Dalam sejarah kehidupannya, Ibnu Sina juga dikenal sebagai seorang ilmuwan yang sangat produktif dalam menghasilkan berbagai karya buku. Buku-buku karangannya hampir meliputi seluruh cabang ilmu pengetahuan, diantarannya ilmu kedokteran, filsafat, ilmu jiwa, fisika, logika, politik dan sastra arab. Adapun karya-karyanya sebagai berikut :
- Kitab Qanun fi al-Thib, merupakan karya ibnu sina dalam bidang ilmu kedokteran. Buku ini pernah menjadi satu-satunya rujukan dalam bidang kedokteran di Eropa selama lebih kurang lima abad. Buku ini merupakan iktisar pengobatan Islam juga diajarkan hingga kini di Timur.
- Kitab As-Syifa, merupakan karya ibnu sina dalam bidang filsafat. Kitab ini antara lain berisikan tentang uraian filsafat dengan segala aspeknya
- Kitab An-Najah, merupakan kitab tentang ringkasan dari kitab As-Syifa, kitab ini ditulis oleh ibnu sina untuk para pelajar yang ingin mempelajari dasar-dasar ilmu hikmah, selain itu buku ini juga secara lengkap membahas tentang pemikiran Ibnu Sina tentang ilmu Jiwa.
- Kitab Fi Aqsam al-Ulum al-Aqliyah, merupakan karya Ibnu Sina dalam bidang ilmu fisika. Buku ini ditulis dalam bahasa Arab juga masih tersimpan dalam berbagai perpustakaan di Istanbul, penerbitannya pertama kali dilakukan di Kairo pada tahun 1910 M, sedangkan terjemahannya dalam bahasa Yahudi dan Latin masih terdapat hingga sekarang.
- Kitab al- Isyarat wa al-Tanbihat, isinya mengandung uraian tentang logika dan hikmah[15].
Selain kitab-kitab tersebut masih banyak karya ibnu sina berjumlah cukup besar, namun untuk mengetahui berapa jumlah buku karya-karya ibnu sina/ tersebut secara pasti sangatlah sulit, mengingat perbedaan tentang sedikit banyaknya data yang digunakan. Namun untuk menjawab hal ini, setidaknya ada dua pendapat. Pertama, dari penyelidikan yang dilakukan oleh Father dari Domician di Kairo terhadap karya-karya Ibnu Sina, ia mencatat sebanyak 276 (dua ratus tujuh puluh enam) buah. Kedua, Phillip K.Hitti dengan menggunakan daftar dan dibuat al-Qifti mengatakan bahwa karya-karya tulis Ibnu Sina sekitar 99 (sembilan puluh sembilan) buah[16].
Pengaruh pemikiran filsafat Ibnu Sina seperti karya pemikiran juga telaahnya di bidang kedokteran tidak hanya tertuju pada dunia Islam tetapi juga merambah ke Eropa. Kontribusi Ibnu Sina terhadap pemikiran serta ilmu pengetahuan amatlah besar dan diakui berpengaruh signifikan kepada para ilmuwan, pemikir, filusuf generasi-generasi sesudahnya. Berkat prestasinya dalam ilmu medis, Ibnu Sina memperoleh julukan “Father of Doctors” (Bapak Para Dokter). Natsir Arsyad[17] menyebutkan bahwa dokter kawakan Ibnu Sina pernah dijuluki sebagai Medicorum Principal atau “Raja Diraja Dokter”, oleh kaum Latin Skolastik. Julukan lain juga diberikan kepada Ibnu Sina, seperti, “Raja Obat”. Dalam dunia Islam sendiri, ibnu sina dianggap sebagai zenith, puncak tertinggi dalam ilmu kedokteran.
