Advance Organizer Menurut Ausubel


 Makalah Teori Pembelajaran Advance Organizer Menurut Ausubel 
ABSTRACT
Advance Organizer Model is an idea which needs to be explored intellectually. In the teaching process, many teachers start their lessons by asking the students to memorize their last week activities.in the Advance Organizer Model, techers help the students memorize their past activities by presenting or discussing the general concepts they have recerived before. In this model, the teachers are allowed to inform the specific goals of the lessons and to expect the students achieve the goals of the discussion. This model reflects the principals of Ausubel’s theory of meaningful learning  

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Guru-guru berpengalaman tahu bahwa eksposisi (pemaparan) adalah cara yang efektif untuk membantu memperoleh medan informasi yang diyakini oleh masyarakat sebagai hal yang penting untuk diketahui. Presentation teaching model atau model pengajaran dengan presentasi adalah salah satunya. Model ini dideskripsikan sebagai salah satu pendekatan pengajaran berharga yang dapat digunakan disemua bidang study dan semua tingkat kelas. Penggunaan model presentasi yang tepat agaknya situasional, artinya penggunaannya bergantung pada tujuan yang ingin dicapai oleh guru yang bersangkutan.


Model presentasi spesifik yang disoroti di sini adalah adaptasi dari model yang disebut Advance Organizer Model. Model ini mengharuskan guru untuk menyediakan Advance Organizer bagi siswa sebelum mempresentasikan informasi baru dan untuk secara khusus berusaha memperkuat dan memperluas pemikiran selama dan setelah presentasi.


Hasil-hasil belajar model presentasi cukup jelas dan tidak rumit, dapat membantu siswa memperoleh, mengasimilasikan, dan menyimpan informasi baru, memperluas struktur konseptualnya dan mengembangkan kebiasaan mendengarkan dan memikirkan tentang informasi. Bila menggunakan model presentasi Advance Organizer, guru berusaha menstrukturisasikan lingkungan belajarnya dengan ketat. Kecuali di fase terakhir model ini, guru berperan sebagai seorang presenter aktif dan berharap siswanya menjadi pendengar aktif. Penggunaan model ini membutuhkan lingkungan fisik belajar yang kondusif untuk mempresentasikan dan mendengarkan, termasuk fasilitas-fasilitas yang tepat untuk menggunakan teknologi multimedia.


Ausubel melihat kegunaan Advance Organizer sebagai sarana untuk membantu membuat informasi bermakna bagi siswa. Bagi Ausubel, sebuah Advance Organizer terdiri atas pernyataan-pernyataan yang dibuat guru tepat sebelum presentasi aktual berbagai materi belajar. Pernyataan itu memiliki tingkat abstraksi yang lebih tinggi dibanding informasi yang menyusulnya. Advance Organizer membantu siswa untuk menggunakan pengetahuan sebelumnya. Meskipun tidak semua studi menunjukkan efektifitas Advance Organizer namun tampaknya cukup konsisten dari waktu ke waktu sehingga cukup beralasan untuk merekomendasikan penggunaannya oleh guru ketika mempresentasikan informasi kepada siswa
2.       Rumusan Masalah
a.       Apa pengertian Advance Organizer  menurut Ausubel ?
b.      Apa fungsi-fungsi pembelajaran Advance Organizer menurut Ausubel ?
c.       Apa tujuan dan bagaimana struktur pengajaran Advance Organizer?
d.      Apa sajakah prinsip-prinnsip pembelajaran dengan Advance Organizer dalam pembelajaran bermakna ?
3.       Tujuan Pembahasan
a.       Mengetahui pengertian teori pembelajaran Advance Organizer menurut Ausubel
b.      Mengetahui fungsi-fungsi pembelajaran Advance Organizer menurut Ausubel
c.       Mengetahui tujuan dan struktur pengajaran Advance Organizer  
d.      Mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran Advance Organizer dalam pembelajaran bermakna
4.       Manfaat Penulisan
          Tulisan dalam makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat terutama  pemahaman tentang pengertian teori pembelajaran Advance Organizer, fungsi-fungsi pembelajaran Advance Organizer, tujuan dan struktur pengajaran Advance Organizer, serta prinsip-prinsip pembelajaran dengan Advance Organizer dari Ausubel. Setelah mengetahui dan memahami tentang Advance Organizer menurut Ausubel ini, maka diharapkan guru dapat mengaplikasikannya dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Selain itu besar harapan kami agar kiranya model ini dapat memperkaya khazanah kita tentang model-model belajar dan dapat menerapkannya dalam proses belajar mengajar yang akan kita laksanakan nantinya.
B. PEMBAHASAN
1.          BIOGRAFI AUSUBEL
Nama lengkapnya adalah David Paul Ausubel, yang lahir pada tahun 1918 di New York. Pendidikan Dasarnya diselesaikannya di Brooklin, New York dan menjalani pendidikan tinggi di Universitas Pennsylvania, pada jurusan Pre Medical course dan psikologi dan lulus pada tahun 1939. Pada tahun 1944, setelah lulus dari sekolah medis di universitas Middlesex, ia menyelesaikan magang di Rumah Sakit Gouveneur (salah satu departemen Rumah Sakit di New York City) yang terletak di dataran rendah bagian Timur Manhattan, termasuk little Italy dan Chinatown.


