Jenis Kambing
(Sumber: Soedjai, Ahmad. 1975. Beternak Kambing. Bandung-Jakarta: N.V. Masa Baru.)
Bangsa Kambing
1) Kambing Jawa atau Kambing Kacang. Kambing kacang di dapat hampir di seluruh Indonesia. Bentuk badannya kecil, tinggi sekitar 53 cm, beratnya 10-20 kg. warna bulunya kebanyakan sawo matang, sampai kepada coklat tua,hitam belang adakalanya putih. Bulunya pendek. Jika pemeliharaannya baik bulu itu mengkilap. Telinga kecl dan tegak, hidung rata. Dari mna asalnya kambing ini, tidaklah diketahui orang.
2) Kambing Kosta. Di daerah Jakarta dan sekelilingnya banyak di ternakkan sebangsa kambing yang dinamakan Kambing Kosta. Menilik ke riwayatnya, asal mula kambing ini di datangkan dari Iran. Bentuk badannya tegak, hidung rata, tapi adakalanya juga melengkung, tanduk pendek, telinga agak panjang. Warna bulunya kebanyakan putih.
3) Kambing Australa. D beberapa tempat sepanjang utara dari lautan Jawa, antara kota Cirebon dan Semarang. Orang menternak sebangsa Kambing yang agak besar tubuhnya. Kambing itu dinamakan kambing Australia. Sesungguhnya Kambing itu bukanlah berasal dari Australia melainkan keturunan dari kambing yang pada zaman dahulu telah diangkut oleh orang Arab ke daerah itu. Mungkin sekali Kambing itu adalah keturunan dari pada kambing yang berasal dari Mesir. Di antaranya kambing itu banyak kedapatan yang tidak bertanduk. Di antara kambing itu banyak kedapatan yang tidak bertanduk. Telinganya besar, bulunya panjang berwarna macam warna Kambing Mesir dan hampir sama dengan kambing Etawa.
4) Kambing Benggala. Yang dinamakan kambing Benggala adalah kambing yang ada di daerah sepanjang pantai utara lautan Jawa antara Cirebon dan Semarang. Kambing benggala ini adalah keturunan pada percampuran darah antara kambing kacang dan berbagai bangsa kambing yang asli dari India. Bentuk badannya antara kambing kacang dan India. Pada dewasa ini kambing Benggala itu banyak di ternakkan orang di daerah pantai untuk dipotong.
5) Kambing Etawa. Kambing ini pada awalnya di datangkan ke Indonesia dari India yaitu dari lereng sebelah selatan gunung Himalaya. Dalam 40 tahun yang akhir ini banyaklah bangsa Kambing itu yang didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah untuk memperbaiki keturunan kambing kacang di sini dengan jalan mencampurkan darahnya dengan kambing Etawa. Di antara kambing yang didatangkan itu yang terbanyak diambil ialah dari distrik Etawa. Oleh karena itu iapun di sini dinamakan kambing Etawa atau kambing Junipara. Bentuk badan lebih besar daripada kambing kacang. Yang jantan rata 91 cm tingginya. Hidungnya melengkung, telinganya besar dan panjang. Kadang sampai 40 cm panjangnya terkulai di kanan kiri kepalanya. Bulunya pendek kecuali di bagian pahanya sebelah belakang yang pada galibnya panjang rambutnya. Kaki panjangm tanduknya pendek. Di tanah India orang banyak menternakkannya untuk hewan perah. Warna bulu kambing itu bermacam, kebanyakan belang atau berbintik hitam atau merah. Tapi ada pula yang hitam atau putih seluruhnya atau kemerahan. Susunya pada galibnya besar demikian pula punting susunya yang dua puah agak besar pula. Di pantai Jakarta, demikian pula di Solo dan Sumbawa kedapatan kambing Etawa yang asli.
6) Kambing sanen (Sanen-geit). Di negeri Belanda dipelihara orang sebangsa kambing yang menghasilkan banyak air susu. Memang kambing itu dipelihara hampir khusus untuk air susunya. Dagingnya tidak begitu dipentingkan. Rakyat di Belanda tidak begitu gemar daging kambing.
IN ENGLISH (with google translate Indonesian-english):
Type Goats
(Source: Soedjai, Ahmad., 1975. Raising Goats. Bandung-Jakarta: The new NV.)
Goat Nation
1) Goat Goat or Java Beans. Goat beans in the can almost all of Indonesia. Small body shape, about 53 cm tall, weighing 10-20 kg. mostly dark brown fur color, to a dark brown, black and sometimes white stripes. Short bristles. If maintenance either shiny fur. Kecl and erect ears, flat nose. Mna origin of this goat, is not known.
2) Goat Costa. In Jakarta and surrounding areas many compatriots ternakkan goat named Goat Costa. Given the history, the origin of these goats have to come from Iran. Straight body shape, flat nose, but sometimes also curved, short horns, ears rather long. Mostly white fur color.
3) Goat Australa. D a few places along the north of the sea of Java, between the city of Cirebon and Semarang. People menternak Goat compatriots rather large body. Goat goat called Australia. Indeed goat that is not coming from Australia but the descendants of the ancient goat was transported by Arabs to the area. Maybe once Goats are descendants of the goats came from Egypt. Among many caught that goats do not have horns. Among the many caught that goats do not have horns. Big ears, long black coat colors and almost the same Egyptian goat with goat Etawa.
4) Goat Bengal. Called Bengal goats are goats in the area along the northern coast of Java seas between Cirebon and Semarang. Bengal goats are descended in blood of the goat bean mixture and goat nations native of India. Body shape between goat nuts and India. In today's Bengal goat ternakkan many people in coastal areas to cut.
5) Etawa. Goats at first have to come to Indonesia from India, from the Himalayas south slope. In the final 40 years of the nation Goats multiply it brought to Indonesia by the government to improve the offspring goat nuts here with the blood mixing with goat Etawa. Among the imported goat that is most taken from Etawa district. Therefore, here he also called goat or goat Etawa Junipara. Larger physique than a goat nuts. Males average 91 cm in height. His nose was curved, large ears and long. Sometimes up to 40 cm in length on either side of his head drooping. Short bristles except at the back of the thigh length hair in normal conditions. Foot panjangm short horns. In India the land of many animals bred for dairy. Goat hair various colors, mostly striped or mottled black or red. But some are black or entirely white or reddish. The milk in normal conditions as well as the two puah punting milk rather large anyway. On the coast of Jakarta, as well as in Solo and goat caught Sumbawa Etawa the original.
6) Goat Sanen (Sanen-Geit). In the Netherlands maintained their countrymen goats that produce a lot of milk. Indeed goats kept almost exclusively for milk. The flesh is not so overlooked. People in the Netherlands are not so fond of mutton.