Konsep – Konsep Dasar Tentang Perkembangan dan Pertumbuhan Siswa
Konsep – konsep dasar yang berkenaan tentang dengan perkembangan dan pertumbuhan siswa ialah :
a. Pertumbuhan
b. Kematangan
c. Kedewasaan
d. Perkembangan, dan
e. Perkembangan yang normal
a. Pertumbuhan
pertumbuhan ialah pertambahan secara kuantitatif dari substansi atau struktur yang umumnya ditandai dengan perubahan-perubahan biologis pada diri seseorang yang menuju kearah kematangan. Pertumbuhan fisik berjalan dengan cara ynag berbeda-beda, misalnya pada otak, tinggi badan, dan berat badan, perpanjangan tangan, pertumbuhan bahasa dan lain-lain.
Pertumbuhan organisme ini bersumber dari bakat dan pengaruh lingkungan. Pada umumnya peranan bakat lebih menonjol jika dibandingkan dengan peranan pengaruh lingkungan, bahkan ada bagian badan yang tumbuh tanpa ada pengaruh lingkungan seperti mata, telinga, kaki, tangan, ini sangat ditentukan oleh hereditas siswa sendiri, keturunan keluarga, suku atau kombinasi antara keduanya. Tetapi ada pula segi pertumbuhan dimana unsur lingkungan sangat menentukan, seperti: pertambahan tinggi dan berat badan karena vitamin/niali makanan.
b. kematangan dan maturasi
kematangan adalah tingkat atau keadaan yang harus dicapai dalam proses perkembangan perorangan sebelum ia dapat melakukan sebagaimana mestinya pada bermacam-macam tingkat pertumbuhan mental, fisik, sosial, dan emosional.
Kedewasaan (maturation) adalah kemajuan pertumbuhan yang normal ke arah kematangan. Proses maturasi disebabkan oleh faktor pertumbuhan dari dalam pada berbagai kapasitas dan struktur, misalnya : pertumbuhan otot tangan sehingga dapat berfungsi untuk melakukan tujuan-tujuan khusus seperti menulis.
c. perkembangan
perkembangan menggambarkan perubahan kualitas dan abilitas dalam diri seseorang, yakni adanya perubahan dalam struktur, kapasitas, fungsi dan efisiensi. Perkembangan itu bersifat keseluruhan, misalnya perkembangan intelektual, emosional, spiritual, adalah hubungan satu sama lain. Misalnya, perkembangan kemampuan membaca meliputi perkembangan otot mata, kapasitas membaca, kemampuan membedakan, perkembangan suara, pengalaman, sosial dan emosional. Perkembangan itu umunya berjalan lambat, karena itu guru harus memperhatikan dengan teliti, jangan hanya melihat pertumbuhan fisiknya saja, karena belum tentu sejalan dengan perkembangan dalam segi-segi mental dan emosionalnya dan sebagainya.
d. Perkembangan normal
pengertian perkembangan ini dapat ditinjau dari dua segi, yakni :
Perkembangan normal dilihat dari segi pola perkembangan individu siswa. Perkembangan ini berbeda untuk setiap individu, seperti : yang lebih dulu pandai berjalan sedangkan siswa lain lebih cepat pandai berbicara.
Perkembangan normal dilihat dari segi usia kronologis. Tingkat usia siswa dijadikan dasar untuk menentukan normal atau tidaknya perkembangan seorang siswa. Perkembangan yang normal dilihat bahwa pada tingkat umur tertentu siswa telah dapat mengerjakan sesuatu yang belum dapat dianggap normal.