Dalam bidang pendidikan, Ausubel termasuk tokoh yang sukses, yang mendapatkan gelar professor psikologi dari beberapa sekolah tinggi atau  di beberapa sekolah pendidikan, diantaranya adalah  Universitas Illionis, Universitas Toronto dan Universitas Eropa di Berne, Universitas Salesian di Roma, dan Universitas Pelatihan Pegawai di Munich. Pada 1957-1958 dengan bantuan dana penelitian Fulbright, ia melakukan studi banding motivasi kerja orang-orang Maoris dengan orang-orang Eropa.


Tahun 1973, Ausubel mulai konsen pada praktek psikiater untuk penanganan pada gangguan kejiwaan. Ausubel juga sering menulis buku panduan dalam psikologi perkembangan dan pendidikan, serta buku-buku khusus tentang topik-topik ketergantungan obat-obatan, psikopatologi, perkembangan Ego, dan lebih dari 150 artikel dalam jurnal-jurnal psikologi dan psikiater.[1]


Tahun 1976 Ausubel menerima penghargaan Thorndike dari persatuan psikolog Amerika, untuk kontribusinya dalam bidang psikologi pendidikan. Dan pada tahun 1994 dia benar-benar pensiun dari kehidupan profesionalnya dan menghabiskan waktunya untuk menulis. Empat buku telah dihasilkannya, yakni, The Psychology of Meaningful Verbal Learning, Reading in the Psychology of Cognition, Learning Theory and Classroom Practice, dan Educational Psychology: A Cognitive View.


David Ausubel adalah seorang teoritikus pendidikan yang luar biasa, hal ini kita ketahui dari : pertama, dia secara langsung membahasakan tujuan materi pembelajaran. Kedua, dia menganjurkan peningkatan-peningkatan metode-metode pengajaran presentasional pada saat para teoritikus pendidikan lain dan kritikus sosial tengah menentang keabsahan metode-metode ini dan penemuan-penemuan yang mengkritik kepasifan pembelajaran ekspositori. Berbeda dengan teoritikus yang menyarankan metode-metode pembelajaran penemuan (discovery), ‘pendidikan terbuka’, dan pembelajaran berbasis pengalaman, Ausubel tanpa rasa enggan tetap berpihak pada strategi penguasaan materi akademik melalui presentasi


Ausubel juga adalah salah satu dari sedikit psikolog pendidikan yang membahas pembelajaran, pengajaran dan kurikulum sekaligus. Teorinya tentang pembelajaran verbal berhubungan dengan tiga hal, yakni: (1) bagaimana pengetahuan (materi kurikulum) dikelola (2) bagaimana pikiran bekerja dalam memproses informasi baru (pembelajaran) dan (3) bagaimana guru dapat mengaplikasikan gagasan-gagasan ini pada kurikulum dan pembelajaran ketika mereka mempresentasikan materi baru pada siswa (pengajaran / instruksional).[2] 
2. TEORI PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER MENURUT AUSUBEL
a.    Pengertian
Advance Organizer adalah kerangka pendukung bagi informasi baru, bukan hanya sebuah makna pengenalan pelajaran belaka. Advance Organizer merupakan hook (cantelan), jangkar, scaffolding (kerangka pendukung) intelektual, bagi materi-materi belajar selanjutnya, membantu siswa untuk melihat ‘gambar besar’ dari berbagai hal yang dipresentasikan.[3]