George Sarton, menyatakan bahwa prestasi medis Ibnu Sina sedemikian lengkap sehingga mengecilkan sumbangan lainnya dari seluruh dunia, seolah-olah mereka hanya membuat penemuan kecil, sementara itu penyelidikan orisinal menyusut beberapa abad setelah masa Ibnu Sina. Sarton juga menguraikan pengaruh Ibnu Sina sangat besar terhadap ruang lingkup juga perkembangan ilmu kedokteran Barat. Karya ilmiah (textbook) Ibnu Sina merupakan referensi dasar utama ilmu medis di Eropa dalam periode waktu yang lebih panjang dari buku-buku lainnya yang pernah ditulis.[18]
Sepertinya kontribusi terpenting Ibnu Sina diwariskan untuk dunia kedokteran adalah dalam ilmu medisnya, yaitu Qanun fi al-Thibb (Canon of Medicine, Konstitusi Ilmu Kedokteran). Seyyed Hossein Nasr[19] menyebutkan bahwa karya besar Qanun itu adalah karya paling banyak dibaca, hal ini besar pengaruhnya pada ilmu medis Islam dan Eropa. Karya besar ini merupakan satu dari buku yang paling sering dicetak di Eropa pada masa Renaisans dalam terjemahan Latin-nya oleh Gerard dari Cremona. Buku teks standar ini terdiri dari lima bagian pokok: prinsip-prinsip umum, obat-obatan, penyakit organ-organ tertentu, penyakit lokal bertendensi menjalar ke seluruh tubuh, seumpama demam,juga obat-obatan majemuk. Arsyad juga menyebutkan bahwa buku Qanun Ibnu Sina sejak zaman dinasti Han di Cina telah menjadi buku standar karya-karya medis Cina. Pada Abad Pertengahan, sejumlah besar karya Ibnu Sina telah diterjemahkan dalam bahasa Latin juga Hebrew, yang merupakan bahasa-bahasa pengantar ilmu pengetahuan masa itu.[20]
Di bidang filsafat, Ibnu Sina dianggap sebagai imam para filosof di masanya, bahkan sebelum dan sesudahnya. Ibnu Sina otodidak juga genius orisinil, bukan hanya dunia Islam menyanjung (ibnu sina) sebagai satu bintang gemerlapan memancarkan cahaya sendiri, juga bukan pinjaman, sehingga Roger Bacon, filosof kenamaan dari Eropa Barat pada Abad Pertengahan nbsp; filusuf generasi-generasi sesudahnya. Berkat prestasinya dalam ilmu medis, Ibnu Sina memperoleh julukan menyatakan dalam Regacy of Islam-nya Alfred Gullaume; “Sebagian besar filsafat Aristoteles sedikitpun tidak dapat memberi pengaruh di Barat, karena kitabnya tersembunyi entah dimana, kendatipun ada, sangat sukar sekali didapatnya serta sangat susah dipahami kemudian digemari orang karena peperangan - peperangan yang meraja lela di sebeleah Timur, sampai saatnya Ibnu Sina, Ibnu Rusyd juga pujangga Timur lain membuktikan kembali falsafah Aristoteles disertai dengan penerangan dan keterangan yang luas.[21]
Selain kepandaiannya sebagai flosof dan dokter, ibnu sina pun penyair. Ilmu – ilmu pengetahuan seperti ilmu jiwa, kedokteran dan kimia ditulisnya dalam bentuk syair, dapat ditemukan melalui buku-buku karya ibnu sina untuk ilmu logika dengan syair. banyak buku-buku ibnu sina telah disalin kedalam bahasa Latin. Ketika orang–orang Eropa diabad tengah, mulai mempergunakan buku - buku itu sebagai textbook, di berbagai universitas. Oleh karena itu nama Ibnu Sina dalam abad pertengahan di Eropa sangat berpengaruh.[22]
Dalam dunia Islam kitab-kitab Ibnu Sina terkenal, bukan saja karena kepadatan ilmunya, akan tetapi karena bahasanya yang baik dan caranya menulis sangat terang. Selain menulis dalam bahasa Arab, Ibnu Sina juga menulis dalam bahasa Persia. Buku -bukunya dalam bahasa Persia, telah diterbitkan di Teheran dalam tahun 1954.
Dapat disimpulkan bahwa begitu besarnya pengaruh dari sosok Ibnu Sina mengenai pemikiran yang beliau tuangkan kepada kita. Ide-ide cemerlang dari ibnu sina memberikan dampak signifikan dalam ilmu pengetahuan, untuk itulah mari kita memperbanyak syukur karena kita dapat mengetahui ilmu-ilmu dari karya-karya Ibnu Sina. |