Makalah Bahasa Rejang



BAB I
PENDAHULUAN


1.1. LATAR BELAKANG

Bahasa Rejang adalah suatu alat komunikasi masyarakat Rejang dalam menyampikan maksud dan tujuan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa rejang adalah bahasa yang dipergunakan masyarakat Rejang Lebong sebagai bahasa lisan untuk menyampaikan maksud dan tujuan di rumah maupun di luar rumah dan dalam pergaulan sehari hari. Peranan bahasa rejang menunjukkan keberadaanya ditengah-tengah masyarakat, di sekolah, upacara adat dan upacara keagamaaan. Bahasa rejang telah menjadi bahasa pengantar yang tidak akan dilupakan masyarakat rejang baik di kampong halaman maupun di perantauan.

1.2.   RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang kita dapat merumuskan masalah :

1.  Bagaimana sistem bahasa masyarakat Rejang ?
2.  Bagaimana sistem kesenian masyarakat Rejang ?
3.  Bagaimana sistem mata Sosial Budaya dan Agama/Kepercayaan   
      masyarakat Rejang ?

1.3.   TUJUAN

Dari rumusan masalah kita dapat mengetahui tujuan :

1. Untuk mengetahui bagaimana sistem bahasa masyarakat Rejang
2. Untuk mengetahui bagaimana sistem kesenian masyarakat Rejang
3. Untuk mengetahui bagaimana sistem Sosial Budaya dan Agama/
     Kepercayaan masyarakat Rejang.


 BAB II
PEMBAHASAN


2.1. BAHASA REJANG

Suku Rejang adalah salah satu suku tertua di Sumatera dan merupakan suku yang mendominasi di Provinsi Bengkulu. Nah suku Rejang ini kebagi lagi jadi 3 yaitu Rejang Kepahiang (saya masuk golongan ini), Rejang Curup, dan Rejang Lebong. Pembagian Suku ini berdasarkan karena dialek(logat) bahasa yang berbeda. Secara filosofis, perbedaan dialek bahasa Rejang terjadi karena faktor jarak, faktor sosial, dan faktor psikologis dari suku Rejang itu sendiri. 

Menurut teman-teman yang sudah pernah mendengar saya menggunakan bahasa Rejang, ada yang bilang kalau bahasanya mirip kayak bahasa cina, aah masa. Dan kebanyakan mereka juga baru mendengarkan bahasa Rejang, ya tentu saja apalagi daerah jakarta yang sering didengar adalah bahasa betawi,sunda,jawa kali yaaa ,heee. Dengan keadaan seperti ini, berbangga hati juga karena menjadi orang yang memperkenalkan bahasa Rejang kepada mereka,hee (lebay.com).  

a. Huruf Kaganga
Bahasa Rejang juga mempunyai tulisan mereka sendiri yaitu huruf  "Kaganga" pada waktu masih sekolah dasar, mata pelajaran ini masuk ke mata pelajaran muatan lokal tetapi setelah mulai masuk kelas 3 sampai saya duduk dibangku SMA tidak ad lagi pelajran ini, padahal seharusnya tetap ada supaya huruf kaganga itu tidak mati dan hilang dimakan zaman(lebay lagi,he)

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/a/a3/Aksara_Kaganga.jpg
gambar disamping adalah huruf kaganga. Keren kan, gak kalah keren tuch ma tulisan Jepang. Bahasa Rejang ini, denger-denger dari berita burung yang sampai ketelinga saya, bahwa bahasa Rejang katanya adalah bahasa yang tergolong sulit untuk dipelajari. Kalau menurut saya pribadi sih gak begitu susah. Mungkin susahnya karena pengucapannya yang susah, seperti contoh mukmea dalam bahasa Indonesianya artinya adalah makan. Kalau orang asli Rejang maka penyebutannya bukan seratus persen mukmea (sesuai dengan tulisan) pada pengucapan huruf E nya berbeda,lumayan susah menjelaskannya karena keterbatasan(seharusnya ad contoh pengucapan) makanya dibuat huruf kaganga ini karena kebanyakan penyebutan huruf berbeda dengan penyebutan huruf pada bahasa Indonesia pada umumnya.

b. Macam-macam dialek bahasa Rejang

Bahasa Rejang memiliki variasi ataupun perbedaan menurut dialek yang dimiliki berdasarkan tiga kelompok dialek Rejang. Di bawah ini adalah beberapa kosakata dalam bahasa Rejang yang memiliki perbedaan antar kelompok dialek Rejang.