Menurut Ausubel, dalam diri seorang pelajar sudah ada ‘organisasi…dan kejelasan tentang pengetahuan di bidang subyek tertentu dan menyebut organisasi ini sebagai Struktur Kognitif dan percaya bahwa struktur ini menentukan kemampuan pelajar untuk menangani berbagai ide dan hubungan baru. Makna dapat muncul dari materi baru hanya bila materi itu terikat dengan struktur kognitif dari pembelajaran sebelumnya. Selanjutnya memiliki kaitan yang lebih erat dengan informasi yang diberikan setelahnya dan merupakan ‘jangkar’ (pengait) bagi pembelajaran yang akan datang


Ausubel melihat bahwa fungsi primer pendidikan formal adalah mengorganisasikan berbagai informasi bagi siswa dan mempresentasikan berbagai ide dengan jelas dan tepat karena menurutnya, seni dan ilmu mempresentasikan berbagai ide dan informasi secara bermakna dan secara efektif sehingga muncul makna yang jelas, stabil dan tidak ambigu dan… tersimpan dalam jangka lama sebagai sebuah body of knowledge yang terorganisasi.[4]
b.    Fungsi-fungsi
1.      Menjelaskan, mengintegrasikan dan mengaitkan pengetahuan yang sedang dipelajari, dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa.
2.      Menyusun rangkaian atau arah kurikulum dan melatih siswa secara sistematis dalam suatu gagasan kunci bidang tertentu
3.      Meningkatkan efektifitas dan mengevaluasi pemerolehan siswa pada materi.[5]
4.      Melukiskan dengan jelas, tepat dan eksplisit persamaan dan perbedaan prinsip antara ide-ide yang ada dalam sebuah hal baru yang sedang dipelajari, di satu pihak dan konsep-konsep terkait yang sudah ada dalam struktur kongnitif di lain pihak.[6]
5.      Menyediakan ideational scaffolding, yaitu tempat mengaitkan pengetahuan baru yang lebih rinci agar dapat dipahami dan diingat dengan lebih baik
6.      Dapat menunjukkan perbedaan serta persamaan antara konsep dalam materi baru dengan konsep yang berhubungan dalam struktur kognitif.[7]
7.      Meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari informasi baru karena merupakan kerangka dalam bentuk abstraksi atau ringkasan konsep-konsep dasar tentang apa yang dipelajari dan hubungannya dengan materi yang telah ada dalam struktur kognitif siswa.[8]
c.    Struktur Pengajaran
Model Advance Organizer terbagi dalam tiga tahap Struktur Pengajaran, yakni : 
Tahap Pertama : Presentasi Advance Organizer
Ø      Mengklarifikasi tujuan-tujuan pelajaran
Ø      Mengidentifikasi sifat-sifat yang jelas atau konklusif
Ø      Memberikan contoh atau ilustrasi yang sesuai
Ø      Mengulang
Ø      Mendorong kesadaran pengetahuan dan pengalaman pembelajar
Tahap kedua : Presentasi tugas atau Materi Pembelajaran
Ø      Menyajikan Materi
Ø      Membuat urutan materi pembelajaran yang logis dan jelas
Ø      Menghubungkan materi dengan organizer
Tahap ketiga : Memperkuat susunan kognitif
Ø      Menggunakan prinsip-prinsip integratif
Ø      Membangkitkan pendekatan kritis pada mata pelajaran
Ø      Mengklarifikasi gagasan-gagasan
Ø      Menerapkan gagasan-gagasan secara aktif (misalnya dengan menguji gagasan tersebut)[9]
Dalam melaksanakan ini, Arends menjadikannya empat fase, yakni :
1.      Mengklarifikasikan tujuan pelajaran dan menyiapkan siswa untuk belajar
2.      Mempersentasikan Advance Organizer nya
3.      Mempersentasikan informasi baru yang dimaksud
4.      Mamantau dan memeriksa pemahaman siswa serta memperluas dan memperkuat ketrampilan berpikir mereka.[10]
Ausubel mendeskripsikan pikiran sebagai sistem pemrosesan dan penyimpanan informasi yang dapat dibandingkan dengan struktur konseptual suatu disiplin akademik. Pikiran ini secara hirarkis merupakan seperangkat gagasan yang telah diolah dan menjadi gudang penyimpanan untuk beragam informasi dan gagasan. Saat sistem memproses informasi ini memperoleh informasi dan gagasan baru, ia akan mengolah kembali dirinya sendiri untuk mengakomodir gagasan-gagasan tadi. Untuk itulah sistem tersebut berada dalam keadaan yang selalu berubah terus menerus.


