MAKALAH MANAJEMEN

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada dasarnya manusia hidup saling membutuhkan. Kebutuhan yang memang selalu mengikat pada setiap individu atau kelompok. Kebutuhan yang seringkali dapat dipenuhi dengan hasil usaha bersama ataupun perorangan. Kebutuhan yang bersifat primer ataupun sekunder. Kebutuhan primer seperti halnya kebutuhan pokok makan dan minum dan kebutuhan sekunder seperti halnya kebutuhan akan barang perhiasan yang menjadi bagian pendukung setelah terpenuhinya kebutuhan primer. Semua kebutuhan tersebut pada hakikatnya dapat diperoleh bukan hanya atas dasar usaha perorangan atau individu yang membutuhkannya, akan tetapi juga ada campur tangan dari usaha orang lain. Oleh karenanya apapun yang dibutuhkan oleh setiap manusia tidak terlepas dari bantuan dari manusia lainnya.
Disamping kebutuhan yang bersifat perorangan yang tidak terlepas dari bantuan orang lain juga sama halnya kebutuhan yang bersifat kelompok. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut seringkali kita melihat bahwa suatu kelompok berkerjasama antar anggotanya untuk mencapai tujuan yang dimaksudkan.  Hal tersebut sering terlihat dalam ikatan kerja sama yang disebut organisasi.
Penjelasan diatas merupakan salah satu bentuk kodrati manusia yang tidak terlepas untuk berinteraksi dan bermasyarakat. Hal ini seperti apa yang telah dikatakan oleh Aristoteles (carapedia.com);“Makhluk sosial merupakan zoon politicon, yang berarti menusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain.”
Interaksi satu sama lain tidak akan menjadi mudah terutama jika ada hubungannya dengan kebutuhan yang diinginkan khususnya kelompok. Oleh karena itu, solusi penanggulangan akan tercapainya suatu kebutuhan kelompok dengan baik dan maksimal adalah dengan adanya manajemen.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan masalah sebagai landasan untuk terfokusnya pengetahuan tentang manajemen. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut;
1.      Apakah yang dimaksud dengan manajemen?
2.      Bagaimanakah sejarah perkembangan ilmu manajemen?
3.      Apa saja yang menjadi unsur manajemen?
4.      Apa saja prinsip dan fungsi dari manajemen?
5.      Apa saja tingkatan manajemen?
6.      Bagaimana model kepemimpinan manajer?

C.    Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah;
1.      Untuk mengetahui pengertian manajemen.
2.      Untuk mengetahui sejarah perkembangan ilmu manajemen.
3.      Untuk mengetahui apa saja yang menjadi unsur manajemen.
4.      Untuk mengetahui prinsip dan fungsi dari manajemen.
5.      Untuk mengetahui tingkatan manajemen.
6.      Untuk mengetahui bagaimana model kepemimpinan manajer.





