MANAJEMEN
PENGEMBANGAN PROFESIONALISME
SUMBER DAYA GURU MADRASAH
KATA PENGANTAR
Assalmu Alaikum Wr. Wb.
Bismillahirrohmanirrohim
Al hamdulillah kami haturkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan beberapa kenikmatan yang berupa Iman, Islam dan kesehatan , sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul Manajemen Pengembangan Profesionalisme Sumber Daya Guru Madrasah.
Salawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW.rasul yang terahir yang telah membawa kita dari alam jahiliyah menuju alam ilmiyah yang penuh barakah ini.
Selanjutnya kami mengcapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu yang terhormat bapak Atiqullah S.Ag. M. Pd. yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Tak lupa kami haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan makalah ini , begitu juga kami mohon maaf apabila dalam penulisan ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan sehingga saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.
Billahi taufiq walhidayah
Summassalamu alaikum Wr. Wb.
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Upaya peningkatan kualitas pendidikan dari tahun ke tahun selalu menjadi program pemerintah. Salah satunya dengan ditetapkannya UU. No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Kualitas pendidikan ditentukan oleh penyempurnaan integral dari seluruh komponen pendidikan seperti kualitas guru, penyebaran guru yang merata, kurikulum, sarana dan prasarana yang memadai, suasanan PBM yang kondusif, dan kualitas guru yang meningkat dan didukung oleh kebijakan pemerintah.
Profesionalisme guru secara konsinten menjadi salah satu faktor terpenting dari mutu pendidikan. Guru yang profesional mampu membelajarkan murid secara efektif sesuai dengan kendala sumber daya dan lingkungan. Namun, untuk menghasilkan guru yang profesional juga bukanlah tugas yang mudah. Perkembangan kualitas lembaga pendidikan Islam atau yang di sebut dengan madrasah yang bertugas mengembangkan ilmu pengetahuan berkaitan erat dengan perkembangan profesionalisme guru. Tantangan yang dihadapi dalam bidang manajemen, selama ini tampak bahwa sebagian besar lembaga pendidikan Islam atau madrasah belum dikelola secara memadai, untuk mengadakan upaya profesionalisme umumnya masih sangat rendah terutama yang berada di daerah pedesaan..
Kondisi lembaga pendidikan madrasah yang masih memprihatinkan terutama di bidang manajemennya, ini mulai berubah pada awal tahun 90-an dengan munculnya sekolah-sekolah berbasis Islam atau madrasah yang mengeksiskan dirinya untuk menjadi lembaga pendidikan yang siap menghadapi perkembangan zaman. Salah satu perkembangan yang mencolok dalam perkembangan lembaga pendidikan Islam di Indonesia adalah munculnya sekolah-sekolah elit muslim yang lebih dikenal sebagai “Sekolah Islam Unggulan”. Keunggulan sekolah itu diukur dari prestasi akademik maupun non akademik begitu juga dari segi guru.
Berdasarkan uraian di atas tentang pentingnya pengembangan mutu sumber daya manusia khususnya guru di Madrasah, maka diperlukan bentuk dan upaya-upaya dalam pengembangan profesionalitasnya. Apalagi kenyataan di lapangan tantangan yang dihadapi madrasah sangatlah kompleks, tampak bahwa sebagian besar madrasah belum dikelola secara memadai, untuk mengadakan perbaikan atau upaya pengaturan yang profesionalisme umumnya masih sangat rendah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin mengetahui bagaimana upaya dan proses manajemen pengembangan profesionalisme sumber daya guru madrasah.
C. Tujuan Masalah.
1). Ingin mengetahui manajemen pengembangan profesionalisme sumber daya guru Madrasah.
2). Ingin mengetahui upaya apa yang dilakukan untuk pengembangan profesionalisme guru
3). Faktor-faktor apa saja yang mendorong dan menghambat upaya pengembangan profesionalisme guru
BAB II
MANAJEMEN PENGEMBANGAN PROFESIONALISME
SUMBER DAYA GURU MADRASAH
A. Pengertian Manajemen
Manajemen ialah proses mengintegrasikan sumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi sistem total untuk menyelesaikan suatu tujuan. Yang di maksud sumber disini mencakup orang-orang, alat-alat, media bahan-bahan, uang, sarana dan prasarana semuanya diarahkan dan di koordinasi untuk mencapai tujuan.
