MAKALAH PTK 6


MELALUI METODE DISKUSI DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS

Oleh : Marzuki, S.Pd

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Dinamika perkembangan kehidupan masyarakat telah menjadi sangat pesat, di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat.
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Atas dasar tersebut, tujuan utama pembelajaran IPS diharapkan agar siswa mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, harapan selanjutnya adalah agar siswa memiliki kemampuan untuk berpikir logis dan kritis, memiliki rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. Pada akhirnya siswa dapat memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan yang ada di lingkungan masyarakat sekitarnya, sehingga siswa memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Mata pelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang diminati oleh siswa, indikator ini terlihat dengan rendahnya hasil belajar dan aktivitas belajar siswa. Hal ini merupakan masalah yang harus dipecahkan dan merupakan masalah yang mendorong dilakukannya penelitian tindakan kelas agar kinerja guru semakin baik dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sehingga hasil beajar siswa dapat meningkat.

Selain itu, pembelajaran yang berlangsung adalah pembelajaran satu arah. Ini terjadi karena kebayakan siswa kurang berminat terhadap pelajaran IPS, maka setiap pembelajaran yang berlangsung siswa hanya memperhatikan penjelasan guru tanpa adanya interaksi dan aktivitas belajar antara siswa dan guru mengenai materi pelajaran yang sedang diajarkan (siswa tidak aktif dalam proses belajar). Ini terjadi karena kurangnya sumber belajar yang dimiliki siswa, oleh karena itu siswa hanya mengandalkan sumber belajar dari guru.
Menanggapi masalah seperti ini, sudah menjadi tuntutan bagi seorang guru untuk dapat menangani permasalahan yang terjadi dalam hal pembelajaran. Agar pelajaran IPS dapat dijadikan salah satu mata pelajaran yang disenangi siswa maka alangkah baiknya apabila sebelum guru melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru menyiapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan metode dan strategi belajar yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan agar materi yang disampaikan lebih mudah dimengerti dan dipahami siswa. Dalam hal ini, saya mengangkat permasalahan mengenai penggunaan metode dan strategi pembelajaran dalam mengajarkan materi Kelangkaan Sumber Daya Ekonomi demi meningkatkan hasil belajar siswa.
Sebelumnya saya mengajarkan materi ini dengan menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas, tetapi dengan menggunakan metode seperti itu siswa kurang memahami dan mengetahui isi dari materi tersebut karena kebanyakan dari mereka merasa jenuh dengan metode ceramah karena kurang memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran sehingga siswa terkadang malas untuk mengikuti pelajaran.
Berangkat dari permasalahan ini, maka diperlukan suatu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar dan kualitas pembelajaran IPS agar dapat tercapai sesuai KKM yang diharapkan. Salah satu upaya yang dapat diterapkan dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran IPS tersebut adalah dengan menggunakan metode dan strategi yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan. Dan metode yang dirasa paling sesuai untuk meningkatkan hasi belajar siswa pada materi Kelangkaan Sumber Daya Ekomoni adalah metode discusi. Dengan digunakannya metode diskusi diharapkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa pun meningkat, dengan begitu maka tujuan pembelajaran yang diharapkan pun dapat tercapai.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka  dapat dirumuskan masalahnya adalah
1.       Apakah pengertian dari metode diskusi dan hasil belajar siswa?
2.       Bagaimanakah kegiatan belajar mengajar menggunakan metode diskusi?

C.     Tujuan  Penulisan
Sejalan dengan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penlisan ini adalah untuk mengetahui
1.       Pengertian dari metode diskusi dan hasil belajar siswa.
2.       Kegiatan belajar mengajar menggunakan metode diskusi.

