MAKALAH PTK : MELALUI PENERAPAN METODE DEMONTRASI DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA


Selasa,25September2012
MAKALAH PTK :

MELALUI PENERAPAN METODE DEMONTRASI DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Oleh : Marzuki, S.Pd

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Pembelajaran adalah proses interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa, di dalam maupun di luar kelas dengan menggunakan berbagai sumber belajar sebagai bahan kajian. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran.
Proses pembelajaran yang dilakukan guru memang dibedakan keluasan cakupannya, tetapi dalam konteks kegiatan belajar mengajar mempunyai tugas yang sama. Cara pembelajaran yang ditempuh guru juga harus disesuaikan dengan tujuan yang berfungsi untuk menguraikan suatu bahan atau materi supaya mudah dipahami oleh siswa. Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa.
Dalam proses pembelajaran biasanya pendidik atau guru dalam menyampaikan materi masih menggunakan metode konvensional yang menjadikan pendidik sebagai pusat kegiatan belajar mengajar. Peserta didik pada umumnya hanya menghafal informasi yang diperoleh, sehingga konsep yang tertanam kurang begitu kuat. Dari metode ini hasil yang dicapai kurang optimal dan keaktifan peserta didik serta potensi yang ada pada diri peserta didik kurang terlihat dalam menyelesaikan suatu masalah.

Rendahnya hasil belajar mununjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya kinerja belajar siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas. Untuk mengetahui mengapa hasil belajar siswa tidak seperti yang diharapkan, tentu guru perlu merefleksi diri untuk dapat mengetahui faktor-faktor penyebab ketidakberhasilan siswa dalam pelajaran. Sebagai guru yang baik dan profesional, maka diperlukan suatu optimalisasi pembelajaran dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik serta dapat membuat peserta didik aktif dalam menemukan dan membangun pemahaman dan sikap aktif.
Metode demontrasi merupakan salah satu metode yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Metode demonstration merupakan salah satu tipe dari pembelajaran aktif. Dimana pada metode ini, peserta didik dapat berinteraksi langsung sehingga dapat melihat pembelajaran melalui proses demonstrasi dimana nantinya dapat meningkatkan pemahaman yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah:
1.      Apa  Pengertian Metode Demontrasi dan  Hasil Belajar siswa 
2.      Apa keuntungan dan kekurangan Metode demontrasi.
3.      Faktor apa saja yang Mempengaruhi Hasil Belajar siswa
4.      Bagaimanakan langkah-langkah pembelajaran metode demontrasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

C.     Tujuan Pembahasan
Dari permasalah di atas, maka yang menjadi tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui
1.      Pengertian Metode Demontrasi dan  Hasil Belajar siswa 
2.      Kelebihan dan kekurangan Metode demontrasi.
3.      Faktot yang Mempengaruhi Hasil Belajar siswa
4.      Langkah-langkah pembelajaran metode demontrasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

