Pengertian Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik merupakan salah satu gejala psikologis yang umumnya menggiring individu pada suasana kurang menguntungkan terutama jika kita tidak mengatasinya. Peristiwa ini dipastikan dapat dialami semua orang baik orang tua maupun muda, anak usia pra sekolah, anak SD sampai mahasiswa, bahkan tua renta sekalipun karena konflik berawal dari proses pengambilan keputusan dalam hidup. Pengambilan keputusan dalam kehidupan itu pada dasarnya adalah suatu proses memilih atau menentukan pilihan di antara sekian banyak pilihan. Artinya pilihan itu tidak satu, melainkan lebih dari satu, sehingga dalam suasana tertentu dapat menyulitkan orang yang harus memilih dan diperlukan keputusan yang tepat.
Jenis-jenis Konflik
Sekurang-kurangnya dapat dikenali ada 3 jenis konflik, yaitu :
a. Konflik Mendekat-Mendekat ( Approach-approach Conflict )
Konflik jenis ini terjadi ketika seseorang menghadapi dua pilihan atau lebih sama kuat yang disukai atau bersifat positif bagi dirinya. Misalnya ketika seseorang mendaftar ke 2 SMP yang dia inginkan, dan ternyata dia di terima di kedua SMP, dia sangat bingung dan pada saat itulah terjadi konflik mendekat-mendekat.
b. Konflik Menjauh-Menjauh ( Avoidance-avoidance Conflict )
Konflik jenis ini terjadi ketika seseorang dihadapkan pada dua keadaan atau lebih yang semuanya tidak disukai atau memiliki konsekuensi negative bagi dirinya. Misalnya ketika seseorang yang kesiangan sekolah dia di suruh memilih apakah mau melaksanakan hukuman atau tidak masuk kelas. Keduanya adalah pilihan yang buruk bagi seseorang itu, dia harus berpikir mencari keputusan.
c. Konflik Mendekat-Menjauh ( Approch-Avoidance Conflict )
Konflik jenis ini sulit dipecahkan dikarenakan terjadi ketika seseorang di hadapkan pada suatu keadaan yang mengandung baik atau positif maupun negative sekaligus. Misalnya, seorang peserta didik yang baru lulus SMA dengan bakat dan cita-cita pada seni dituntun orang tuanya untuk melanjutkan ke jenjang kuliah disalah satu jurusan atau progam studi pendidikan yang menurut orang tuanya sangat menunjang bagi masa depannya. Bagi peserta didik ini tuntutan orang tuanya bisa menjadi sumber konflik mendekat-menjauh. Pasalnya, jika dia menuruti kemauaan orang tuanya dia akan mendapatkan msa depan yang cerah, ini merupakan konsekuensi positif. Tetapi juga memunculkan dilema negative karena peserta didik berbakat pada bidang seni dan mempunyai keinginan kuat melanjutkan di bidang tersebut. Artinya potensi dan harapannya terkubur.
Selain jenis-jenis konflik di atas ada juga beberapa jenis konflik , diantaranya :
a. Konflik Dilihat dari Fungsi
Berdasarkan fungsinya konflik dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1) Konflik Fungsional (Functional Conflict)
Konflik fungsional adalah konflik yang mendukung pencapaian tujuan kelompok, dan memperbaiki kinerja kelompok.
2) Konflik Disfungsional (Dysfunctional Conflict)
konflik disfungsional adalah konflik yang merintangi pencapaian tujuan kelompok.
b. Konflik Dilihat dari Pihak yang Terlibat di Dalamnya
Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, konflik dibagi menjadi enam macam, yaitu:
1) Konflik dalam Diri Individu (Conflict within The Individual).
Konflik ini terjadi jika seseorang harus memilih tujuan yang saling bertentangan, atau karena tuntutan tugas yang melebihi batas kemampuannya.
2) Konflik antar-Individu (Conflict among Individuals).
Konflik ini terjadi karena perbedaan kepribadian (personality differences) antara individu yang satu dengan individu yang lain.
3) Konflik antara Individu dan Kelompok (Conflict among Individuals and Groups).
Konflik ini terjadi jika individu gagal menyesuaikan diri dengan norma - norma kelompok tempat ia bekerja.
4) Konflik antar Kelompok dalam Organisasi yang Sama (Conflict among Groups in the Same Organization).
Konflik ini terjadi karena masing-masing kelompok memiliki tujuan yang berbeda dan masing-masing berupaya untuk mencapainya.
5) Konflik antar Organisasi (Conflict among Organizations).
Konflik ini terjadi jika tindakan yang dilakukan oleh organisasi menimbulkan dampak negatif bagi organisasi lainnya. Misalnya, dalam perebutan sumberdaya yang sama.
6) Konflik antar Individu dalam Organisasi yang Berbeda (Conflict among Individuals in Different Organizations).
Konflik ini terjadi sebagai akibat sikap atau perilaku dari anggota suatu organisasi yang berdampak negatif bagi anggota organisasi yang lain. Misalnya, seorang manajer public relations yang menyatakan keberatan atas pemberitaan yang dilansir seorang jurnalis.
Pustaka :
Cagen,Kevin. (2001). Social Conflicts : Problems and Solution. Makalah Seminar Nasional tentang Permasalahan Konflik Sosial di Grand Hotel Preanger, 2001. (tidak diterbitkan) : Bandung.
Carideny. (2012). Jenis-jenis Konflik.
[Online].
Tersedia : http://carideny.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-konflik-penyebab-konlik.html [24 September 2013]