Ausubel menegaskan bahwa gagasan-gagasan baru dapat dipelajari dan dipertahankan secara fungsional hanya pada jangkauan bahwa gagasan tersebut dapat dihubungkan dengan konsep dan rancangan yang sudah ada yang menyediakan jangkar-jangkar ideasional. Jika materi baru terlalu berlawanan dengan struktur kognitif yang sudah ada atau tidak berhubungan sama sekali dengan konsepsi apapun, pembelajar harus secara aktif merenungkan materi baru itu, berpikir melalui koneksi-koneksi ini, menyatukan perbedaan atau ketidak sesuaian dan mencatat kesamaan-kesamaan dengan informasi yang ada.[11]


Dua prinsip yang berhubungan dengan pemrograman isi materi pembelajaran secara efisien serta dapat diterapkan pada semua bidang pengetahuan adalah prinsip progressive differentiation dan integrative reconcillation. Bila isi pembelajaran disusun berdasarkan prinsip 

progressive differentiation, maka konsep yang paling utama dan abstrak akan disajikan terlebih dahulu, lalu secara bertahap akan diikuti oleh konsep yang lebih rinci serta spesifik. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa bila sistem ingatan manusia sebagai proses dan penyimpan informasi tersusun sedemikian rupa sehingga baik pemahaman pengetahuan baru maupun susunannya dalam struktur kognitif mengikuti prinsip progressive differentiation, akan terjadi pemahaman serta penyimpanan informasi secara optimal. Dalam hal ini guru harus dengan sadar menyusun materi pembelajaran sesuai dengan prinsip tersebut. Sedangkan prinsip integrative reconcillation dalam memprogramkan materi pembelajaran nampak bila terjadi integrasi antara konsep baru dalam materi dengan konsep relevan yang telah terdapat dalam struktur kognitif.[12] Pedoman berikut merangkum metode yang direkomendasikan untuk mempresentasikan pelajaran berdasarkan Advance Organizer


Tahap
Komponen
Pertimbangan
1
Mempresentasikan Advance Organizer
·                  Mengidentifikasi atribut-atribut pendefinisi
·                  Memberi contoh
·                  Memberi konteks
·                  mengulangi