Pemberdayaan dan akuntabilitas guru baik dalam pengembangan profesionalitas sebagai seorang pendidik tentunya tidak lepas dari beberapa syarat yang penting dalam proses manajemen serta dasar yang harus selalu dilakukan, untuk mencapai tujuan yang dinginkan. Hal ini di lakukan karena guru memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pengambilan keputusan dengan berpartisipasi dalam perencanaan, pengembangan, monitoring, dan peningkatan program pengajaran di dalam sekolah dengan kata lain guru adalah merupakan menejer atau pemimpin dalam mengelolah suatu lembaga pendidikan, sehingga keberhasilah dalam dunia pendidikan tergantung dari keprofesionalannya dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen atau kepemimpinannya.
Miftah toha menyatakan Kepemimpinan adalah suatu aktifitas untuk mempengaruhi aktivitas orang lain, agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan Suhardiman Yuwono menyatakan Kepemimpinan tidak lain pada hakekatnya adalah kemampuan seseorang untuk mengajak orang-orang bekerja sama melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka mewujutkan tujuan efektif dan efesien dalam usaha menyenangkan.
Dari beberpa pendapat tersebut maka dapat diabstraksikan bahwa kemampuan menejerial dalam melakasnakan tugas tidak akan lepas dari fungsi manajemen dalam rangka pengembangan profesionalitas dan sumberdaya guru madrasah. atau yang lainya. Hal ini dilakukan karena berhasil tidaknya dalam pengembangan prosesionalitas dan sumber daya guru itu tergantung dari mampu tidaknya sebagai seorang pemimpin untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dengan baik.
Fungsi-fungsi manajemen telah di kemukan oleh para sarjana yang dikutip oleh M. Manulang dalam karyanya yang berjudul Dasar-dasar manajanemen. Diantaranya:
a. Laous A. Allan : leading, Organising, Planning, Controling.
b. Prajudi Atmosudarjo: Planning, Organising, Motivating, Actuating, Controling.
c. Winardi SE. : Planning, Organising, Coordinating, Actuating, leading, Comonikating, controlling.
Pada hakekatnya bila dikombinasikan dari ketiga sarjana tersebut diatas, maka fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:
1. Planning. | 5. Motivating. |
2. Organising. | 6. Leading. |
3. Actuating | 7. Comonikating |
4. Coordinating | 8. Controling. |
Dari beberapa fungsi manajemen tersebut maka dalam dalam pengembangan prosesionalitas dan sumber daya guru madrasah penulis batasi pada sebagian fungsi manajamen sebagai berikut;
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Koordinasi.
d. Komonikasi.
e. Pengawasan.
Setelah beberapa pengertian dan pembatasan fungsi manajerial jelas ditetapkan, maka yang dimaksud dengan Manajemen Pengembangan Profesionalisme Sumber Daya Guru Madrasah, tidak lain adalah tindakan manajerial dalam sebuah madrasah atau lembaga pendidikan yang berbasis pendidikan Islam, yang meliputi; perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, komonikasi, dan pengawasan, sehingga dapat dan mampu untuk mengembangkan..profesioanalisme sumber daya guru madrasah untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sesuai dengan kebutuhan.
Untuk lebih jelasnya penulis uraikan dari masing-masig tindakan manajerial dalam rang pengembangan manajemen pengembangan profesionalisme sumber daya guru madrasah tersebut sebagai mana yang dimaksud;
a. Perencanaan
Umum dilakukan oleh setiap orang yang berakal normal dalam melakukan suatu kegiatan apapun saja, pasti diawali dengan perencanaan atau yang dikenal dalam pengertian yang lain adanya niat yang sempurna. Apabila kegiatan itu timbul dari inisiatip sendiri itu adalah merupakan langkah awal dari suatu kegiatan seseorang atau organisasi untuk mencapai tujuan yang di harapkan.