D.     Manfaat Penulisan
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi siswa, guru, maupun penulis seperti yang dipaparkan berikut ini.
1.       Bagi guru
a.       Membantu guru memperbaiki pembelajaran
b.       Membantu guru berkembang secara professional
c.       Meningkatkan rasa percaya diri guru
d.       Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
2.       Bagi pembelajaran/siswa
Bagi pembelajaran/siswa, penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan proses/aktifitas belajar siswa dan juga dapat mendorong siswa berfikir kritis terhadap pembelajaran yang dilaksanakan.
3.       Bagi Sekolah
Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat membantu sekolah berkembang karena adanya peningkatan/kemajuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian dari Metode Diskusi dan Hasil Belajar Siswa
1.       Metode Diskusi
a.       Pengertian dan Tujuan
Bila kita menemukan suatu masalah yang tidak dapat dipecahkan sendiri, maka kita akan meminta bantuan saudara atau orang lain untuk bersama-sama memikirkannya dan memberikan sumbang sarannya bagi pemecahan masalah itu. Penggunaan metode diskusi bukan saja sebagai salah satu cara menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik yang bersifat problematis, tetapi juga melatih anak dalam kehidupan sehari-hari untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi dan membentuk kompetensi-kompetensi sosial yang dibuuhkan.
Metode diskusi diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan pengajaran yang melibataktifkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Guru, peserta dan atau kelompok peserta didik memiliki perhatian yang sama terhadap topik yang dibicarakan dalam diskusi.
Menurut Winataputera (1997;4.14) mengatakan bahwa “Metode mengajar diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama”.
Metode Diskusi bertujuan untuk :
a.       Melatih peserta didik mengembangkan keterampilan bertanya, berkmunikasi, menafsirkan dan menyimpulkan bahasan.
b.       Melatih dan membentuk kestabilan sesial-emosional.
c.       Mengembangkan kemampuan berfikir sendiri dalam memecahkan masalah sehingga tumbuh konsep diri yang lebih positif.
d.       Mengembangkan keberhasilan peserta didik dalam menemukan pendapat.
e.       Mengembangkan sikap terhadap isu-isu kontroversial.
f.        Melatih peserta didk berani berpendapat tentang suatu masalah.
b.      Karakteristik dan Pengalaman Belajar
Menurut Winataputera (1997;4.15) dalam metode diskusi memiliki karakteristik dan pengalaman belajar (learning experience) sebagai berikut :
Karakteristik metode diskusi adalah :
a.       Bahan pelajaran dengan topik permasalahan / persoalan.
b.       Adanya pembentukan kelompok.
c.       Ada yang mengatur pembicaraan
d.       Aktifitas siswa berpendapat.
e.       Mengarah pada suatu kesimpulan/pendapat bersama.
f.        Guru lebih berperan sebagai pembimbing / motivator.
g.       Siswa sebagai objek dan subjek dalam pembelajaran.
h.       Melatih sistematika logika berfikir.
i.         Melatih bahasa lisan.
Adapun pengalaman belajar dengan menggunakan metode belajar diskusi ini adalah :
a.       Pemahaman terhadap persoalan
b.       Belajar bersama (cooperative learning)
c.       Pemahaman pendapat orang lain.
d.       Pembentukan rasa solidaritas.
e.       Pemahaman terhadap pengambilan keputusan.
f.        Menerapkan cara penyelesaian persoalan.
g.       Menerapkan cara menyampaikan pendapat.
c.       Alasan Penggunaan Metode Diskusi
Metode diskusi digunakan karena beberapa alasan berikut :
       1.      Topik bahasan bersifat problematis.
       2.      Merangsang peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam perdebatan ilmiah.
       3.      Melatih peserta didik untuk berfikir kritis dan terbuka.
       4.      Mengembangkan suasana demokratis dan melatih peserta didik bejiwa besar.
       5.      Peserta didik memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang masalah yang dijadikan topik diskusi.
       6.      Peserta didik memiliki pengetahuan dan pendapat-pendapat tentang masalah yang akan didiskusikan.
       7.      Masalah-masalah yang didiskusikan akan hubungannya dengan persoalan-persoalan yang lain pula.
d.       Kekuatan dan Keterbatasan Metode Diskusi
Dalam bukunya, Sumantri (1999:144) mengungkapkan kekuatan/kelebihan dan keterbatasan/kekurangan metode diskusi, yaitu :
            1.       Kekuatan Metode Diskusi
Kekuatan metode diskusi adalah :
a.       Dapat mendorong partisipasi peserta didik secara aktif baik sebagai partisipan, penanya, penyanggah, maupun sebagai ketua atau moderator diskusi.
b.      Menimbulkan kreatifitas dalam ide, pendapat, gagasan, prakarsa ataupun terobosan-terobosan baru dalam pemecahan masalah.
c.       Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis dan partisipasi demokratis.
d.      Melatih kestabilan emosi dengan menghargai dan menerima pendapat sendiri sehingga tercipta kondisi memberi dan menerima (take and give).
e.       Keputusan yang dihasilkan kelompok akan lebih baik dari pada berfikir sendiri.
            2.       Keterbatasan metode diskusi
Keterbatasan darimetode diskusi adalah :
a.       Sulit menentukan topik masalah yang sesuai dengan tingkat berfikir peserta didik dan yang memiliki relevansi dengan lingkungannya.
b.      Memerlukan waktu yang tidak terbatas.
c.       Pembicaraan atau pembahasan sering meluas dan mengambang.
d.      Didominasi oleh orang-orang tertentu yang biasanya aktif.
e.       Memerlukan alat yang fleksibel untuk membentuk tempat yang sesuai.
f.       Kadang tidak membuat penyelesaian yang tuntas walaupun kesimpulan telah disepakati namun dalam implementasi sangat sulit dilaksanakan.
g.      Perbedaan pendapat dapat mengundang reaksi diluar kelas bahkan dapat menimbulkan bentrokan fisik.