D.     Manfaat Pembahasan
1.      Metode demontrasi akan menjadi model alternative bagi para guru dalam melaksanakan tugasnya untuk menanamkan konsep wawasan nusantara.
2.      Dengan adanya metode pembelajaran ini akan  mempermudah guru dalam mengembangkan kompetensi yang dimiliki siswa baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
3.      Dengan demikian metode ini juga berguna bagi pengembangan profesionalitas guru untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar
BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Metode Demontrasi dan  Hasil Belajar siswa 
1.      Pengertian Metode Demontrasi
Metode Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada peserta. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan: demonstrasi proses untuk memahami langkah demi langkah; dan demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses.Biasanya, setelah demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh peserta sendiri. Sebagai hasil, peserta akan memperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri. Tujuan dari demonstrasi yang dikombinasikan dengan praktek adalah membuat perubahan pada rana keterampilan.
Beberapa pengertian metode menurut para ahli, salah satunya adalah menurut Muhibbin Syah (1995) mengatakan bahwa metode secara harfiah berarti cara. Dalam pemakian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu kegiatan atau cara-cara melakukan kegiatan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Menurut W.J.S Poerwadarminta, Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud.
Kesimpulan dari pengertian-pengertian di atas yaitu bahwa metode secara umum adalah cara yang tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu hal, seperti menyampaikan mata pelajaran.
Sedangkan pengertian metode demonstrasi menurut Muhibbin Syah adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
Dalam kamus Inggris-Indonesia, demonstrasi yaitu .mempertunjuk-kan atau mempertontonkan. Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.
Menurut Aminuddin Rasyad, Metode demonstrasi adalah cara pembelajaran dengan meragakan, mempertunjukkan atau memperlihatkan sesuatu di hadapan murid di kelas atau di luar kelas.
Dari uraian dan definisi di atas, dapat dipahami bahwa metode demonstrasi adalah dimana seorang guru memperagakan langsung suatu hal yang kemudian diikuti oleh murid sehingga ilmu atau keterampilan yang didemonstrasikan lebih bermakna dalam ingatan masing-masing murid.
Pada dasarnya demontrasi dilakukan untuk mencari atau membuktikan suatu teori yang menyimpulkan suatu masalah yang sudah terbukti kebenarannya, namun untuk pembelajaran ke siswa kita harus memperlihatkan kembali proses terjadinya teori tersebut dengan tujuan agar siswa lebih paham dan mengerti tentang konsep-konsep pada pembelajaran. Hal ini juga di maksudkan agar pembelajaran yang dilakukan berjalan lebih aktif dan memotivasi keingin tahuan siswa dengan demikian siswa akan lebih bersungguh-sungguh mengikuti pembelajaran tersebut.
2.      Pengertian hasil belajar
Hasil belajar pada dasarnya berkaitan pula dengan hasil yang dicapai dalam belajar. Pengertian hasil belajar itu sendiri dapat diketahui dari pendapat ahli pendidikan. Hasil belajar berasal dari kata hasil dan belajar. Agar tidak menyimpang dari pengertian sesungguhnya maka perlu dijelaskan secara per kata terlebih dahulu.
Menurut Sudjana (2002:28) belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu.
Dalam proses belajar dan mengajar terjadi interaksi antara guru dan siswa. Interaksi guru dan siswa sebagai makna utama proses pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Kedudukan siswa dalam proses belajar dan mengajar adalah sebagai subjek dan sekaligus sebagai objekdalam pembelajaran, sehingga proses atau kegiatan belajar dan mengajar adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Proses belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimilki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dengan demikian hasil belajar dapat dilihat dari hasil yang dicapai siswa, baik hasil belajar (nilai), peningkatan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah perubahan tingkah laku atau kedewasaannya. Hasil belajar dalam kontekstual menekankan pada proses yaitu segala kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Nilai siswa diperoleh dari penampilan siswa sehari-hari ketika belajar. Hasil belajar diukur dengan berbagai cara misalnya, proses bekerja, hasil karya, penampilan, rekaman, dan tes (Depdiknas: 2002).
Menurut Purwanto (1986) bahwa hasil belajar biasanya dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai di mana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Setelah menelusuri uraian diatas, maka dapat difahami mengenai makna kata hasil belajar. Hasil pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu, yakni perubahan tingkah laku. Dengan demikian, dapat diambil pengertian yang sangat sederhana mengenai hal ini, prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.
B.     Kelebihan dan Kekurangan Metode demontrasi.
Penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar-mengajar memiliki arti penting. Menurut Syah (1994), banyak keuntungan psikologis-pedagogis yang dapat diraih dengan menggunakan metode demonstrasi, antara lain:
1.      Perhatian siswa lebih dipusatkan.
2.      Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
3.      Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih meleka dalam diri siswa.
Kekurangan metode demonstrasi :
1.      Dalam pelaksanaannya, metode demonstrasi memerlukan waktu dan persiapan yang matang, sehingga memerlukan waktu yang bayak.
2.      Demonstrasi dalam pelaksanaannya banyak menyita biaya dan tenaga (jika memakai alat yang mahal).
3.      Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas.
4.      Metode demonstrasi menjadi tidak efektif jika siswa tidak turut aktif
dan suasana gaduh.