Perencanaan didalam menajemen pengembangan profesionalitas sumberdaya sangat diperlukan, baik didalam menyelesaikan tugas maupun sebagai alat yang dapat membantu untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Dan dengan adanya suatu perencanaan yang matang serta disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada, dapat di jadikan pedoman bagi pelaksanaan di dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Sebab apabila didalam melakukan suatu pekerjaan tanpa diawali perencanaan yang matang maka pekerjaan itu tidak dapat diselesaikan dengan optimal dan efesien.
Pandangan diatas diperkuat oleh pendapat Q.U. Efendy beliau menyatakan bahwa “plaining atau perencanaan adalah aktivitas menetapkan tujuan dan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan”. Dari pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan adalah merupakan rangkaian kegiatan secara teratur yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang untuk mencapai tujuan tertentu.
Suatu perencanaan dalam sebuah menajeman baik berupa organisasi kecil atau besar, harus diatur dengan baik, serta harus memenuhi unsur-unsur yang harus ada didalam suatu perencanaan diantaranya:
1). What : Apa yang akan dikerjakan. Ini menyangkut tujuan
2). Where :Dimana akan dikerjakan, ini menyangkut lokasi karenanya harus dipertimbangkan dengan tepat.
3). How : Bagaimana cara mengerjakan, ini berhubungan dengan tata cara melaksanakan kegiatan.
4). Who : Siapa yang mengerjakan, hal ini berhubungan dengan orang yang melaksakan.
5). When : Kapan dikerjakan, ini menyangkut masalah waktu pelaksanaan.
6). Why : Mengapa dikerjakan, ini menyangkut kegunaan manfaat dan kegiatan.
Apabila unsur-unsur tersebut telah dapat dipakai sebagai pedoman dalam perencanaan pelaksanaan tugas, maka pekerjaan akan dapat diselesaikan dengan sempurna.
b. Pengorganisasian.
Didalam manajemen suatu organisasi atau perkumpulan baik itu berupa pengembangan profesionalisme guru atau yang lainnya, tidak dapat dikerjakan oleh satu orang saja, tetapi harus dikerjakan secara bekerja sama diantara anggota-anggota kelompok sehingga dengan demikian maka diperlukan pembagian tugas atau yang disebut sebagai pengorganisasian untuk mencapai tujuan bersama.
Dengan demikian maka organisasi merupakan suatu wadah bagi manusia atau kelompok manusia untuk melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan bersama. Sedangkan dalam sebuah kelompok organisasi diperlukan atau harus adanya pemimpim dan yang dipimpin dalam melakukan kegiatannya. S.P. Siagian mengatakan: “Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan”,
Sedangkan menurut O.U Efendy “pengorganisasian adalah kegiatan membagi-bagikan tugas kepada komponin-komponin aktivitas di antara para anggota kelompok Dari beberapa pendapat tersebut dapat penulis tarik kesimpulan, bahwa pengorganisasian adalah penyusunan dan pembagian tugas kepada masing-masing anggota didalam suatu kelompok untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan sebelumnya.
c. Koordinasi.
Koordinasi adalah merupakan fungsi manajeman yang dijalankan oleh seorang pimpinan. Koordinasi yang dimaksud adalah sebagai usaha menyatukan kegiatan-kegiatan dari satuan-satuan kerja (unit) organisasi bergerak sebagai kesatuan yang bulat guna melaksanakn sekuruh tugas organisasi untuk mencapai tujuan
d. Komonikasi.
Komonikasi adalah merupakan suatu proses penyampaian impormasi dari seseorang kepada orang lain. Atau juga dapat dikatakan komonikasi adalah merupakan proses penyampaian berita dari suatu sumber berita kesuatu tenpat tujuan. Adapun yang perlu dilakukan dalam proses pengembangan profesionalisem adalah perlunya sarana penerangan-penerangan atau penyuluhan-penyuluhan, pelatihan-pelatihan tentang materi ajar yang diperlukan.
e. Pengawasan
Pengawasan merupakan salah satu fungsi yang terakhir dari manajemen yang harus dilakukan oleh atasan atau pimpinan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Pengawasan ini mempuyai fungsi untuk mengetahui apakah pelaksanaan kerja sesuai dengan rencana atau tidak, disamping itu juga untuk mencegah terjadinya penyimpangan.