e.       Pola Pengelompokan Kelompok Diskusi
Pola pengelompokan dalam membentuk kelopok diskusi (kelompok belajar) dapat dilakukan dengan cara-cara berikut :
1)       Pembentukan kelompok diserahkan pada anak didik
Bila pembentukan kelompok diserahkan pada anak didik, mereka akan mendasarkan pemilihan anggota kelompoknya atas dasar rasa simpatik satu sama lain, minat yang sama atau didorong dengan kemauan yang sama untuk memperoleh hasil yang baik dengan bekerja sama. Dengan demikian terbentuklah kelompok teman dekat, kelopok minat dan kelompok prestasi.
2)       Pembentukan kelompok diatur oleh guru sendiri
Bila guru sendiri yang mengaturnya, pada umumnya dasar pembentukan yang dipakai antara lain tempat duduk yang berdekatan, urutan presensi anak didik, taraf prestasi anak didik dan jenis kelamin. Pembentukan kelompok yang heerogen atau yang homogen tergantung pada kesesuaian tujuan pembelajaran serta sifat isi materi pelajaran.
3)       Pembentukan kelompok diatur oleh guru atas usul anak didik
Walaupun diuuslkan oleh anak didik, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu guru dapat melakukan perbahan. Tanpa sepengetahuan anak didik, guru dapat melakaukan perubahan dari pilihan anak demi kepentingan terjaminnya kerjasama atau demi kepentingan anak didik tertentu, atau demi kepentingan lain sebagai dasar pertimbangan.
2.       Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu bukti perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar dengan tujuan yang telah ditentukan. Hasil belajar ini dapat berupa kemampuan intelektual, sikap, maupun keterampilan psikomotor (skills). Benyamin Bloom (Munaf, 2001:67) mengklasifikasikan hasil belajar ke dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.
a.       Ranah Kognitif
Ranah kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual. Bloom (Mari, 2005) membagi ranah kognitif ini kedalam enam jenjang kemampuan hirarkis yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6).
                  1)      Pengetahuan (C1), meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, prosedur atau istilah tanpa harus memahami atau menggunakannya.
                  2)      Pemahaman (C2), merupakan salah satu jenjang kemampuan dalam proses berfikir dimana siswa dituntut untuk memahami yang berarti mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari beberapa segi.
                  3)      Penerapan (C3), merupakan kemampuan menggunakan prinsip, teori, hukum, aturan, maupun metode yang dipelajari dari situasi baru atau pada situasi kongkrit.
                  4)      Analisis (C4), merupakan kemampaun menganalisa atau merinci suatu situasi, atau pengetahuan menurut komponen yang lebih kecil atau lebih terurai dan memahami hubungan diantara bagian yang satu dengan yang lain.
                  5)      Sintesis (C5), merupakan kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu, atau menggabungkan bagian-bagian (unsur-unsur) sehingga terjelma pola yang berkaitan secara logis, atau mengambil kesimpulan dari peristiwaperistiwa yang ada hubungannya satu dengan lainnya.
                  6)      Evaluasi (C6), merupakan kemampuan tertinggi, bila seseorang dapat melakukan penilaian terhadap situasi-situasi, nilai-nilai atau ide-ide. Pada penelitian ini, hasil belajar ranah kognitif yang akan diangkat hanya sampai dengan kemampuan untuk menganalisis (C4). Hal ini dikarenakan ranah kognitif dalam kemampuan untuk mensintesis (C5) dan evaluasi (C6) masih sangat jarang ditemukan pada jenjang SMA kelas X.