Bahasa Indonesia
Dialek Lebong
Dialek Curup
Dialek Kepahiang
kamu
ko
ko
ko
aku, saya
uku
uku
uku
mau
lok
lak
lak
makan
muk mei
muk mie
muk mea
lauk untuk penyerta nasi
lapen
lapen
gulea
menikah
betunok
betunak
betunak
siapa
api
api
api
nama
gen
gen
gen
jangan
jibeak
ji’beak
jikba
menabrak
numua
menumua
menumur
darat
da'et
da'et
dahet
air
bioa
bioa
bioa
sedikit
didik
didik
didik
banyak
dau
deu
deu
cucu
kpau
peu
kpeu
pergi
alau
aleu
aleu
makanan rebung khas rejang
lemea
lema
lema
dodol kelapa
pujuak
pojoak
glamai
kampung
sadei
sadie
sadea
marah
mengiak
mengiak
mengeah
nanti
be
be
be
sekarang, kini
uyo
uyo
uyo
turun
tu'un
tu'un
tuhun
anak
anok
anak
anak
cicit
piut
piut
piut
moyang
puyang
puyang
puyang
ada
ade
ade
ade
depan
adep
adep
adep
sendiri
su'ang
su'ang
suhang
sarung
so'ong
so'ong
sohong
besok
memen
memen
memen
malam
kelmen
kelmen
kelmen
pagi
kabuk
kabuk
kabuk
tadi
nano
nano
nano
arti
tai
tei
tei
telur
tenoa
tenoa
tenoa
anjing
kuyuk
kuyuk
kuyuk
susah
saro
saro
saro
tahu
namen
namen
namen
tahun
taun
taun
taun
sabut kelapa
sobot
sobot
sobot
kelapa
nioa
nioa
nioa
kepala
ulau
uleu
uleu
badan
awok
awak
awak
kaki
kekea
kekea
kekea
tangan
tangen
tangen
tangen
jari
ji’ai
ji’ei
jihei
jempol
bei tangen
bie tangen
bea tangen
tunjuk/jari telujuk
tunyuk
tunyuk
tunyuk
jari tengah
ji’ai donok
ji’ei donok
jihei tengeah
jari manis
ji’ai manis
ji’ei manis
jihei manis
kelingking
anok inik/inik
anak inik/inik
kliking
induk jari kaki
bei kekea
bie kekea
bea kekea
pusat/pusar
posok
posok
posok
pelacur
gudua
gudua
gudua
mata
matai
matei
matei
hidung
yung
yung
yung
gigi
epen
epen
epen
telinga
ti'uk
ti'uk
tihuk
punggung
kedong
kedong
kedong
leher
ka’gen
ka’gen
kahgen
kuduk
tukuk
tukuk
tukuk
lutut
ulau ketot
uleu ketot
uleu ketot
kuku
selon
selon
slon
rambut
buk
buk
buk
siku tangan
sekoa
sekoa
sekoa
bahu
ba’au
ba’eu
baheu
bibir
bibia
bebea
bibih
datang
teko
teko
teko
naik
bekenek
bekenek
bekenek
pulang
belek
belek
belek

c. Perbedaan dialek bahasa Rejang

1.     Bahasa Rejang dialek Lebong membunyikan ai; Rejang Curup membunyikan ei; Rejang Kepahiang membunyikan hei. Contoh: Lebong mengucapkan ji’ai – Curup mengucapkan ji’ei – Kepahiang mengucapkan jihei.

2.     Bahasa Rejang dialek Lebong membunyikan eak; Rejang Curup membunyikan eak(sama dengan dialek Lebong); Rejang Kepahiang membunyikan eah. Contoh: Lebong mengucapkan seak – Curup mengucapkan seak – Kepahiang mengucapkan seah.