·                  mengulas fitur-fitur penting dari Advance Organizer dan konten pelajaran
·                  mendorong kesadaran pengetahuan dan pengalaman siswa yang relevan
2
Mempresentasikan konten belajar
·                  mempersentasikan materi
·                  menggunakan diferensiasi progresif
·                  mempertahankan perhatian
·                  mengeksplisitkan organisasi
·                  mengeksplisitkan urutan logis dari materi belajar
·                  mengerjakan apa yang dideskripsikan Ausubel sebagai ‘memberi scaffolding ideasional bagi penyesuaian dan retensi materi yang lebih detail dan terdiferensiasi selanjutnya’ yakni mengelompokkan dan mengaitkan hal-hal secara bersama-sama sehingga masuk akal bagi siswa anda
·                  memecah konsep dari atas ke bawah. Jika sesuai, melibatkan siswa
·                  menunjukkan bagaimana materi berkaitan dengan Advance Organizer
menunjukkan pada siswa bagaimana materi sesuai dengan struktur kognitif mereka
3
Memperkuat organisasi kognitif
·                  mengaitkan materi belajar baru di dalam struktur kognitif siswa yang telah ada
·                  menggunakan rekonsiliasi integrative
·                  mendorong belajar penerimaan aktif
·                  mengumpulkan pendekatan kritis terhadap materi
·                  mengklarifikasi
·                  Mengaitkan ide-ide baru dengan gambaran yang lebih besar
·                  Mengingatkan siswa mengenai ide-ide (gambaran besar)
·                  Meminta rangkuman atribut utama dari materi belajar baru. Mengulangi difinisi tepat. Menanyakan perbedaan antara aspek-aspek materi. Meminta siswa untuk mendeskripsikan bagaimana materi belajar mendukung konsep atau proposisi yang sedang digunakan sebagai organizer
·                  Meminta siswa untuk mendeskripsikan bagaimana materi baru berkaitan dengan organizer. Meminta contoh-contoh lain dari konsep atau proposisi di dalam materi belajar. Meminta siswa untuk memverbalkan esensi dari materi dengan menggunakan terminologi dan kerangka acuan mereka sendiri. Meminta siswa untuk melihat materi dari sudut pandang alternatif
·                  Meminta siswa untuk mengenali asumsi atau kesimpulan yang mungkin telah dibuat di dalam materi belajar, untuk menilai asumsi dan kesimpulan tersebut dan untuk mendamaikan kontradiksi diantara mereka
·                  Memastikan bahwa kaitan-kaitan telah dibentuk didalam struktur kognitif siswa

d.    Tujuan-tujuan
1.      Membantu guru mengelola dan mentransfer beragam informasi sebermanfaat dan seefisien mungkin karena pemerolehan informasi juga merupakan tujuan pendidikan
2.      Guru bertanggung jawab dalam mengelola dan memprersentasikan apa yang akan dipelajari dan pembelajar menguasai gagasan dan informasi
3.      Menuntun siswa menemukan atau menemukan kembali konsep-konsep
4.      Siswa menjadi konstruktor pengetahuan yang aktif, arah tujuannya adalah mengajarkan mereka metalevel disiplin dan metakognisi untuk merespon pengajaran secara produktif
5.      Untuk memperkuat struktur kognitif siswa tentang pelajaran tertentu dan bagaimana mengelola, memperjelas dan memelihara pengetahuan tersebut dengan baik[13]
6.      Untuk mengorganisasikan pengetahuan awal dan pengetahuan baru dan tersimpan dalam sistem penyimpanan memori jangka pendek dan jangka panjang untuk bisa dipanggil lagi kemudian, apabila ingin digunakan.[14]  
e.    Prinsip-prinsip Pembelajaran
1.      Pengetahuan diorganisasikan dan distruturisasikan di seputar proposisi-proposisi dasar dan ide-ide pemersatu, akan tetapi individu-individu memiliki cara yang berbeda dalam mengorganisasikan pengetahuan tentang topik tertentu
2.      Kemampuan siswa untuk mempelajari ide-ide baru bergantung pada nbsp;pengetahuan mereka sebelumnya dan struktur kognitif yang sudah ada
3.      Tugas utama guru dalam membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan adalah :
a)    Mengorganisasikan bahan-bahan belajar dengan pemikiran yang mendalam dan dengan mahir
b)    Memberikan Advance Organizer kepada siswa yang akan membantu mengaktifkan, mengaitkan dan mengintegrasikan pembelajaran baru
c)    Memberikan isyarat atau petunjuk kepada siswa untuk membantu mereka dalam mengambil informasi dari ingatan jangka panjang untuk dipindahkan ke ingatan jangka pendek
4.      Struktur kognitif berubah akibat adanya informasi baru dan oleh karenanya menjadi dasar untuk mengembangkan struktur-struktur kognitif baru[15]