b.      Ranah Afektif
Ranah afektif, berkenaan dengan sikap siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Krathwhol (Munaf, 2001) membagi ranah afektif menjadi lima aspek, yaitu:
                  1)            Penerimaan (menerima), meliputi penerimaan secara pasif terhadap suatu masalah, situasi, gejala, nilai, dan keyakinan.
                  2)            Jawaban (menanggapi), merupakan kegiatan afektif yang meliputi keinginan dan kesenangan menanggapi atau merealisasikan sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat.
                  3)            Nilai (menilai), adalah yang berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tertentu.
                  4)            Organisasi (mengelola), meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi satu sistem nilai.
                  5)            Karakteristik (menghayati), merupakan keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
c.       Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor, terlihat dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Harrow (Munaf, 2001) mengembangkan ranah psikomotor menjadi enam jenjang, yaitu:
                  1)            Gerakan refleks, gerakan yang tidak disadari.
                  2)            Keterampilan gerakan-gerakan dasar, yaitu gerakan yang menuntut kepada keterampilan yang sifatnya kompleks.
                  3)            Kemampuan perseptual, meliputi membedakan visual, auditif, motoris.
                  4)            Kemampuan dalam bidang fisik, seperti kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan.
                  5)            Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai kompleks
                  6)            Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi, seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

B.     Kegiatan Belajar Mengajar Menggunakan Metode Diskusi
1.       Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Kegiatan belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dan peserta didik dalam suatu situasi pendidikan atau pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Seorang guru dituntut kemampuannya untuk menggunakan berbagai metode mengajar secara bervariasi. Metode merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan.
Penelitian ini menggunakan salah satu metode yang dirasa sesuai untuk menangani permasalahan yang terjadi pada keberhasilan belajar. Maka pada bab ini, penulis tuangkan beberapa hal yang mendukung digunakannya metode diskusi dalam penelitian tindakan kelas ini.
Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar. Semua komponen pengajaran akan berproses di dalamnya. Komponen inti adalah guru dan anak didik melakukan kegiatan dengan tugas dan tanggung jawab dalam kebersamaan berlandaskan interaksi normatif untuk bersama-sama mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Bahri dalam bukunya yang berjudul guru dan anak didik mengatakan bahwa
Dalam pengelolaan pengajaran dan pegelolaan kelas yang perlu diperhatikan oleh guru adalah perbedaan anak didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis. Tinjauan pada ketiga aspek ini akan membantu dalam menentukan pengelompokan anak didik di kelas. Interaksi edukatif yang akan terjadi juga dipengaruhi oleh cara guru memahami perbedaan individual anak didik ini.(Bahri. S,2005:61)

Interaksi yang biasanya terjadi di dalam kelas adalah interaksi guru dan anak didik dan interaksi anak didik dan anak didik ketika pelajaran berlangsung. Disini tentu saja aktivitas optimal belajar anak didik sangat menentukan kualitas interaksi yang terjadi di dalam kelas. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar apapun bentuknya sangat ditentukan dari baik tidaknya program pengajaran yang telah direncanakan dan akan mepengaruhi tujuan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Salah satu caranya adalah mengefektifkan penggunaan metode belajar. Sebagai seorang guru tentunya tidak boleh lengah terhadap penggunaan metode belajar karena ada beberapa hal yang patut diperhatikan dalam penggunaan metode. Perhatian diarahkan pada pemahaman bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penggunaan metode yaitu tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya, anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya, situasi dengan berbagai keadaannya, fasilitas dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya, serta pribadi guru dengan kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.
Dari berbagai metode mengajar yang ada, maka metode mengajar yang dirasa tepat untuk materi keragaman kenampakan alam dan buatan adalah metode diskusi. Karena dengan menggunakan metode diskusi pembelajaran menuntut keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, apabila menggunakan metode diskusi maka dominasi guru di dalam kelas berkurang sehingga tersedia kesempatan bagi siswa untuk berbartisipasi secara aktif.
Melalui diskusi kelompok diharapkan siswa dapat berpikir secara lebih kritis serta mampu mengungkapkan pikiran dan perasaannya dengan baik. Selain itupun, dengan menggunakan metode diskusi maka beberapa tujuan pendidikan akan tercapai lebih efektif. Karena dalam metode diskusi ada beberapa keterampilan yang dapat dikembangkan yaitu, keterampilan berbicara, mengungkapkan pendapat, keterampilan berbahasa, sopan santun dalam mengajukan perbedaan pendapat serta keterampilan berinteraksi sosial.

