberapa negara Eropa, misalnya Italia.
Namun demikian, hal yang perlu diwaspadai dalam sektor investasi portofolio ialah arus dana keluar dalam jumlah besar. Sistem yang lebih ampuh adalah mengubah investasi portofolio menjadi investasi riil.
Menurut Rofiyanto porsi investor asing dalam portofolio saat ini sudah lebih baik. Tiga tahun lalu asing masih dominan dengan penguasaan 75 persen. “Sekarang hanya 56 persen,” ujarnya.
Sebelumnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan meraup investasi Rp 240 triliun pada tahun ini. Angka itu naik 15 persen ketimbang realisasi tahun lalu sebesar Rp 208,5 triliun.
Target tersebut akan dicapai melalui penyempurnaan kebijakan yang terkait investasi, peningkatan pelayanan dan pemberian berbagai fasilitas fiskal bagi penanaman modal serta percepatan pembangunan infrastruktur.
Realisasi penanaman modal pada 2010 melebihi target dari jumlah yang ditetapkan yaitu Rp 160,1 triliun. Total kumulatif naik 54,2 persen, adapun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) naik 60,1 persen dan Penanaman Modal Asing (PMA) naik 52 persen.