3.     Bahasa Rejang dialek Lebong membunyikan au; Rejang Curup membunyikan eu; Rejang Kepahiang membunyikan eu (sama dengan dialek Curup). Contoh: Lebong mengucapkan dau – Curup mengucapkan deu – Kepahiang mengucapkan deu.

4.     Bahasa Rejang dialek Lebong membunyikan ok; Rejang Curup membunyikan ak; Rejang Kepahiang membunyikan ak (sama dengan dialek Curup). Contoh: Lebong mengucapkan betunok – Curup mengucapkan betunak – Kepahiang mengucapkan betunak.

Perbedaan dialek juga terdapat dalam intonasi dalam berbicara. Bahasa Rejang Kepahiang terkesan keras dan kasar, bahasa Rejang Curup terkesan halus dan lembut, dan bahasa Rejang dialek Lebong terkesan lebih halus dan lebih lembut dari Rejang Curup. Dari warna dialek ketiga bahasa Rejang tersebut, secara nyata juga menggambarkan tradisi dan temperamen dari ketiga macam orang Rejang tersebut.

2.2. KESENIAN TARI-TARIAN REJANG

Tari Penyambutan adalah Tari Kreasi Baru yang diatur sedekat mungkin dengan Tari Kejai. Terinspirasi oleh tari Kejai karena Suku Rejang sendiri jaman dahulu tidak mempunyai Tari Penyambutan, di jaman dahulu penyambutan tamu dilakukan dengan upacara adat. Tari Kejai adalah tarian sakral dan agung, sehingga sangat pantas untuk di persembahkan untuk Penyambutan Tamu, seperti Pejabat Tinggi Negara, Menteri, Bupati yang berkunjung ke Tanah Rejang, atau pada even-even lain yang bersifat ceremonial, seperti pada acara penyambutan piala Adipura yang tiba di Kota Curup tanggal 7 juni 2013 lalu.

Di inspirasi oleh tarian sakral dari Tanah Rejang, musik dan alat musik Tari Penyambutan memakai alat musik khas tradisional Suku Rejang, yaitu gong dan kalintang, yang dari jaman dahulu kala di pakai pada musik pengiring tarian sakral dan agung Suku Rejang yaitu Tari Kejai. Pada umumnya dipakai irama lagu Lalan belek dan Tebo Kabeak.

Tari adalah salah satu seni dan merupakan produk kebudayaan yang ada di dalam masyarakat. Suku Rejang adalah salah satu suku terbesar yang ada di propinsi Bengkulu. Jika Anda sedang berkunjung atau berwisata ke Bengkulu, tak ada ruginya untuk menikmati hasil kebudayaan daerah ini yang tak kalah bagusnya dibandingkan dengan daerah lain, dan ikut memperkaya kebudayaan Nusantara.

Berikut ini adalah daftar tari-tarian yang dimiliki oleh suku Rejang :

1.     Tari Kejai
2.   Tari Senjang
3.   Tari Layang-Layang
4.   Tari Kain
5.   Tari Piring 40
6.   Tari Piring 12
7.   Tari Tari Pisau/Siwar
8.   Tari Sabung
9.   Tari Selasih
10. Tari Cerai Kasih
11. Tari Lingkung Tanjung
12. Tari Satu Dua
13. Tari Mak Inang
14. Tari Payung
15. Tari Jin Kambas
16. Tari Ujan Panas
17. Tari Silampari
18. Tari 4 Saudara
19. Tari Terkukung
20. Tari Srilala
21. Tari Rakrai
22. Tari Ribu-Ribu
23. Tari 3 Serangkai
24. Tari Nasib Serawak
25. Tari Indung-indung
26. Tari Turak (Penyambutan)
27. Tari Balai (Tari Adat)

Pengurutan tari-tarian di atas sesuai dengan sumbernya, yakni dokumen Notulen Lokakarya Pembakuan Tari Adat dan Busana Adat Resmi Kabupaten Rejang Lebong.