B. Prensip Manajemen. Pengembangan Profesionalisme Sumber Daya Guru Madrasah.
Dalam membentuk suatu organisasi atau perkumpulan, baik berupa lembaga pendidikan yang baik, perlu kiranya untuk memperhatikan beberapa prinsip-prinsip manajemen yang harus dilakukan supaya dalam melaksanakan kemanajerialannya berjalan dengan baik. Sehingga tujuannyapun akan berjalan dengan baik. Menurut Sukarno dalam buku manajemennya mengatakan beberapa prinsip yang harus di pengang dalam manajemen adalah:
1). Menentukan tujuan yang jelas
2). Harus ada kesatuan komando yang mengarah pada satu kesatuan.
3). Harus ada pembagian kerja yang baik dengan struktur organisasi yang jelas.
4). Harus ada pelimpahan wewenang dan tanggung jawab.
5). Harus tersedia alat-alat yang digunakan setiap bagian organisasi yang tepat dan mencukupi menurut kebutuhan.
Sedangkan menurut Manulang menetapkan bahwa prinsip-prinsip organisasi itu terdiri dari:
1). Perumusan tujuan dengan jelas
2). Pembagian kerja.
3). Deligasi kekuasaan( Delegasi of authority)
4). Rentangan kekuasaan.
5). Tingkat-tingkat pengawasan.
6). Kesatuan perintah dan tanggung jawab.
Berdasarkan pada prinsip-prinsip organisasi tersebut maka dapat dikatakan bahwa di dalam pengembangan profesionalisme sumber daya guru Madrasah, maka seorang manajer dalam menjalankan suatu tujuan untuk mengembangkan sumber daya yang diinginkan diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1). Perumusan dan tujuan yang jelas,
2). Menetapkan suatu struktur organisasi
3). Mengadakan pembagian kerja.
4). Delegasi kekuasaan atau pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
5). Tingkat-tingkat pengawasan.
6). Menyususn alat yang digunakan
7). Adanya kesatuan komando atau perintah dan tanggung jawab
8). Koordinasi.
.
Dari beberapa prinsip yang harus dilakukan dalam suatu organisasi tersebut, maka bagaimana pengaplikasiannya didalam manajemen pengembangan profesionalisme sumber daya guru madrasah, untuklebih jelasnya penulis uraikan sebagai mana berikut ini:
1). Perumusan dan tujuan yang jelas.
Perumusan dan tujuan yang jelas hal ini dilakukan supaya didalam organisasi kemanajemanan pengembangan yang di lakukan tidak terjadinya kesalah fahaman, sehingga tertuju pada tujuan yang telah dinginkan bersama. Tujuan yang dimaksud penulis disini dalam arti hal-hal yang ingin dicapai atau di pelihara baik berupa materi atau bukan materi dengan melakukan suatu aktivitas untuk pengembagan profesionalisme guru yang dituju atau yang diinginkan.
Dengan adanya tujuan yang jelas bagi suatu lembaga atau kelompok organisasi pendidikan, maka akan didapat; pedoman kearah mana kelompok orang atau suatu organisasi itu akan di bawa, apakah seseorang menjadi landasan bagi kelompok oraganisasi yang bersangkutan, menentukan macam aktivitas yang akan dilakukan, dapat menentukan program, prosedur, koordinasi, integrasi, singkronisasi, dan mekanisasi.
2). Menetapkan suatu struktur organisasi.
Setelah perumusan atau penentuan tujuan selesai maka tindakan selanjutnya adalah menetapkan struktur organisasi dengan cara mengelompokkan kegiatan-kegiatan yang dikerjakan orang-orang tertentu sesuai dengan jumlah yanga ada supaya dapat mengarah pada tujuan yang telah ditentukan.