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Nama Sekolah              : SMP Hasanah Medan
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester            : IX/ 1
Materi Pokok               : Hikmah Gerakan Shalat
Alokasi Waktu : 2  x 40 Menit
A.   Standar Kompetensi
-  Mempraktekkan gerakan-gerakan shalat secara sempurna dengan baik dan benar dan nilai yang terkandung di dalamnya
B.   Kompetensi Dasar
-   Menjelaskan gerakan-gerakan shalat dengan baik dan benar
-   Mempraktikkan gerakan shalat secara keseluruhan dengan baik dan benar
-   Menerapkan hikmah gerakan shalat yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari
C.  Tujuan Pembelajaran
-   Siswa dapat melakukan gerakan shalat secara keseluruhan dengan baik dan benar
-   Siswa dapat menerapkan hikmah gerakan shalat dalam kehidupan sehari-hari
-   Siswa dapat  merasakan manfaat Gerakan Shalat
D.  Materi Ajar
Hikmah Gerakan Shalat
1.      TAKBIR (Mengangkat Tangan)
          Memberika aliran darah dari pembuluh balik yang terdapat dilengan untuk diisikan ke mata, telinga, mulut.
2.      SEDEKAP (Pengisian Pembuluh Darah di Organ-organ Kepala)
          Menjepit pembuluh darah balik pada lengan kiri sehingga pembuluh darah ditangan kanan akan mengembang. Pada saat mengangkat tangan mau rukuk semprotan pembuluh darah berkecepatan tinggi di tangan kanan akan mengisi pembuluh darah yang ada di bagian kepala.
3.      RUKUK (Pelenturan Memori Otak dan Ginjal)
          Kelenturan tulang belakang yang berisi sumsum tulang, merupakan saraf sentral beserta sistem aliran darahnya. Rukuk yang sempurna akan menarik urat pinggang sehingga dapat mencegah sakit pinggang dan sakit ginjal. Tuas sistem keringat yang terdapat di pinggung, pinggang, paha , betis belakang, terpelihara oleh gerakan rukuk, dan tulang leher, serta saluran saraf memori juga terdapat kelenturannya.
4.      I’TIDAL (Pencegah Sakit Kepala dan Pinggang)
          Posisi I’tidal bangun dari rukuk membuat aliran darah turun langsung dari kepala, menyebabkan bagian pangkal otak yang mengatur keseimbangan berkurang tekanan darahnya. Sehinga dapat mencegah saraf keseimbangan tubuh kita sangat berguna untuk menghilangkan sakit kepala dan pingsan dengan tiba-tiba.
5.      SUJUD (Pencegahan Koroner dan Stroke)
          Pada saat sujud pembuluh darah nadi balik, dikunci dipangkal paha, sehingga tekana darah akan lebih banyak dialirkan kembali ke jantung dan di pompa ke kepala. Posisi sujud adalah cara maksimal untuk mengalirkan darah dan oksigen ke otak dan anggota tubuh di kepala. Posisi dujud adalah teknik terbaik untuk membongkar sumbatan pembuluh darah jantung sehingga mencegah koroner. Juga membuat pembuluh darah halus di otak mendapat tekanan lebih, sehingga bisa mencegah stroke.
6.      DUDUK 2 SUJUD (Duduk Perkasa)
          Tekukan kaki dan jari kaki dapat menyeimbangkan sistem elektrik dan saraf keseimbangan tubuh kita. Posisi duduk 2 sujud memperbaiki dan menjaga kelenturan saraf keperkasaan yang banyak terdapat pada bagian paha dalam, cekungan lutut sampai ibu jari kaki. Akibat lenturnya saraf keperkasaan ini akan mencegah diabetes, prostate dan hernia.