Prinsip-prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan
Di anatara prinsip-prinsip pertumbuhan dan perkembangan yang penting ialah sebagai berikut :
a. Belajar ialah mengalami
b. Belajar menunjukan adanya perubahan kelakuan dan sikap
c. Kesiapan untuk sesuatu tugas belajar ditentukan oleh pertumbuhan siswa secara keseluruhan.
d. Individu berbuat sebagai suatu keseluruhan.
e. Tiap-tiap komponen (sifat) mental, fisik, sosial,emosional, perkembangan dengan rute yang berlainan. Masing-masing memiliki keunikannya tersendiri.
f. Para pelajar itu bermacam-macam, baik dalam hal perkembangan dalam dirinya maupun dilihat dari norma-norma yang ada.
g. Setiap siswa memiliki keunikan dalam pola perkembangannya
h. Seorang siswa akan menyerap pengaruh lingkungannya dan demikian ia memperoleh pengalaman dan persiapan.
i. Pengajaran yang tidak sesuai dengan tingkat kematangan anak tidak akan berhasil baik.
j. Proses pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara beruntun menurut pola tertentu
k. Pertumbuhan dalam diri seseorang berjalan secara kontinu
l. Pertumbuhan adalah hasil daripada interaksi antarnatur dan natur.
m. Banyak bentuk-bentuk kelakuan yang adalah normal bagi tingkat usia yang berbeda-beda.
n. Reaksi-reaksi emosional kerapkali dipengaruhi oleh perkembangan motorik.
o. Reaksi-reaksi mental dan fisik dapat dipengaruhi dan dikembangkan.
p. Para siswa ada kesamaanya dalam banyak hal.
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Pertama, faktor-faktor yang terjadi sebelum lahir. Umpama : peristiwa kekurangan nutrisi pada ibu dan janin; janin terkena virus, kercunan sewaktu bayi ada dalam kandungan; terkena infeksi oleh bakteri shypilis, terkena penyakit gabag, TBC, kolera, tifus, gondok, sakit gula dan lain-lain.
Kedua, faktor ketika lahir atau saat kelahiran. Faktor ini antara lain adalah intracranial haemorage atau pendarahan pada bagian kepala bayi yang disebabkan oleh tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan dan oleh efek susunan saraf pusat, karena proses kelahiran bayi dilakukan dengan bantuan tang (tangver-lossing).
Ketiga, faktor yang dialami bayi sesudah lahir, antara lain oleh karena pengalaman traumatik pada kepala, kepala bagian dalam terluka karena kepala bayi (janin) terpukul, atau mengalami serangan sinar matahari (zonnestiek). Infeksi pada otak atau selaput otak, misalnya penyakit cerebral meningitis, gabag, malaria tropika, dypteria, dan lain-lain. Semua penyebab tersebut diatas mengakibatkan pertumbuhan bayi dan anak sangat terganggu.
Keempat, faktor psikologis antara lain oleh karena bayi ditinggalkan ibu, ayah atau kedua orang tuanya. Sebab lain ialah anak-anak dititipkan pada suatu lembaga, seperti rumah sakit, rumah yatim piatu, yayasan perawatan bayi, dan lain-lain, sehingga mereka kurang sekali mendapat perawatan jasmaniah dan cinta kasih orang tua. Anak-anak tersebut mengalami kehampaan psikis (innanitie psikis), kering dari persaan sehingga mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan pada semua fungsi jasmaniah. Pertumbuhan fisik memang mempengaruhi perkembangan psikologis, demikian juga sebaliknya faktor psikologis dapat mempengaruhi pertumbuhan psikis.
Jadi, istilah pertumbuhan dimaksudkan pertumbuhan dalam ukuran-ukuran badan dan fungsi-fungsi biologis.
Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Dalam mempelajari perkembangan manusia diperlukan adanya perhatian khusus mengenai hal-hal berikut: 1) proses pematangan, khususnya pematangan fungsi kognitif; 2) proses belajar; 3) pembawaan atau bakat. Ketiga hal ini berikatan satu sama lain dan saling berpengaruh dalam perkembangan kehidupan manusia tak terkecuali para siswa sebagai peserta didik kita.
Adapun mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan siswa, para ahli berbeda pendapat lantaran sudut pandang dan pendekatan mereka terhadap eksistensi siswa tidak sama. Untuk lebih jelasnya, berikut ini penyusun paparkan aliran-aliran yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan siswa.
a.Aliran nativisme
Nativisme (nativism) adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran ini bernama Arthur Schopenhauer (1788-1860) seorang filosof Jerman. Aliran filsafat nativisme konon dijuluki sebagai aliran pesimistis yang memandang segala sesuatu dengan kaca mata hitam. Mengapa demikian? Karena para ahli menganut aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu ditetukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa. Dalam ilmu pendidikan, pandangan seperti ini disebut “pesimisme pedagogis”.