3). Mengadakan pembagian kerja.
Pembagian kerja dalam sebuah perkumpulan atau suatu organisasi adalah merupakan keharusan mutlak, tanpa itu kemungkinan akan terjadi tumpang tindih menjadi amat besar. Pembagian kerja pada akhirnya akan menghasilkan departemen-departemin dan job descripsion dari masing-masing departemin sampai unit terkecil adalam organisasi. Setelah pembagian kerja sudah ditetapkan maka ditetapkan pula tentang struktur organisasi, tugas dan fungsi-fungsi masing-masing unit dalam kelompok
4). Delegasi kekuasaan atau pelimpahan wewenang dan tanggung jawab.
Salah satu prinsip pokok dalam sebuah organisasi adalah delegasi kekuasaan. Delegasi kekuasaan atau pelimpahan wewenang merupakan keahliyan pemimpin yang paling penting dan parlementer, seba dengandelegasi kekuasaan, seorang pemimpin dapat melipat gandangan waktu, perhatian dan pengetahuan. yang terbatas. Bahkan dapat pula di katakana delegasi kekuasaan merupakan salah satu jalan utama bagi setiap pemimpin untuk untuk percaya akan diri sendiri
Delegasi kekuasaan mempuyai manfaat ganda yang terpenting diantaranya dalah: a). pemimpin dapat memusatkan perhatiannya pada pekerjaan pokok saja. b). Putusan dapat dibuat lebih cepat. c). Insiatif dan rasa tanggung jawab bawahan dapat di motivator, sehingga bawahan tidak selalu perintah atasan. d). Merupaka salah satu cara mendidik atau mengembangkan bawahan sehingga kelak dapat mampu atau professional menerima tugas dan tanggung jawab yang lebih besar.
5). Tingkat-tingkat pengawasan.
Hal ini dilakukan agar dapat dan mudah diketahui tentang perkembangan atau kemajuan dalam sebuah kelompok atau organisai yang bersangkutan.
6). Menyususn alat yang digunakan.
Hal ini merupaka sesuatu yang sangat dibutuhka dalam sebuah organisasi karena alat atau sarana yang dibutuhkan bila dipenuhi akan dapat dengan mudah untuk melakukan kegiatan yang diinginkan, sehingga semua pekerjaan akan dengan mudah mencapai keberhasilan.
7). Adanya kesatuan komando atau perintah dan tanggung jawab.
Menurut prinsip ini maka seorang bawahan hanya mempuyai seorang atasan dari siapa? ia menerima perintah dan kepada siapa ia memberi pertanggung jawaban akan pelaksanaan tugasnya. Dengan demikian maka karena adanya satu komando bawahan akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, karena adanay kepada siapa ia bertanggung jawab
8). Koordinasi.
Koordinasi dalam sebuah organisasi adalah merupakan jalan yang baik untuk menghindari konplik, menlenyapkan kepentingan unit sendiri dan memperkokoh kerja sama. Adapun cara utama dalam usaha memelihara koordinasi diantaranya adalah:
a. Mengadakan pertemuan resmi antara unsur-unsur atau unit-unit yangharus diorganisasikan.
b. Mengangkat seseorang suatu team atau panitia coordinator yang husus bertugas melakukankegiatan-kegiatan koordinasi seperti memberi penjelasan-penjelasan atau bimbingan-bimbingan kepada unit yang dikoordinasikan.
c. Membuat buku pedoman , dalam mana dijelaskan tugas dari masing-masing satu sama lain untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas masing-masing.
d. Pemimpin mengadakan pertemua-pertemuan informal dengan bawahannya dalam rangka pemberian bimbingan, konsultasi dan pengarahan
C. Upaya yang dilakukan untuk pengembangan profesionalisme Sumber Daya Guru Madrasah
Setelah perumusan tujuan untuk pengembangan profesioanalisme sumberdaya guru madrasah sudah jelas, Pembagian kerja.Deligasi kekuasaan( Delegasi of authority) juga jelas,serta Rentangan kekuasaan, Tingkat-tingkat pengawasan, Kesatuan perintah dan tanggung jawab.koordinasi juga semuanya sudah jelas. Maka upaya peningkatan kualitas pendidikan ditentukan oleh penyempurnaan integral dari seluruh komponen pendidikan seperti kualitas guru, penyebaran guru yang merata, kurikulum, sarana dan prasarana yang memadai, suasana proses belajar mengajar (PMB) yang kondusif, dan kualitas guru yang meningkat dan didukung oleh kebijakan pemerintah.