7.      DUDUK TAHIYYAT AWAL (Duduk Pembakaran)
          Posisi duduk ini jika agak lama sehingga lipatan paha dan betis bertemu, akan mengaktifkan kelenjar keringat sehingga dapat mencegah pengapuran. Pembuluh darah balik di atas pangkal kaki tertakan sehingga darah akan memenuhi seluruh telapak kaki menyebabkan pembuluh darah di pangkal kaki mengembang. Gerakkan ini akan menjegah agar kaki optimal menopang tubuh kita.
8.      DUDUK TASYAHHUD AKHIR (Keseimbangan Saraf dan Penyembuhan Wasir)
          Posisi duduk ini lebih baik dari bersila. Dalam ilmu yoga kalau pergelangan kaki akan dipegang, lalu tekan diarea cekungan akan berguna untuk membongkar pengapuran dikaki kiri. Duduk ini membuat saraf keseimbangan yang berhubungan dengan saraf mata akan terjaga dengan baik.
9.      SALAM (Terapi Penyakit Kepala)
          Gerakan salam jika dilakukan secara maksimal, bermanfaat untuk menjaga kelenturan urat leher. Berkat kontraksi otot-otot di kepala dihasilkan energi panas dan zat-zat yang diperlukkan untuk rehabilitasi jaringan yang rusak. Salam kanan dan kiri secara maksimal, mencegah penyakit kepala dan tengkuk kaku.
E.   Metode Pembelajaran
-   Tanya Jawab
-   Diskusi
-   Demonstrasi
-   Penugasan dan CTL
F.   Langkah-langkah Pembelajaran 
1.       Kegiatan Awal:
a.       Apresepsi/ Motivasi
-          Guru mengucap salam
-          Mengecek kehadiran siswa
-          Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran dari hikmah gerakan shalat
-          Guru memotivasi siswa mengenai kesehatan dan manfaat gerakan shalat
-          Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil
2.      Kegiatan Inti:
b.      Eksplorasi
-          Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan gerakan shalat yang baik dan benar
c.       Elaborasi
-          Membimbing siswa untuk mendiskusikan hikmah gerakan shalat
-          Meminta siswa mendemonstrasikan gerakan shalat dengan baik dan benar
-          Meminta siswa mengenai manfaat apa yang ada pada gerakan shalat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
d.      Konfirmasi
-          Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
-          Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan
3.      Kegiatan Akhir / Penenangan
-          Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar
-          Guru mengajukan post test kepada siswa terkait materi pelajaran
-          Guru Memperbaiki kesalahan-kesalahan gerakan shalat
-          Guru membuat kesimpulan tentang materi pelajara dengan kaitannya yang lalu
-          Guru memberikan tugas
G.      Alat dan Sumber Belajar:
-          Buku PAI kelas IX
-          LKS MGMP PAI SMP/MTS
-          Gambar gerakan shalat
     H.  Penilaian
Indikator Pencapaian kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk instrumen
Instrumen/Soal
- Menerapkan gerakan shalat dengan baik dan benar
- Membiasakan dan menerapkan hikmah gerakan shalat dalam kehidupan sehari-hari
- memahami gerakan shalat dan manfaatnya