2.3. SOSIAL BUDAYA

Mata pencaharian utama suku Rejang adalah bercocok tanam. Usaha lainnya adalah: peternakan, pertukangan kayu, penebangan kayu, menangkap ikan di sungai, penyadapan karet, atau bekerja di perkebunan dan pengolahan kayu. Mereka juga melakukan penggalian batu bara, perak, emas, timah, seng, tembaga dan belerang yang masih dikerjakan secara tradisional.

Pola pemukiman orang Rejang tidak banyak berbeda dengan pola yang terdapat di pulau Simutera, terutama Sumatera Selatan, yaitu rumah panggung di atas tiang-tiang setinggi 1,5 - 2 meter di atas permukaan tanah. Rumah-rumah umumnya terbuat dari kayu dengan atap seng, dengan tiga atau empat kamar, termasuk dapur di bagian belakang. Kakus tidak terdapat di rumah-rumah ini. Di sini keluarga-keluarga tidak tinggal bersama-sama dalam rumah yang besar. Kalaupun sebuah rumah banyak kamarnya, tidak berarti anak-anak pemilik rumah itu boleh tinggal terus di rumah setelah mereka kawin.
Ayah menjadi kepala keluarga dan harus bertanggung jawab untuk istri dan anak-anaknya. Ia dibantu oleh istri dan anak-anaknya untuk menyediakan keperluan keluarga. Pada prinsipnya terdapat pantangan untuk mempunyai istri lebih dari satu.

Desa orang Rejang disebut juga Marga. Ini merupakan daerah administratif pemerintah yang dikepalai oleh seorang Ginde (pemimpin tradisional), yang kadang-kadang dibantu oleh seorang Penggao. Dalam adat orang Rejang pegawai pemerintah juga merupakan pemimpin tradisional. Di beberapa daerah mereka disebut sebagai raja penghulu. Selain itu ada juga pemimpin yang besar pengaruhnya dalam Marga atau Dusun, yaitu orang lanjut usia yang biasa disebut Tua Dusun atau orang yang dianggap sesepuh di desa tersebut. Orang Rejang menyebutnya Tuai-kutai, seorang persona grata di dalam masyarakat mereka, seorang penasehat warga desa, dan selalu ditunjuk sebagai pemimpin tertua dalam upacara-upacara tradisional.

2.4. AGAMA/KEPERCAYAAN

Sebagian besar orang Rejang beragama Islam. Namun demikian animisme merupakan bagian yang integral dari kepercayaan dan kebiasaan hidup orang Rejang. Misalnya, harimau yang disebut masumai, adalah makhluk yang paling ditakuti. Konon dapat berubah bentuknya dan menjelma menjadi manusia yaitu seorang dukun. Orang Rejang sering menggunakan kekuatan gaib untuk mencelakakan orang lain dari jarak jauh, mengucapkan ikrar di tempat keramat (termasuk kuburan), berziarah ke makam-makam, dan menganut banyak macam ilmu gaib.

 BAB III
P E N U T U P

 3.1.  KESIMPULAN

Setelah membaca ini, tentunya menambah pengetahuan kita dan menyadarkan bahwa ternyata di Indonesia memang benar-benar memiliki keragaman yang sangat banyak dan unik. Bahasa dan Kebudayaan rejang memiliki ragam budaya yang memiliki potensi besar bagi kekayaan bahasa serta kebudayaan Indonesia. 

3.2. SARAN

Keaekaragaman bahasa dan kebudayaan Indonesia senantiasa kita jaga dan kita lestarikan, mulai dari memperkenalkan kebudayaan-kebudayaan kepada tiap-tiap generasi diantaranya melalui pendidikan kebudayaan Indonesia.
Perlu diadakannya penelitian lanjut mengenai Bahasa dan kebudayaan Indonesia terutama Bahasa dan kebudayaan rejang, untuk mengetahui seluk beluk sejarah dan perkembangan kebudayaannya.

  DAFTAR PUSTAKA

  
1.     http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Rejang

2.     http://muachajah.blogspot.com/2010/11/bahasa-rejang.html

3.      http://bengkulu.anjungantmii.com       

4.     http://wwwsenitaridianarista-deanariesta.blogspot.com/2012/03/tari-
          rejang.html


















.