Untuk mewujudkan hal tersebut perlu di lakukan beberapa upaya terutama untuk membentuk atau pengembangan profesionalisme sumberdaya guru pengajar diantara nya perlu dilakukan beberapa hal sebagai berikut;
1). Mengidentifikasi dan memberi bimbingan kepada guru yang sudah terlibat disekolah sebelum aktif dalam peruses belajar mengajar
2). Mengadakan persiapan, dan melengkapi peralatan yang dibutuhkan untuk pengembangan profesionalisme guru yang telah di tentukan.
3). Mengoptimalkan dan mensinergikan pembelajaran yang akan diajarkan, memberi bimbingan tentang strategi belajr mengajar.
4). Mengadakan bimbingan yang efektif sesuai dengan pelajaran yang ia ajarkan
5). Mengadakan evaluasi yang dilakukan sebagai control untuk dapat melihat keberhasilan atau tidaknya dalam proses menajemen pengembangan yang ia lakukan.
Selain hal tersebut diatas upaya pengembangan profesionalisme guru madrasah perlu juga dilakukan sesuatu hal yang meliputi: (a) rekrutmen guru yang ketat, (b) pengangkatan guru sesuai kompetensi, (c) mengadakan dan mengikut sertakan guru dalam pendidikan dan pelatihan, (d) melakukan supervisi pendidikan, (e) menugas Belajarkan Kepala Madrasah ke jenjang yang lebih tinggi, (f) menanamkan komitmen Ruhul Jihad, (g) pemberikan penghargaan (reward), (h) melakukan Koordinasi yang bersifat rutin, dan (i) menjalankan program tunjangan prestasi.
D. Faktor-faktor yang mendorong dan menghambat upaya pengembangan profesionalisme guru mdrasah.
1. Faktor yang dapat mendorong upaya pengembangan profesionalisme guru di Madrasah meliputi: (a) adanya kecocokan atau kesesuaian visi, misi dan target lembaga sebagai madrasah unggulan, (b) guru dianggap sebagai ujung tombak dalam meningkatkan mutu sekolah, (c) dukungan dan otoritas penuh dari yayasan, khususnya dalam hal pendanaan. (e) Standar mutu pendidikan yang semakin tinggi, (f) visi, misi dan tujuan lembaga/madrasah, (g) guru sebagai ujung tombak suksesnya pelaksanaan pendidikan, (h) dukungan pendanaan dari yayasan.
2. Faktor yang dapat menghambat upaya pengembangan profesionalisme guru
Adapun faktor-faktor yang cukup menghambat upaya peningkatan profesionalisme guru di Madrasah ini, meliputi: (a) minimnya alokasi dana, (b) minimnya kesejahteraan guru. Faktor-faktor yang mendorong upaya pengembangan profesionalisme guru di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda, meliputi (c) visi, misi dan tujuan lembaga, (d) guru sebagai ujung tombak pendidikan di sekolah, (e) dukungan pendanaan dari yayasan. (f) minimnya alokasi dana, dan (g) kurangnya bentuk-bentuk upaya pengembangan yang dilakukan.(h) dana yang terbatas, (i) menurunnya semangat pengembangan diri pada sebagian guru.
BAB III
PENUTUP
Dari beberapa permasalah yang telah diuraikan di muka maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Manajemen Pengembangan Profesionalisme Sumber Daya Guru Madrasah. Akan dapat dengan mudah terlaksana jika dalam prosesnya selalu mengunakan dan berpedoman pada fungsi namanjejemen yang baik Diantaranya adalah adanya perumusan dan tujuan yang jelas, menetapkan suatu struktur organisasi, mengadakan pembagian kerja. delegasi kekuasaan atau pelimpahan wewenang dan tanggung jawab, tingkat-tingkat pengawasan, menyususn alat yang digunakan, adanya kesatuan komando atau perintah dan tanggung jawab, dan adanya koordinasi yang baik.