C.     Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar siswa
Belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor baik dari dalam maupun dari luar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain dibagi menjadi dua kategori yaitu faktor internal dan eksternal.
Menurut Rostiyah (2006), faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut.
1)      Kesehatan anak
2)      Rasa aman
3)      Kemampuan dan minat
4)      Kebutuhan diri anak akan sesuatu yang akan dipelajari
Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut.
1)      Lingkungan belajar, iklim, dan teman belajar.
2)      Motivasi dari luar, Adapun faktor yang datang dari luar diri anak, yaitu dari sekolah tempat anak belajar seperti guru, waktu, sarana dan prasarana belajar, kurikulum, materi, dan suasana belajar.
Selain faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, juga siswa mengalami hambatan-hambatan dalam belajar baik itu bersifat endogen maupun bersifat eksogen. Yang bersifat endogen adalah faktor biologis dan faktor psikologis siswa. Sedangkan faktor eksogen adalah seperti sikap orang tua, suasana lingkungan, sosial ekonominya, dan sikap budayanya. Untuk dapat meningkatkan belajar dengan baik maka guru harus mengenal anak dengan baik pula karena setiap anak tidak sama persis kesulitan dan permasalahan yang dihadapinya. Dengan demikian guru harus mampu meneliti setiap kekurangan-kekurangan dalam hasil belajar siswa.
Menurut Mulyasa (2005). adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah:
a.       Pengaruh faktor eksternal
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik dapat digolongkan ke dalam faktor sosial dan non-sosial. Faktor sosial menyangkut hubungan antarmanusia yang terjadi dalam berbagai situasi sosial, yang termasuk dalam faktor ini adalah lingkungan keluarga, sekolah, teman dan masyarakat pada umumnya. Sedangkan faktor non-sosial adalah faktor-faktor lingkungan alam dan fisik; misalnya: keadaan rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber, dan sebagainya.
b.      Pengaruh faktor internal
Sekalipun banyak pengaruh atau rangsangan dari faktor eksternal yang mendorong individu belajar, keberhasilan belajar itu akan ditentukan oleh faktor diri (internal) beserta usaha yang dilakukannya. Menurut Brata yang telah dikutip oleh E. Mulyasa dalam bukunya Implementasi Kurikulum 2004, mengklasifikasikan faktor internal mencakup: (a) faktor-faktor fisiologis, yang menyangkut keadaan jasmani atau fisik individu, yang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama panca indra, dan (b) faktorfaktor psikologis, yang berasal dari dalam diri seperti intelegensi, minat, sikap, dan motivasi.
Maka dari itu hasil belajar yang dilaksanakan dengan evaluasi diakhir pelajaran sangatlah penting, untuk mengukur sejauh mana siswa berhasil dalam proses pembelajaran, serta perbaikan proses pendidikan pada tahap selanjutnya, bila ada dari hasil belajar yang belum begitu dikuasai oleh siswa.