Tes tertulis

Tes simulasi
- Simulasikan gerakan shalat dengan baik dan benar

- Apa hikmah dari gerakan shalat

- Apa manfaat gerakan shalat

                                                                                               Medan, …………20
     Mengetahui                                                                               Guru PAI
     Kepala Sekolah

                                                                                                            
------------------------                                                      -------------------------------
C.            PENUTUP
1. Simpulan
          Ausubel melihat kegunaan Advance Organizer sebagai sarana untuk membantu membuat informasi bermakna bagi siswa. Bagi Ausubel, sebuah Advance Organizer terdiri atas pernyataan-pernyataan yang dibuat guru tepat sebelum presentasi aktual berbagai materi belajar. Pernyataan itu memiliki tingkat abstraksi yang lebih tinggi dibanding informasi yang menyusulnya.
          Advance Organizer membantu siswa untuk menggunakan pengetahuan sebelumnya. Meskipun tidak semua studi menunjukkan efektifitas Advance Organizer namun tampaknya cukup konsisten dari waktu ke waktu sehingga cukup beralasan untuk merekomendasikan penggunaannya oleh guru ketika mempresentasikan informasi kepada siswa.
Advance Organizer adalah kerangka pendukung bagi informasi baru, bukan hanya sebuah makna pengenalan pelajaran belaka. Advance Organizer merupakan hook (cantelan), jangkar, scaffolding (kerangka pendukung) intelektual, bagi materi-materi belajar selanjutnya, membantu siswa untuk melihat ‘gambar besar’ dari berbagai hal yang dipresentasikan
          Ausubel melihat bahwa fungsi primer pendidikan formal adalah mengorganisasikan berbagai informasi bagi siswa dan mempresentasikan berbagai ide dengan jelas dan tepat karena menurutnya, seni dan ilmu mempresentasikan berbagai ide dan informasi secara bermakna dan secara efektif sehingga muncul makna yang jelas, stabil dan tidak ambigu dan… tersimpan dalam jangka lama sebagai sebuah body of knowledge yang terorganisasi
2. Implikasi
    Ausubel melihat kegunaan Advance Organizer sebagai sarana untuk membantu membuat informasi bermakna bagi siswa. Bagi Ausubel, sebuah Advance Organizer terdiri atas pernyataan-pernyataan yang dibuat guru tepat sebelum presentasi aktual berbagai materi belajar. Pernyataan itu memiliki tingkat abstraksi yang lebih tinggi dibanding informasi yang menyusulnya. Advance Organizer membantu siswa untuk menggunakan pengetahuan sebelumnya.
          Dua prinsip yang berhubungan dengan pemrograman isi materi pembelajaran secara efisien serta dapat diterapkan pada semua bidang pengetahuan adalah prinsip progressive differentiation dan integrative reconcillation. Bila isi pembelajaran disusun berdasarkan prinsip progressive differentiation, maka konsep yang paling utama dan abstrak akan disajikan terlebih dahulu, lalu secara bertahap akan diikuti oleh konsep yang lebih rinci serta spesifik.
          Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa bila sistem ingatan manusia sebagai proses dan penyimpan informasi tersusun sedemikian rupa sehingga baik pemahaman pengetahuan baru maupun susunannya dalam struktur kognitif mengikuti prinsip progressive differentiation, akan terjadi pemahaman serta penyimpanan informasi secara optimal. Dalam hal ini guru harus dengan sadar menyusun materi pembelajaran sesuai dengan prinsip tersebut.
3. Saran
          Dengan memahami secara baik tentang teori advance organizer yang dipelopori Ausubel ini diharapkan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran dapat menumbuhkembangkan kemampuan yang sudah ada dan tersusun dengan informasi-informasi yang dimiliki sebelumnya dan informasi-informasi baru yang didapatkan dari pembelajaran tersebut secara baik dan sistematis, hal ini akan menghasilkan pemahaman yang optimal sehingga mampu mewujudkannya dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.

DAFTAR PUSTAKA

  • Abdul Hamid, Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan, 2009
  • Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2005
  • Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011
  • A.K. Wardani, Psikologi Belajar, Jakarta: Universitas Terbuka, 2000
  • Bruce Joyce, Marsha Weil, Emily Calhoun. Models of Teaching, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009
  • Haniatus Solihah, Konsep Belajar Bermakna David Ausubel dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Surabaya: Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 2008
  • Richard I Arends, Learning To Teach, Belajar untuk  mengajar. Buku Satu, Edisi ketujuh, cet.1, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008
 Makalah Oleh: Ibrahim Lubis | Nurhidayati | Raudah Zaini 
  • [1] Haniatus Solihah, Konsep Belajar Bermakna David Ausubel dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,(Surabaya: Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 2008),  h.17
  • [2] Bruce Joyce, Marsha Weil, Emily Calhoun. Models of Teaching (Yogyakarta:  Pustaka Pelajar, 2009),  h. 280-281
  • [3] Richard I Arends, Learning To Teach, Belajar untuk  mengajar. Buku Satu, Edisi ketujuh, cet.1 (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h,  275.
  • [4] Joys, Models h.265
  • [5] Ibid, h.292
  • [6] Arends, Learning, h.265
  • [7] Abdul Hamid, Teori Belajar dan Pembelajaran.( Medan, 2009), h. 73
  • [8] Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran ( Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 44
  • [9] Joyce, Models , h. 294
  • [10] Arends, Learning, h.278
  • [11] Joyce, Models,h. 284-5
  • [12] Abdul Hamid, Teori Belajar, h. 73
  • [13] Joyce, Models, h. 281
  • [14] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h.35
  • [15] Arends, Learning, h.268-9













.