Selain dari pada itu pada itu manajemen pengembangan profesionalisme sumber daya guru madrasah. Akan dapat dengan mudah terlaksana apabila mengenal beberpa faktor yang dapat mendorong upaya pengembangan profesionalisme guru di Madrasah yang meliputi: (a) adanya kecocokan atau kesesuaian visi, misi dan target lembaga sebagai madrasah unggulan, (b) guru dianggap sebagai ujung tombak dalam meningkatkan mutu sekolah, (c) dukungan dan otoritas penuh dari yayasan, khususnya dalam hal pendanaan. (e) standar mutu pendidikan yang semakin tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sismanto, “Analisis Pengembangan Profesionalisme Guru pada Lembaga Pendidikan Islam di Kota Malang “,Posted on, 31 May 2007: http:/ /mkpd.wordpress. com/2007 /05/31/analisispengembangan-profesionalisme-guru-pada-lembaga-pendidikan- islam-di-kota-malang/ (Diakses 23-12-08).
2. Made pidarta, Manajemen pendidikan Indonesia,(Jakarta: PT Renika Cuipta, 2004)
3. Miftah Thoha, Prilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, ( Jakarta: CV Raja Wali, 1983)
4. Suhardiman Yuwono, Kepemimpinan dalam Organisasi Aparatur Pemerintah,( Yogyakarta: Penerbit Alumni Bandung, 1983)
5. M. Manulang,Dasar-dasar Manajemen,(Jakarta: Galio Indonesia, 1981)
6. O, U. Efendy, Humanan Relation dan Human Relation dalam Manajemen,(Yoguakarta: Alumni Bandung, 1983)
7. SP. Siagian,Filsafat Administrasi, (Jakarta: PT Gunung Agung, 1984)
8. Suharno Handoyo Diningrat, Administrasi pemerintahan Dalam pembangunan Nsional,( Jakarata: Gunung Agung, 1982)
9. Sukarno,Manajemen, (Jakarta: Barata, 1975),
10. M. Manulang, Dasar-dasarr Manajemaen,(Jakarta: Galio Indonesia, 1988)
Sismanto, “Analisis Pengembangan Profesionalisme Guru pada Lembaga Pendidikan Islam di Kota Malang “,Posted on, 31 May 2007: http:/ /mkpd.wordpress. com/2007 /05/31/analisispengembangan-profesionalisme-guru-pada-lembaga-pendidikan- islam-di-kota-malang/ (Diakses 23-12-08).
Ibid Sismanto, “Analisis Pengembangan Profesionalisme Guru.
Made pidarta, Manajemen pendidikan Indonesia,(Jakarta: PT Renika Cuipta, 2004), hlm 3
Miftah Thoha, Prilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, ( Jakarta: CV Raja Wali, 1983)hlm,232
Suhardiman Yuwono, Kepemimpinan dalam Organisasi Aparatur Pemerintah,( Yogyakarta: Penerbit Alumni Bandung, 1983), hlm. 1.
M. Manulang,Dasar-dasar Manajemen,(Jakarta: Galio Indonesia, 1981),hlm.64
O, U. Efendy, Humanan Relation dan Human Relation dalam Manajemen,(Yoguakarta: Alumni Bandung, 1983) hlm.6.
SP. Siagian,Filsafat Administrasi, (Jakarta: PT Gunung Agung, 1984),hlm.116.
Ibid. OU. Efendy, Human relation..hlm 7.
Suharno Handoyo Diningrat, Administrasi pemerintahan Dalam pembangunan Nsional,( Jakarata: Gunung Agung, 1982), Hlm 117.
Sukarno,Manajemen, (Jakarta: Barata, 1975),hlm 24.
M. Manulang, Dasar-dasarr Manajemaen,(Jakarta: Galio Indonesia, 1988), hlm 71