2.       Penggunaan Metode Diskusi di Dalam Kelas
Diskusi sangat bermanfaat untuk memberikan pengalaman pendidikan bagi anak didik yang terlibat di dalamnya. Potensi yang berpengaruh terhadap partisipasi seperti saling memberi informasi, dapat mengeksplorasi gagasan, meningkatkan pemahaman baru terhadap hal-hal yang bermanfaat, dapat membantu menilai dan memecahkan masalah, mendorong pengembangan berfikir dan berkomunikasi secara efektif, meningkatkan keterlibatan anak didik dalam perencanaan, pengambilan keputusan, memperbaiki kerjasama kelompok, terdapat keserasian dan moralis, semuantya mempersiapkan anak didik untuk berpartisipasi secara efektif dalam kelompok untuk keterampilan hari depan mereka dalam masyarakat dan dalam kegiatan-kegiatan sosial. Yang perlu diperhatikan guru dalam diskusi agar dapat efektif dan efisien adalah, guru harus sering menjalankan fungsinya sebagai pembimbing.
Sebagaimana dikemukaakan oleh Bahri. S (2005:159) yang harus diperhatikan guru dalam menggunakan metode diskusi adalah :
b.       Diskusi harus dilakukan dalam suasana terbuka
Diskusi yang baik harus dilaksanakan dalam suasana bebas terpimpin, suasana intim yang ditandai dengan kehangatan antarpribadi, kesediaan menerima pendapat orang lain, menghargai pendapat orang, antusias terhadap topik diskusi, memiliki kesempatan untuk berpartisipasi, dan menikmati diskusi.
c.       Perlunya perencanaan
2)       Pemilihan topik atau masalah yang akan didiskusikan.Unuk ini tiga hal yang perlu dipertimbangkan adalah minat anak didik, kemampuan anak didik dan bermakna.
3)       Dapat memastikan bahwa guru dan anak didik telah memiliki latar belakang informasi untuk mendiskusikan topik secara baik.
4)       Harus diperiapkan secara baik, pertanyaan kunci dan bahan yang tepat untuk mengatur sikuen diskusi.
5)       Dalam mempersiapkan diskusi, ditetapkan dulu besar kelompok.
6)       Pengaturan tempat duduk.

BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
1.       Pengertian metode diskusi di sini diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan pengajaran yang melibataktifkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Guru, peserta dan atau kelompok peserta didik memiliki perhatian yang sama terhadap topik yang dibicarakan dalam diskusi. Sedangka hasil belajar merupakan suatu bukti perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar dengan tujuan yang telah ditentukan. Hasil belajar ini dapat berupa kemampuan intelektual, sikap, maupun keterampilan psikomotor (skills) dengan klasifikasi hasil belajar tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.
2.       Diskusi sangat bermanfaat untuk memberikan pengalaman pendidikan bagi anak didik yang terlibat di dalamnya. Potensi yang berpengaruh terhadap partisipasi seperti saling memberi informasi, dapat mengeksplorasi gagasan, meningkatkan pemahaman baru terhadap hal-hal yang bermanfaat, dapat membantu menilai dan memecahkan masalah, mendorong pengembangan berfikir dan berkomunikasi secara efektif, meningkatkan keterlibatan anak didik dalam perencanaan, pengambilan keputusan, memperbaiki kerjasama kelompok, terdapat keserasian dan moralis, semuantya mempersiapkan anak didik untuk berpartisipasi secara efektif dalam kelompok. Yang perlu diperhatikan guru dalam diskusi agar dapat efektif dan efisien adalah, guru harus sering menjalankan fungsinya sebagai pembimbing.

B.     Saran
1.       Dalam menerapkan metode diskusi hendaknya di lakukan bukan hanya untuk meningkatkan hasil belajar siswa saja, tetapi juga untuk meningkatkan aktivitas siswa selama pembelajaran.
2.       Melalui penerapan metode diskusi ini hendaknya dimaknai sebagai metode yang efektif dalam pembelajaran. Dalam hal ini guru dapat memanfaatkan berbagai media pembelajaran untuk membangkitkan pengetahuan siswa.


DAFTAR PUSTAKA

Fida Rachmadiarti. (2001). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa University.
Junaedi, Wawan. (2011). Hasil belajar. [Online]. Tersedia: http://www.wawanjunaedi.blogspot.com. [3 Mei 2012]
Martiningsih. (2007). Macam-macam metode pembelajaran . [Online]. Tersedia: http://www.martiningsih.blogspot.com [3 Mei 2012]
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Sudjana, N. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda.
Roesiyah dkk. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Rudi Susilana. (2007). Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV. Wacana Prima.
Winarsih, dkk. (2008). IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VII bse. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas.



Silahkan Copy Paste Makalah ini,, mohon cantumkan sumbernya.













.