D.     Langkah-langkah pembelajaran metode demontrasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Untuk melaksanakan metode demonstrasi yang baik atau efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa, ada beberapa langkah yang harus dipahami dan digunakan oleh guru, yang terdiri dari perencanaan, uji coba dan pelaksanaan oleh guru lalu diikuti oleh murid dan diakhiri dengan adanya evaluasi. Adapun langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Merumuskan dengan jelas kecakapan dan atau keterampilan apa yang diharapkan dicapai oleh siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan.
2.      Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar dipergunakan, dan apakah ia merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan.
3.      Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapat dengan mudah, dan sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu diadakan demonstrasi tidak gagal.
4.      Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan jelas.
5.      Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan, sebaiknya sebelum demonstrasi dilakukan, sudah dicoba terlebih dahulu supaya tidak gagal pada waktunya.
6.      Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia waktu untuk memberi kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaanpertanyaan dan komentar selama dan sesudah demonstrasi.
7.      Selama demonstrasi berlangsung, hal-hal yang harus diperhatikan:
a.       Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa.
b.      Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap siswa dapat melihat dengan jelas.
c.       Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan seperlunya.
8.      Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa. Sering perlu diadakan diskusi sesudah demonstrasi berlangsung atau siswa mencoba melakukan demonstrasi.
Setelah perencanaan-perencanaan telah tersusun sebaiknya diadakan uji coba terlebih dahulu agar penerapannya dapat dilaksanakan dengan efektif dan tercapai tujuan belajar mengajar yang telah ditentukan dengan mengadakan uji coba dapat diketahui kekurangan dan kesalahan praktek secara lebih dini dan dapat peluang untuk memperbaiki dan menyempurnakannya.
Langkah selanjutnya dari metode ini dalam meningkatkan hasil belajar  adalah realisasinya yaitu saat guru memperagakan atau mempertunjukkan suatu proses atau cara melakukan sesuatu sesuai materi yang diajarkan. Kemudian siswa disuruh untuk mengikuti atau mempertunjukkan kembali apa yang telah dilakukan guru. Dengan demikian unsur-unsur manusiawi siswa dapat dilibatkan baik emosi, intelegensi, tingkah laku serta indera mereka, pengalaman langsung itu memperjelas pengertian yang ditangkapnya dan memperkuat daya ingatnya mengetahui apa yang dipelajarinya.
Untuk mengetahui sejauhmana hasil yang dicapai dari penggunaan metode demonstrasi tersebut diadakan evaluasi dengan cara menyuruh murid mendemonstrasikan apa yang telah didemonstrasikan atau dipraktekkan guru.
Pada hakikatnya, semua metode itu baik. Tidak ada yang paling baik dan paling efektif, karena hal itu tergantung kepada penempatan dan penggunaan metode terhadap materi yang sedang dibahas. Yang paling penting, guru mengetahui kelebihan dan kekurangan metode-metode tersebut.
Metode demonstrasi ini tepat digunakan apabila bertujuan untuk: Memberikan keterampilan tertentu, memudahkan berbagai jenis penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih terbatas, menghindari verbalisme, membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian sebab lebih menarik.

BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
1.      Metode demontrasi dimaksud disini adalah sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran yang membawa siswa belajar dalam suasana yang lebih aktif nyaman dan menyenangkan. Siswa akan lebih bebas dalam menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya, sehingga diharapkan dapat tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa. Proses interaksi ini akan berjalan baik apabila siswa banyak aktif dibandingkan guru. Sedangkan hasil belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu: 1) Hasil belajar yang berupa kemampuan keterampilan atau kecapakan di dalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas, termasuk di dalamnya keterampilan menggunakan alat, 2) Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa yang dikerjakan, dan 3) Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku.
2.      Dari sekian banyak metode pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa lebih baik digunakan metode demontrasi khususnya materi yang membutuhkan demontrasi.

B.     Saran
1.      Dalam menerapkan metode demontrasi hendaknya di lakukan bukan hanya untuk meningkatkan aktivitas siswa selama pembelajaran, tetapi harus juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2.      Melalui penerapan metode demontrasi ini hendaknya dimaknai sebagai metode yang efektif dalam pembelajaran. Dalam hal ini guru dapat memanfaatkan peralatan sederhana dan lingkungan sebagai alat dan sumber belajar yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Budimansyah Dasim. 2002 Model Pembelajaran dan Penilaian.Siliwangi. HDB
BNSP , 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar di SD .Jakarta. Depdiknas.
Dahar, RW. 1998. Teori – teori Belajar. Jakarta. Depdikbud
Dimyati dan Mudjiono, 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Depdikbud.
Dinas Prop Jateng, 2004. Model- model Pembelajaran dan Penilaian. Makalah disampaikan pada Bintek Guru SMP bidang studi Fisika
Oemar Hamalik.1993. Metode Mengajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.


Silahkan copypaste dan jangan lupa kasih link ke blok ini.  Terima kasih














.