SBM (srategi belajar-mengajar)

Judul Buku                : Teori Belajar dan Pembelajaran
Pengarang Buku       : Prof.Dr. Udin S. Winataputra, dkk.
Penerbit Buku           : Universitas Terbuka
Kota Terbit buku      : Jakarta
Tahun Terbit Buku  : 2008
Cetakan                      : keempat
Tebal Buku                : 236 halaman

Belajar adalah suatu kegiatan yang mengacu pada perubahan perilaku individu sebagai akibat dari prose pengalaman baik yang dialami atau sengaja dirancang. Ciri-ciri belajar adalah adanya perubahan perilaku, perubahan perilaku tersebut merupakan hasil interaksi individu dengan lingkungan, serta perilaku tersebut bersifat relatif menetap.
Sedangkan Pembelajaran yaitu mengacu pada segala kegiatan yang dirancang untuk mendukung proses belajar yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku individu yang sesuai dengan tujuan belajar. Ciri-ciri pembelajaran adalah kegiatannya yang mendukung proses belajar siswa, adanya interaksi antara individu dengan sumber belajar, serta memiliki komponen-komponen tujuan,materi,proses dan evaluasi yang saling berkaitan.
Proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari proses dan hasil belajar. Proses pembelajaran harus dengan sengaja diorganisasikan dengan baik agar dapat menumbuhkan proses belajar yang baik yang pada gilirannya dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu, jenis-jenis proses belajar dan hasil belajar sebaiknya menjadi pusat perhatian metode pembelajaran.

Teori-teori Belajar dan pembelajaran
·         Teori belajar behavioristik lahir sebagai upaya penyempurnaan terhadap perspektif tentang cara manusia belajar. Premis dasar belajar behavioristik menyatakan bahwa interaksi antara stimulus respons dan penguatan terjadi dalam suatu proses belajar. Teori belajar behavioristik sangat menekankan pada hasil belajar, yaitu perubahan tingkah laku yang dapat dilihat. Ada tiga jenis teori belajar  behavioristik, yaitu:
-          Teori classical conditioning (pavlov) yang didasarkan pada reaksi sistem tak terkondisi dalam diri seseorang  serta gerak refleks setelah menerima stimulus.
-          Teori connectionism (Thorndike) menyatakan bahwa belajar merupakan proses coba-coba sebagai reaksi terhadap stimulus.
-          Teori behaviorism (Watson) menyatakan bahwa stimulus dan respons yang menjadi konsep dasar dalam teori perilaku haruslah berbentuk tingkah laku yang dapat diamati.
·         Teori belajar kognitif, pada dasarnya setiap orang dalam bertingkah laku dan mengerjakan segala sesuatu senantiasa dipengaruhi oleh tingkat-tingkat perkembangan dan pemahamannya atas dirinya sendiri. Teori ini berasal dari teori kognitif dan teori psikogi. Menurut teori belajar kognitif, belajar merupakan proses-proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung.
Menurut Bruner ada tiga proses kognitif dalam belajar, yaitu perolehan informasi baru, mentransformasikan informasi yang diterima, dan menguji relevansi  dan ketepatan pengetahuan.
·         Teori belajar sosial, teori ini diperkenalkan oleh Albert Bandura yang melihat keterbatasan teori belajar behavioristik yaitu, (a) teori behavioristik sukar diterapkan pada situasi kehidupan nyat a (b) teori tidak dapat menerangkan mengenai terjadinya pembelajaran perilaku baru (c) Teori behavioristik hanya menerangkan mengenai belajar langsung (direct Learning)
Ada enam prinsip yang mendasari teori belajar sosial yaitu, (1) Faktor yang saling menentukan (2) Kemampuan membuat atau memahami simbol/ tanda (3) kemampuan berpikir ke depan (4) Kemampuan untuk seolah-olah mengalami sendiri apa yang dialami orang lain (5) Kemampuan mengatur diri sendiri (6) Kemampuan untuk berefleksi.

Implikasi
·         Teori multiple intelegensi merupakan suatu alternatif bagi guru dalam melakukan inovasi dalammengajarnya, strategi pembelajaran menggunakan teori  ini merupakan suatu cara mengakses informasi melalui jalur-jalur intelegensi  yang ada pada masing-masing individu,namun untuk mengeluarkannya kembali   seluruh intelegensi bersinergi dalam satu kesatuan yang unik sesuai dengan tujuan pembelajaran sehingga siswa mampu memecahkan masalah pembelajaran dengan cara yang efektif.
·         Persepektif konstruktivisme dalampembelajaran mempunyai karakteristik bahwa pembelajaran dilakukan sebagai proses berpikir individual dalam kolaborasi dan interaksi dengan siswa lain untuk memecahkan masalah yang otentik. Siswa harus lebih berperan dan bertanggung jawab dalam proses belajar, dengan bimbingan guru yang lebih berperan sebagai fasilitator dan motivator.

Buku ini akan membekali mahasiswa khususnya di fakultas pendidikan dengan kemampuan menerapkan berbagai teori belajar dalam merancang dan melaksanakan pembaelajaran. Untuk menguasai kemampuan tersebut, mahasiswa dituntut untuk mengkaji dan berlatih menerapkan teori belajar dan pembelajaran. Topik yang dibahas dalam buku ini telah mencakup hakikat belajar, berbagai teori belajar seperti teori behavioristik,kognitif dan social sertaimplikasinya terhadap pembelajaran, kecerdasan ganda (multiple intlligences), dan pendekatan konstruktivisme. Selain itu,buku ini juga dilengkapi dengan contoh-contoh aplikasi  atau studi kasus dari materi-materi modul  yang disertai dengan  tes formatif yang bisa dikerjakan untuk mengukur penguasaan mahasiswa terhadap materi modul.
Namun penulisan dalam buku ini masih banyak kata atau gaya bahasa yang kurang tepat, berbelit-belit sehingga sulit untuk menyampaikan pemahaman materi-materi modul kepada para pembaca. Contoh-contoh studi kasus yang ada dalam buku ini kurang spesifik terhadap bab atau materi yang disampaikan.





Ayu irma kusuma w (09330094)
3C_Pend. Fisika















.