BAB II
PEMBAHASAN
MANAJEMEN
A.    Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggio dan bahasa Latin maneggiare yang berarti mengendalikan kuda. Kemudian bahasa Prancis mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi m΄enagement yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur (Rusdarti dan Kusmuriyanto 2008:109; id.wikipedia.org/wiki/Manajemen). Beberapa pengertian manajemen dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya:
1.      Menurut Dr. SP. Siagian dalam buku “Filsafat Administrasi” Management dapat didefinisikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui oranglain.
2.      Menurut Prof. Dr. H. Arifin Abdulrachman dalam buku “Kerangka Pokok-Pokok Management” diartikan sebagai
·         kegiatan-kegiatan/aktivitas-aktivitas,
·         proses, yakni kegiatan dalam rentetan urutan-urutan,
·        insitut/orang-orang yang melakukan kegiatan atau proses kegiatan.
3.      Menurut Ordway Tead yang disadur oleh Drs. HE. Rosyidi dalam buku “Organisasi dan Management “ mendefinisikan proses dan kegiatan pelaksanaan usaha memimpin dan menunjukkan arah penyelenggaraan tugas suatu organisasi di dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
4.      Menurut Marry Parker Follet, manajemen adalah sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui oranglain.
5.      Menurut James A.F. Stonner manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan.
6.      Menurut Drs. Oey Liang Lee manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
7.      Menurut  R. Terry Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
8.      Menurut Lawrence A. Appley, Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain.
9.      Menurut Horold Koontz dan Cyril O’donnel manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
B.     Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen
Dalam melacak sejarah manajemen, banyak sekali kesulitan yang terjadi, namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang, tanpa memedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu, yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Piramida di Mesir Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol pembangunannya.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi moderen saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal; pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan yang dikembangkan oleh Henry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.
Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu pemikiran awal, era manajemen sains, era manusia sosial, dan era moderen.
C.    Unsur Manajemen
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets.
Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam manajemen, factor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.
Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalamperusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
Machine atau mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan manajer. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan (memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
D.    Prinsip dan Fungsi Manajemen
Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari:
  1. Pembagian kerja (Division of work)
  2. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
  3. Disiplin (Discipline)
  4. Kesatuan perintah (Unity of command)
  5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
  6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
  7. Penggajian pegawai
  8. Pemusatan (Centralization)
  9. Hirarki (tingkatan)
  10. Ketertiban (Order)
  11. Keadilan dan kejujuran
  12. Stabilitas kondisi karyawan
  13. Prakarsa (Inisiative)
  14. Semangat kesatuan, semangat korps
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga, yaitu:
1.             Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2.             Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
3.             Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
E.     Tingkatan Manajemen
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak).
Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
Manajemen tingkat menengah (middle management) mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer, bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan permintaan pekerjaan.
F.     Model Kepemimpinan Manajer
Apabila kita membahas tentang manajemen tentu tidak terlepas pula dengan kepemimpinan. Jika diamati cara-cara manajer dalam memimpin memiliki beberapa model, Rusdarti dan Kusmuriyanto (2008:119-121) menyebutkan antara lain sebagai berikut.
1.        Model Pemimpin Otokratis
Model pemimpin otokratis adalah suatu model pemimpin dengan ciri, antara lain sebagai berikut:
a.       Menganggap organisasi sebagai milik pribadi;
b.      Mengidentifikasi tujuan pribadi sebagai tujuan organisasi;
c.       Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata;
d.      Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat;
e.       Terlalu bergantung pada kekuasaan formalnya;
f.       Menggunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan hukuman dalam menggerakkan anak buahnya.
2.      Model Pemimpin Militeristis
Model pemimpin militeristis memiliki cirri, antara lain sebagai berikut:
a.       Menggerakkan bawahannya dengan cara memerintah;
b.      Tergantung pada jabatan atau pangkat yang dimiliki;
c.       Lebih menghendaki kepada formalitas yang berlebihan;
d.      Menuntut disiplin tinggi dan tidak kaku;
e.       Tidak bersedia menerima kritikan dari bawahan;
f.       Lebih menyukai upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3.      Model Pemimpin Paternalistik
Seseorang bisa dikatakan pemimpin paternalistik, jika memiliki beberapa sifat, antara lain sebagai berikut:
a.    Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa;
b.    Selalu bersikap melindungi bawahannya;
c.    Hampir tidak memberikan bawahannya kesempatan untuk mengambil keputusan, berinisiatif, dan mengembangkan kreatifitasnya;
d.   Menganggap dirinya maha tahu dalam segala sesuatu.
4.      Model Pemimpin Kharismatik
Pemimpin yang kharismatik biasanya memiliki sifat, antara lain sebagai berikut:
a.    Selalu berusaha menyerasikan kepentingan organisasi dengan kepentingan pribadi bawahannya;
b.    Dalam menggerakkan bawahan selalu memberikan keleluasaan;
c.    Selalu bersedia menerima saran, pendapat, dan kritik yang membangun;
d.   Mengutamakan kerja sama dalam setiap usaha untuk mencapai tujuan;
e.    Memberikan kesempatan bagi bawahannya untuk mengadakan perbaikan bila bawannya telah melakukan kesalahan;
f.     Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan kreativitas bawahannya agar esejahteraan meningkat;
g.    Selalu berusaha mengembangkan diri agar lebih cakap dan bijaksana dalam memimpin bawahan.
5.      Model Pemimpin Demokratis
Pemimpin demokratis memiliki cirri, antara lain;
a.    Dalam menggerakkan bawahan selalu berpedoman bahwa manusia adalah makhluk yang mulia;
b.    Selalu menyerasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan bawahannya;
c.    Selalu terbuka dan senang menerima saran, pendapat, serta kritik dari para bawahannya;
d.   Selalu mengutamakan kerja sama dalam mencapai tujuan;
e.    Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada bawahan untuk mengembangkan diri;
f.     Selalu mengembangkan kapasitas dirinya sebagai pemimpin.






BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiodan bahasa Latin maneggiare yang berarti mengendalikan kuda. Kemudian bahasa Prancis mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi m΄enagementyang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur (Rusdarti dan Kusmuriyanto 2008:109; id.wikipedia.org/wiki/Manajemen).
Terbangunnya Piramida kuno Giza di Mesir dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahunmenjadi bukti sejarah akan perkembangan manajemen kala itu. Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu pemikiran awal, era manajemen sains, era manusia sosial, dan era moderen.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Toolsmerupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets.
Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Adapun fungsi manajeman, Henry Fayol pada awal abad ke-20 menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan.
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama.
Jika diamati cara-cara manajer dalam memimpin memiliki beberapa model, antara lain; model pemimpin otokratis, militaris, paternalistic, kharismatik, dan demokratis.



DAFTAR BIBLIOGRAFI
Kusmuriyanto dan Rusdarti (2008). EKONOMI-Fenomena DI SEKITAR KITA. Solo; PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Carapedia. Pengertian Definisi Manajemen Menurut Para Ahli. http://carapedia.com/pengertian_definisi_manajemen_menurut_para_ahli_info404.html. Retrieved on October 06, 2012.
Putra. (2008). Definisi Manajemen Menurut Para Ahli. http://putracenter.net/2008/11/21/definisi-manajemen-menurut-para-ahli. Retrieved on October 06, 2012.
Wikipedia. Manajemen. http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen. Retrieved on October 06, 2012.

















.