Aliran Nativisme hingga kini masih cukup berpengaruh dikalangan beberapa orang ahli, tetapi sudah tidak semutlak dulu lagi. Di antara ahli yang dipandang sebagai nativis adalah Noam A. Chomsky kelahiran 1928, seorang ahli linguistik yang sangat terkenal saat ini. Chomsky menganggap bahwa perkembangan penguasaan bahasa pada manusia tidak dapat dijelaskan semata-mata oleh proses belajar, tetapi juga (yang lebih penting) oleh adanya “biological predisposition”(kecenderungan biologis) yang dibawa sejak lahir. Baginya semua ini ada pengaruhnya, tetapi pengaruh pembawaan bertata bahasa jauh lebih besar lagi perkembangan bahasa manusi (Bruno, 1928).
b.Aliran Empirisisme
Kebalikan dari aliran Nativisme adalah aliran Empirisisme (empiricism) dengan tokoh utama John Locke (1632-1704). Nama asli aliran ini adalah “The School Of British Empiricism” (aliran empirisme Inggris). Namun aliran ini lebih berpengaruh terhadap para pemikir Amerika Serikat, sehingga melahirkan sebuah aliran filsafat bernama “environmentalisme” (aliran lingkungan) dan psikologi bernama “environmental psychology” (psikologi lingkungan) yang relatif masih baru (Reber, 1988).
Doktrin aliran empirisisme yang amat masyhur adalah “tabula rasa” sebuah istilah bahasa latin yang bearti batu tulis kosong atau lembaran kosong (blank slate/blank tablet). Doktrin tabula rasa menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya. Dalam hal ini, para penganut empirisisme (bukan empirisisme) menganggap setiap anak lahir seperti tabula rasa, dalam keadaan kosong, tak punya kemampuan dan bakat apa-apa. Hendak menjadi seorang anak kelak bergantung pada pengalaman/lingkungan yang mendidiknya.
c.Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran empirisisme dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Tokoh utama konvergenci bernama Louis William (1871-1938) seorang filosof dan psikolog Jerman.
Aliran filsafat yang dipeloporinya disebut “personalisme”, sebuah pemikiran filosofis yang sangat berpengaruh terhadap disiplin-disiplin ilmu yang berkaitan dengan manusia. Diantara disiplin ilmu yang menggunakan asas personalisme adalah “personologi” yang mengembangkan teori yang komprehensif (luas dan lengkap) mengenai kepribadian manusia (Reber, 1988).
Dalam penetapan faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia, Stern dan para ahli yang mengikutinya tidak hanya berpegang pada lingkungan/pengalaman juga tidak berpegang pada pembawaan saja, tetapi berpegang pada kedua faktor yang sama pentingnya itu. Fator pembawaan tidak bearti apa-apa jika tanpa faktor pengalaman. Demikian pun sebaliknya, faktor pengalaman tanpa faktor bakat pembawaan tak akan mampu mengembangkan manusia yang sesuai dengan harapan.
Para penganut aliran konvergensi berkeyakinan bahwa baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan andilnya sama besar dalam menentukan masa depan seseorang. Jadi, seorang siswa yang lahir dari kluarga santri atau kiyai, umpamanya, kelak ia akan menjadi ahli agama apabila ia dididik dilingkungan pendidikan keagamaan.
Berdasarkan uraian mengenai aliran-aliran doktrin filosofis yang berhubungan dengan proses perkembangan di atas, dapat di simpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi tinggi-rendahnya mutu hasil perkembangan siswa pada dasarnya terdiri atas dua macam.
1. Faktor intern, yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri.
2. Faktor eksternal, yaitu hal-hal yang datang atau ada diluar diri siswa yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan penglaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungannya.